a. Improvisasi tunggal
Improvisasi tunggal yakni improvisasi yang dilakukan sendirian dan tanpa peralatan serta tanpa naskah lakon yang dipersiapkan. Dalam improvisasi ini, yang dilakukan calon pemain film yakni mempersiapkan diri secara keseluruhan, baik mental maupun pribadinya. Improvisasi yang dilakukan bisa berdasar kata-kata atau gerak. Improvisasi dengan kata-kata dilakukan dengan menyusun dan melontarkan kata-kata yang ada didalam pikirannya.Sedang improvisasi gerak dilakukan dengan bergerak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang terlintas dalam pikirannya. Andaikan ada isyarat sebagai rangsangan, maka isyarat itu harus diberikan seminim mungkin.
Proses improvisasi tunggal menuntut seorang calon pemeran dapatmengeksplor dan memaksimal daya imajinasinya, baik melalui kata-kata maupun melalui gerak. Misalnya calon pemain film itu membayangkan dirinya ditengah keramaian pasar dan tidak ada seorangpun yang dikenal, maka yang dilakukan yakni seperti beliau berada ditengah keramaian pasar dan melaksanakan tindakan dan berkata-kata layaknya orang ditengah keramaian pasar dengan kondisi tak satupun yang dikenal. Laku dan kata-kata yang muncul itulah yang akan menjadi materi penilaian untuk menjadi masukan dan rangsangan selanjutnya. Fungsi dari improvisasi yakni melatih daya imajinasi dan imajinasi itu diwujudkan dalam kata-kata maupun laku.
b. Improvisasi dengan benda
Improvisasi dengan benda yakni improvisasi yang dilakukan dengan rangsangan benda atau perabot yang ada disekitar kawasan latihan. Benda atau perabot bisa apa saja dan benda atau perabot bisa menjadi apa saja. Dalam improvisasi, yang perlu dilakukan oleh calon pemain film yakni mempersiapkan diri, mental serta konsentrasi penuh. Calon pemain film tidak diperbolehkan menciptakan antisipasi (tindakan dan pikiran yang mendahului). Dia harus tulus dan jujur dengan apa yang akan dihadapi. Kebiasaan menciptakan antisipasi akan menciptakan akting menjadi jelek. Improvisasi ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok. Improvisasi dengan benda bisa dibantu dengan isyarat sebagai rangsangan. Instruksi yang diberikan tidak bersifat perintah apa yang harus dilakukan, tetapi lebih sebagai petunjuk ihwal benda atau perabot yang dipakai sebagai materi improvisasi. Improvisasi dengan benda harus menghadirkan benda atau perabot yang hendak dipakai materi improvisasi. Misalnya kursi, maka ditempat latihan harus ada bangku dan bangku itu bisa bangku apa saja. Kursi bisa diperlakukan sebagai apa saja dan bagaimana cara memperlakukan bangku terserah hasil imajinasi calon pemeran. Kursi bisa diperlakukan sebagaimana layak bangku dalam kehidupan keseharian atau bangku sebagai simbol dan mempunyai makna dibalik bangku tersebut. Improvisasi dengan benda berfungsi sebagai latihan untuk menanggapi sesuatu. Makara dikala menanggapi sesuatu niscaya ada proses berfikir dan pertimbangan pikiran yang akan diambil. Hal ini berkhasiat dikala bermain dalam lakon dan menanggapi pemain film lain. Permainan akan menjadi masuk akal dan tidak terkesan mekanis alasannya yakni sudah hafal obrolan dan laris tugas yang lain. Improvisasi dengan benda bisa dikembangkan dengan mengunakan foto atau gambar. Foto atau gambar mengandung dongeng atau ada kisah dibalik foto atau gambar tersebut. Cerita atau kisah inilah yang dipakai sebagai materi improvisasi. Dengan menganalisis atau mencermati foto atau gambar, maka akan ditemukan sebuah kisah. Kisah bisa kisah positif sesuai dengan foto atau gambar, tetapi bisa kisah hasil imajinasi yang terangsang oleh foto atau gambar yang menjadi materi improvisasi.
