Oleh M. Abi Haykal @C04-Abi
ABSTRAK
Teori-teori ekonomi makro sintesis Klasik-Keynesian menggabungkan ide-ide anutan pemikiran Klasik dengan Keynes, teori-teori tersebut amat banyak dan bervariasi. Salah satu sintesis yang paling tenar dan banyak dipakai selaku alat analisis yakni versi IS-LM. Model tersebut menerangkan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi akan tercapai kalau barang-jasa dan pasar uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan. Dari segi pajak terang kalau merubah tarif pajak yang berlaku akan besar lengan berkuasa pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kesanggupan daya beli penduduk akan meningkat dan industri akan sanggup memajukan jumlah output. Dan sebaliknya peningkatan pajak akan menurunkan daya beli penduduk serta menurunkan output industri secara umum.
Kata kunci: kebijakan, efektivitas
PENDAHULUAN
Kebijakan Moneter yakni sebuah jerih payah dalam mengontrol kondisi ekonomi makro biar sanggup berlangsung sesuai dengan yang diharapkan lewat pengaturan jumlah duit yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dijalankan biar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Ahli ekonomi klasik memiliki usulan bahwa kebijakan moneter lebih efektif daripada kebijakan fiskal. Pada perkembangannya, dengan hadirnya kaum monetarist yang intinya beraliran klasik, perbedaan usulan dengan noe-kaynesian tidak lagi berkisar pada lereng kurva IS dan LM ini. Demikian juga perbedaannnya tidak se extrim diatas. Kaum monetarist juga mengakui bahwa kebijakan fiskal sanggup menghipnotis pendapatan nasional, cuma saja kebijakan moneter lebih besar serta sanggup di perkirakan dan lebih singkat efeknya.
PEMBAHASAN
Kerangka lazim yang sering dipergunakan dalam menganalisis interaksi simultan antara seruan dan penawaran baik pada pasar barang dan pasar duit yakni kerangka IS-LM. Kerangka ini sanggup mengobrol bagaimana kebijakan moneter dan fiskal bisa menghipnotis tingkat pendapatan atau output (Mankiw, 2000; Mishkin, 2004). Bagi bank sentral yang ialah otoritas moneter, kebijakan yang ia pilih bergantung pada target, kondisi positif perekonomian, kapasitas kebijakan dan pertimbangan mengenai efektivitas kebijakan tersebut. Kebijakan moneter ini diputuskan secara terpusat oleh Bank Indonesia. Meskipun dalam formulasi kebijakannya Bank Indonesia sudah memikirkan faktor regional, tetapi respon distributor dan efek pada masing-masing region tersebut sungguh mungkin berbeda, dan ini sungguh bergantung pada kondisi empirik masing-masing daerah.
Tolak Ukur Stabilitas Moneter
Setiap kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah mesti memiliki sasaran dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagian acuan, apakah kebijakan tersebut sukses atau tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang umumnya dipakai untuk menialai kebijakan moneter adalah:
1. Jumlah Uang Beredar (JUB)
2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
3. Suku bunga pada tingkat yang wajar.
4. Nilai tukar rupiah yang realistis.
5. Ekspetasi/harapan penduduk kepada moneter.
Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan moneter adalah, sejauh mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun bentuknya), memberi efek positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti :
a. sanggup memajukan pertumbuhan ekonomi
b. sanggup memajukan kemakmuran masyarakat
c. sanggup memajukan peluang kerja
d. sanggup memajukan penerimaan devisa negara
e. serta memberi efek pada kebijakan makro lainnya
Teori yang membicarakan mengenai efektifitas kebijakan moneter ini diantaranya yakni :