c. Improvisasi dengan suasana
Improvisasi dengan suasana yakni improvisasi yang dilakukan dengan sumber rangsangan dari suasana yang diberikan oleh pembimbing. Improvisasi ini bisa dilakukan sendirian, tapi bisa dilakukan dengan cara kelompok. Tugas pembimbing yakni mengatakan isyarat suasana menyerupai apa yang menjadi sumber improvisasi. Tugas calon pemain film yakni merespon apa yang menjadi sumber rangsang improvisasi tersebut. Fungsi improvisasi ini yakni melatih kebiasaan atau membiasakan calon pemain film dalam bermain masuk akal dalam suasana apapun. Suasana yang menjadi sumber rangsang yakni suasana kehidupan keseharian. Misalnya suasana ramai, suasana sepi, suasana mencekam, dan suasana menakutkan.
Pada tahap awal, suasana yang diberikan sebagai sumber rangsang yakni suasana umum. Instruksi tidak mengakibatkan suasana yang detail, terperinci, dan tidak dijelaskan pembagian tugas atau status para pemerannya. Tugas calon pemain film yang menciptakan rincian suasana maupun status tugas yang bermain dalam improvisasi. Calon pemain film tidak diperbolehkan menciptakan rancangan suasana maupun status peran, tetapi semua dilakukan secara impulsif dan saling menanggapi antar pemeran. Hal ini dilakukan untuk melatih kerjasama dan daya respon antar pemain film terhadap suasana yang dibangun. Kerja sama dan daya respon bisa terwujud apabila dalam melaksanakan kegiatan terbangun rasa saling menghargai dan menghormati. Dalam realitas pementasan, rasa kerjasama dan saling menghormati sangat diharapkan semoga terbangun suasana yang masuk akal dan tidak dibuat-buat.
Ketika latihan pada tahap awal sudah berjalan dengan baik dan wajar, maka pada tahap selanjutnya isyarat yang diberikan sudah mulai diberikan secara detail serta ada pembagian status peran. Misalnya isyarat yang diberikan yakni “suasana ramai”, maka suasana ramai tersebut sudah mulai dibentuk pembagian terstruktur mengenai (ramai dipasar, ramai di mall, ramai di kawasan pesta, ramai di dalam kelas dan lain-lain). Klasifikasi masih bisa dibentuk detail lagi, contohnya suasana ramai di kawasan pesta pernikahan, pesta kelulusan sekolah, pesta perayaan hari besar keagamaan, pesta ulang tahun dan lain-lain. Detail suasana akan menghipnotis imajinasi status tugas yang bermain dalam latihan improvisasi.
d. Improvisasi dengan bunyi
Improvisasi dengan suara yakni bentuk improvisasi yang memakai suara sebagai sumber rangsang. Bunyi yang dipakai sebagai sumber rangsang yakni suara apapun, menyerupai suara musik, suara benda, suara yang beraturan, atau suara yang tidak beraturan. Tugas calon pemain film yakni merespon suara tersebut dengan seluruh jiwa dan raga. Improvisasi ini dilakukan dengan pendamping, baik pembimbing atauteman latihan. Fungsi pendamping yakni untuk mengatakan rangsangan suara yang dipakai sebagai materi improvisasi. Apabila suara disediakan sendiri, maka yang terjadi bukan sebuah rangsangan yang harus direspon, tetapi sudah melaksanakan rancangan yang harus dilakukan. Proses rancangan terjadi di dalam pikirannya, alasannya yakni sudah tahu suara apa yang tersedia sebagai materi rangsangan improvisasi.
Tujuan improvisasi dengan suara yakni melatih jawaban calon pemain film terhadap sumber suara dan merangsang timbulnya irama batin calon pemeran. Fungsi dari latihan improvisasi dengan suara yakni untuk mempersiapkan calon pemain film semoga akting yang dilakukan di atas panggung, tidak hanya terang dan tepat, tetapi mengandung daya imajinasi yang bisa menciptakan penonton terpesona. Irama batin calon pemain film sangat berarti bagi pelaksanaan kerja aktingnya, alasannya yakni dikala berakting semua mengandung irama. Ketika pemain film berdialog di atas panggung, maka obrolan mengandung irama, dikala bergerak maka gerak juga mengandung irama. Irama inilah yang menciptakan penonton merasa terpesona.
Bunyi juga bisa merangsang ingatan emosi seseorang, dikala mendengarkan suara tertentu maka orang akan mempunyai kecenderungan untuk mengingat bencana yang pernah dialami dengan suara tersebut. Misalnya dikala mendengar suara ledakan, orang cenderung untuk membayangkan dalam suasana perang yang penuh dengan suara tembakan dan bom, suasana lebaran yang penuh dengan suara petasan, suasana tahun gres yang penuh dengan kembang api atau bahkan membayangkan suasana rumahnya yang hancur alasannya yakni tabung gas yang dipakai meledak. Respon seseorang terhadap suara berbeda-beda sesuai dengan ingatan emosi dan ingatan emosi penting bagi proses akting di atas panggung.
e. Improvisasi dengan dongeng
Improvisasi dengan dongeng yakni improvisasi yang dalam pelaksanaannya memakai dongeng sebagai materi rangsang improvisasi. Cerita yang dipakai dalam improvisasi ini bukan dongeng yang utuh dan detail, tetapi lebih berupa kerangka dongeng yang disebut plot. Latihan improvisasi ini mengadopsi proses pementasan teater tradisional, dimana tidak ada naskah lakon yang dimainkan, tetapi hanya dongeng yang akan dimainkan. Latihan improvisasi ini bertujuan melatih daya cipta dan menghayati proses kerjasama yang terjadi selama proses latihan improvisasi. Improvisasi ini dilakukan sendiri maupun berkelompok. Improvisasi dengan dongeng yang dilakukan sendiri akan melahirkan pementasan tunggal atau disebut monolog, one man show, atau one man play. Improvisasi yang dilakukan berkelompok menghasil pementasan menyerupai pementasan teater tradisional yang mengutamakan improvisasi dialog.
Latihan improvisasi dengan dongeng juga akan membentuk kesadaran diri terhadap pengertian daya cipta dan menghargai proses penciptaan karya. Dengan menghargai prosesnya, maka akan bisa menjaga mutu dari karya tersebut. Langkah persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan improvisasi dengan dongeng adalah:
Improvisasi berpasangan yakni improvisasi yang dilakukan oleh dua orang. Improvisasi ini lakukan dengan cara setiap orang melaksanakan improvisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dibayangkan, kemudian disatukan dalam satu acara improvisasi. Calon pemain film yang terlibat dalam improvisasi dihentikan menciptakan janji lebih dulu, tetapi semua harus dilakukan dengan cara yang masuk akal semoga improvisasi dari dua calon pemain film menyatu menjadi satu dongeng utuh. Tampaknya memang sulit menyatukan dua calon pemain film yang mempunyai “karangan” sendiri-sendiri bertemu dalam satu lakon dan berpasangan. Bagaimana dua karangan bisa bertemu begitu saja tanpa dirancang terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi asalkan karangan tersebut bukan merupakan karangan yang sudah seratus persen siap dalam arti karangan yang baku. Masing-masing “karangan” harus sekedar berada pada tahap permulaan. Ketika kedua permulaan karangan bertemu barulah keduanya berkembang bersama menjadi satu karangan.
Proses improvisasi bisa tidak menghasilkan dongeng yang menyatu secara utuh, bahkan bisa berkembang sendiri-sendiri bila tidak ada kerjasama yang besar lengan berkuasa diantara dua calon pemeran. Improvisasi tidak menghendaki untuk saling mengalahkan karangan yang telah dibuat. Kalau terjadi proses saling mengalahkan atau ada salah satu yang mengalah, maka improvisasi dianggap tidak berhasil. Makara yang sangat dibutuhkan dalam improvisasi yakni saling kerjasama dan saling mendukung antar pemain film dan karangannya semoga menjadi satu kesatuan dongeng yang utuh.
g. Improvisasi berkelompok
Improvisasi kelompok yakni improvisasi yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri dan disatukan dalam improvisasi. Improvisasi bisa dilakukan dengan dua cara; yaitu menciptakan dongeng sendiri dan memainkan dongeng sendiri atau menciptakan dongeng bersama dan memainkan secara bersama. Cerita yang dibentuk belum detail sebagai sebuah dongeng yang siap dimainkan. Improvisasi berkelompok yakni pengembangan dari improvisasi berpasangan dan improvisasi dengan cerita. Makara yang dipelajari dalam imprivisasi berkelompok ini yakni improvisasi perpasangan yang dikembangkan danimprovisasi dialog.
Improvisasi obrolan banyak dilakukan oleh pemain film teater tradisional. Para pemain film teater tradisional sangat terlatih dalam improvisasi dialog. Kunci improvisasi obrolan yakni agresi reaksi dan pengolahan kata kunci dari kalimat yang diucapkan oleh pemeran. Pemeran yang tidak mau mendengar dan memahami kalimat dari obrolan pasangan, maka tidak akan bisa menciptakan kalimat dalam dialognya dan ini yakni aturan agresi reaksi. Latihan improvisasi berkelompok merupakan media untuk melatih calon pemeran agarcepat menyusun kalimat yang akan menjadi dialog.
Improvisasi tunggal yakni improvisasi yang dilakukan sendirian dan tanpa peralatan serta tanpa naskah lakon yang dipersiapkan. Dalam improvisasi ini, yang dilakukan calon pemain film yakni mempersiapkan diri secara keseluruhan, baik mental maupun pribadinya. Improvisasi yang dilakukan bisa berdasar kata-kata atau gerak. Improvisasi dengan kata-kata dilakukan dengan menyusun dan melontarkan kata-kata yang ada didalam pikirannya.Sedang improvisasi gerak dilakukan dengan bergerak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang terlintas dalam pikirannya. Andaikan ada isyarat sebagai rangsangan, maka isyarat itu harus diberikan seminim mungkin.
Proses improvisasi tunggal menuntut seorang calon pemeran dapatmengeksplor dan memaksimal daya imajinasinya, baik melalui kata-kata maupun melalui gerak. Misalnya calon pemain film itu membayangkan dirinya ditengah keramaian pasar dan tidak ada seorangpun yang dikenal, maka yang dilakukan yakni seperti beliau berada ditengah keramaian pasar dan melaksanakan tindakan dan berkata-kata layaknya orang ditengah keramaian pasar dengan kondisi tak satupun yang dikenal. Laku dan kata-kata yang muncul itulah yang akan menjadi materi penilaian untuk menjadi masukan dan rangsangan selanjutnya. Fungsi dari improvisasi yakni melatih daya imajinasi dan imajinasi itu diwujudkan dalam kata-kata maupun laku.
b. Improvisasi dengan benda
Improvisasi dengan benda yakni improvisasi yang dilakukan dengan rangsangan benda atau perabot yang ada disekitar kawasan latihan. Benda atau perabot bisa apa saja dan benda atau perabot bisa menjadi apa saja. Dalam improvisasi, yang perlu dilakukan oleh calon pemain film yakni mempersiapkan diri, mental serta konsentrasi penuh. Calon pemain film tidak diperbolehkan menciptakan antisipasi (tindakan dan pikiran yang mendahului). Dia harus tulus dan jujur dengan apa yang akan dihadapi. Kebiasaan menciptakan antisipasi akan menciptakan akting menjadi jelek. Improvisasi ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok. Improvisasi dengan benda bisa dibantu dengan isyarat sebagai rangsangan. Instruksi yang diberikan tidak bersifat perintah apa yang harus dilakukan, tetapi lebih sebagai petunjuk ihwal benda atau perabot yang dipakai sebagai materi improvisasi. Improvisasi dengan benda harus menghadirkan benda atau perabot yang hendak dipakai materi improvisasi. Misalnya kursi, maka ditempat latihan harus ada bangku dan bangku itu bisa bangku apa saja. Kursi bisa diperlakukan sebagai apa saja dan bagaimana cara memperlakukan bangku terserah hasil imajinasi calon pemeran. Kursi bisa diperlakukan sebagaimana layak bangku dalam kehidupan keseharian atau bangku sebagai simbol dan mempunyai makna dibalik bangku tersebut. Improvisasi dengan benda berfungsi sebagai latihan untuk menanggapi sesuatu. Makara dikala menanggapi sesuatu niscaya ada proses berfikir dan pertimbangan pikiran yang akan diambil. Hal ini berkhasiat dikala bermain dalam lakon dan menanggapi pemain film lain. Permainan akan menjadi masuk akal dan tidak terkesan mekanis alasannya yakni sudah hafal obrolan dan laris tugas yang lain. Improvisasi dengan benda bisa dikembangkan dengan mengunakan foto atau gambar. Foto atau gambar mengandung dongeng atau ada kisah dibalik foto atau gambar tersebut. Cerita atau kisah inilah yang dipakai sebagai materi improvisasi. Dengan menganalisis atau mencermati foto atau gambar, maka akan ditemukan sebuah kisah. Kisah bisa kisah positif sesuai dengan foto atau gambar, tetapi bisa kisah hasil imajinasi yang terangsang oleh foto atau gambar yang menjadi materi improvisasi.
c. Improvisasi dengan suasana
Improvisasi dengan suasana yakni improvisasi yang dilakukan dengan sumber rangsangan dari suasana yang diberikan oleh pembimbing. Improvisasi ini bisa dilakukan sendirian, tapi bisa dilakukan dengan cara kelompok. Tugas pembimbing yakni mengatakan isyarat suasana menyerupai apa yang menjadi sumber improvisasi. Tugas calon pemain film yakni merespon apa yang menjadi sumber rangsang improvisasi tersebut. Fungsi improvisasi ini yakni melatih kebiasaan atau membiasakan calon pemain film dalam bermain masuk akal dalam suasana apapun. Suasana yang menjadi sumber rangsang yakni suasana kehidupan keseharian. Misalnya suasana ramai, suasana sepi, suasana mencekam, dan suasana menakutkan.
Pada tahap awal, suasana yang diberikan sebagai sumber rangsang yakni suasana umum. Instruksi tidak mengakibatkan suasana yang detail, terperinci, dan tidak dijelaskan pembagian tugas atau status para pemerannya. Tugas calon pemain film yang menciptakan rincian suasana maupun status tugas yang bermain dalam improvisasi. Calon pemain film tidak diperbolehkan menciptakan rancangan suasana maupun status peran, tetapi semua dilakukan secara impulsif dan saling menanggapi antar pemeran. Hal ini dilakukan untuk melatih kerjasama dan daya respon antar pemain film terhadap suasana yang dibangun. Kerja sama dan daya respon bisa terwujud apabila dalam melaksanakan kegiatan terbangun rasa saling menghargai dan menghormati. Dalam realitas pementasan, rasa kerjasama dan saling menghormati sangat diharapkan semoga terbangun suasana yang masuk akal dan tidak dibuat-buat.
Ketika latihan pada tahap awal sudah berjalan dengan baik dan wajar, maka pada tahap selanjutnya isyarat yang diberikan sudah mulai diberikan secara detail serta ada pembagian status peran. Misalnya isyarat yang diberikan yakni “suasana ramai”, maka suasana ramai tersebut sudah mulai dibentuk pembagian terstruktur mengenai (ramai dipasar, ramai di mall, ramai di kawasan pesta, ramai di dalam kelas dan lain-lain). Klasifikasi masih bisa dibentuk detail lagi, contohnya suasana ramai di kawasan pesta pernikahan, pesta kelulusan sekolah, pesta perayaan hari besar keagamaan, pesta ulang tahun dan lain-lain. Detail suasana akan menghipnotis imajinasi status tugas yang bermain dalam latihan improvisasi.
d. Improvisasi dengan bunyi
Improvisasi dengan suara yakni bentuk improvisasi yang memakai suara sebagai sumber rangsang. Bunyi yang dipakai sebagai sumber rangsang yakni suara apapun, menyerupai suara musik, suara benda, suara yang beraturan, atau suara yang tidak beraturan. Tugas calon pemain film yakni merespon suara tersebut dengan seluruh jiwa dan raga. Improvisasi ini dilakukan dengan pendamping, baik pembimbing atauteman latihan. Fungsi pendamping yakni untuk mengatakan rangsangan suara yang dipakai sebagai materi improvisasi. Apabila suara disediakan sendiri, maka yang terjadi bukan sebuah rangsangan yang harus direspon, tetapi sudah melaksanakan rancangan yang harus dilakukan. Proses rancangan terjadi di dalam pikirannya, alasannya yakni sudah tahu suara apa yang tersedia sebagai materi rangsangan improvisasi.
Tujuan improvisasi dengan suara yakni melatih jawaban calon pemain film terhadap sumber suara dan merangsang timbulnya irama batin calon pemeran. Fungsi dari latihan improvisasi dengan suara yakni untuk mempersiapkan calon pemain film semoga akting yang dilakukan di atas panggung, tidak hanya terang dan tepat, tetapi mengandung daya imajinasi yang bisa menciptakan penonton terpesona. Irama batin calon pemain film sangat berarti bagi pelaksanaan kerja aktingnya, alasannya yakni dikala berakting semua mengandung irama. Ketika pemain film berdialog di atas panggung, maka obrolan mengandung irama, dikala bergerak maka gerak juga mengandung irama. Irama inilah yang menciptakan penonton merasa terpesona.
Bunyi juga bisa merangsang ingatan emosi seseorang, dikala mendengarkan suara tertentu maka orang akan mempunyai kecenderungan untuk mengingat bencana yang pernah dialami dengan suara tersebut. Misalnya dikala mendengar suara ledakan, orang cenderung untuk membayangkan dalam suasana perang yang penuh dengan suara tembakan dan bom, suasana lebaran yang penuh dengan suara petasan, suasana tahun gres yang penuh dengan kembang api atau bahkan membayangkan suasana rumahnya yang hancur alasannya yakni tabung gas yang dipakai meledak. Respon seseorang terhadap suara berbeda-beda sesuai dengan ingatan emosi dan ingatan emosi penting bagi proses akting di atas panggung.
e. Improvisasi dengan dongeng
Improvisasi dengan dongeng yakni improvisasi yang dalam pelaksanaannya memakai dongeng sebagai materi rangsang improvisasi. Cerita yang dipakai dalam improvisasi ini bukan dongeng yang utuh dan detail, tetapi lebih berupa kerangka dongeng yang disebut plot. Latihan improvisasi ini mengadopsi proses pementasan teater tradisional, dimana tidak ada naskah lakon yang dimainkan, tetapi hanya dongeng yang akan dimainkan. Latihan improvisasi ini bertujuan melatih daya cipta dan menghayati proses kerjasama yang terjadi selama proses latihan improvisasi. Improvisasi ini dilakukan sendiri maupun berkelompok. Improvisasi dengan dongeng yang dilakukan sendiri akan melahirkan pementasan tunggal atau disebut monolog, one man show, atau one man play. Improvisasi yang dilakukan berkelompok menghasil pementasan menyerupai pementasan teater tradisional yang mengutamakan improvisasi dialog.
Latihan improvisasi dengan dongeng juga akan membentuk kesadaran diri terhadap pengertian daya cipta dan menghargai proses penciptaan karya. Dengan menghargai prosesnya, maka akan bisa menjaga mutu dari karya tersebut. Langkah persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan improvisasi dengan dongeng adalah:
- Membuat kelompok, Membuat kelompok bertujuan untuk mencari anggota kelompok dalam proses improvisasi. Anggota kelompok yang akan berhubungan dalam memerankan tugas yang ada dalam cerita. Anggota kelompok bisa berapa saja asal lebih dari dua orang. Pada proses awal, anggota kelompok bisa tiga atau empat orang pemeran, dan semakin usang semakin banyak anggota kelompok yang ikut memainkan cerita. Semakin sedikit anggota kelompok, semakin gampang untuk bekerja sama dan semakin banyak anggota kelompok, maka semakin sulit untuk bisa bekerja sama.
- Menentukan cerita, Langkah selanjutnya yakni menentukan dongeng yang akan dipakai sebagai materi improvisasi. Cerita yang dimaksud yakni dongeng yang sudah ada berkembang di masyarakat, tetapi bisa juga ciptaan sendiri. Bahan dongeng bisabersumber dari dongeng, legenda, fabel, hikayat, roman, cerpen, atau dongeng karangan sendiri yang berasal dari pengalaman. Sumber dongeng harus dipahami dan dimengerti oleh semua anggota yang akan melaksanakan improvisasi. Setelah cerita dipilih, kemudian diambil kerangka danlaku dari perannya.
- Menentukan tugas dan pemeran, Proses pemilihan dongeng akan membawa imbas pada proses identifikasi tugas yang ada dalam dongeng tersebut. Setelah melaksanakan identifikasi tugas yang ada kemudian mulai mencari tahu ciri tugas yang akan dimainkan tersebut semoga bisa memainkan dengan baik. Langkah selanjutnya yakni menentukan pemeran yang akan memainkan peran. Proses pemilihan pemeran yakni dengan cara memperlihatkan tugas kepada calon pemeran dan tidak harus menunjuk menyerupai waktu casting pemeran dalam sebuah pementasan. Setelah semua langkah dilakukan, maka langkah selanjutnya yakni melaksanakan kerjasama dalam berimprovisasi.
- Melakukan kerjasama dalam improvisasi, Melakukan kerjasama dalam improvisasi yakni langkah yang sulit, alasannya yakni harus menyatukan semua hasil fatwa dan interpretasi banyak orang. Improvisasi dilakukan sesuai dengan kerangka dongeng yang telah disepakati, dan berhasil atau tidaknya mewujudkan dongeng tergantung pada kreavifitas dan kerelaan kerjasama antar pemeran. Improvisasi ini bisa dilakukan berulang-ulang dengan melaksanakan sesuai hasil evaluasi.
Improvisasi berpasangan yakni improvisasi yang dilakukan oleh dua orang. Improvisasi ini lakukan dengan cara setiap orang melaksanakan improvisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dibayangkan, kemudian disatukan dalam satu acara improvisasi. Calon pemain film yang terlibat dalam improvisasi dihentikan menciptakan janji lebih dulu, tetapi semua harus dilakukan dengan cara yang masuk akal semoga improvisasi dari dua calon pemain film menyatu menjadi satu dongeng utuh. Tampaknya memang sulit menyatukan dua calon pemain film yang mempunyai “karangan” sendiri-sendiri bertemu dalam satu lakon dan berpasangan. Bagaimana dua karangan bisa bertemu begitu saja tanpa dirancang terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi asalkan karangan tersebut bukan merupakan karangan yang sudah seratus persen siap dalam arti karangan yang baku. Masing-masing “karangan” harus sekedar berada pada tahap permulaan. Ketika kedua permulaan karangan bertemu barulah keduanya berkembang bersama menjadi satu karangan.
Proses improvisasi bisa tidak menghasilkan dongeng yang menyatu secara utuh, bahkan bisa berkembang sendiri-sendiri bila tidak ada kerjasama yang besar lengan berkuasa diantara dua calon pemeran. Improvisasi tidak menghendaki untuk saling mengalahkan karangan yang telah dibuat. Kalau terjadi proses saling mengalahkan atau ada salah satu yang mengalah, maka improvisasi dianggap tidak berhasil. Makara yang sangat dibutuhkan dalam improvisasi yakni saling kerjasama dan saling mendukung antar pemain film dan karangannya semoga menjadi satu kesatuan dongeng yang utuh.
g. Improvisasi berkelompok
Improvisasi kelompok yakni improvisasi yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri dan disatukan dalam improvisasi. Improvisasi bisa dilakukan dengan dua cara; yaitu menciptakan dongeng sendiri dan memainkan dongeng sendiri atau menciptakan dongeng bersama dan memainkan secara bersama. Cerita yang dibentuk belum detail sebagai sebuah dongeng yang siap dimainkan. Improvisasi berkelompok yakni pengembangan dari improvisasi berpasangan dan improvisasi dengan cerita. Makara yang dipelajari dalam imprivisasi berkelompok ini yakni improvisasi perpasangan yang dikembangkan danimprovisasi dialog.
Improvisasi obrolan banyak dilakukan oleh pemain film teater tradisional. Para pemain film teater tradisional sangat terlatih dalam improvisasi dialog. Kunci improvisasi obrolan yakni agresi reaksi dan pengolahan kata kunci dari kalimat yang diucapkan oleh pemeran. Pemeran yang tidak mau mendengar dan memahami kalimat dari obrolan pasangan, maka tidak akan bisa menciptakan kalimat dalam dialognya dan ini yakni aturan agresi reaksi. Latihan improvisasi berkelompok merupakan media untuk melatih calon pemeran agarcepat menyusun kalimat yang akan menjadi dialog.
0 Komentar untuk "Ragam Improvisasi Pada Roleplay Improvisatoris"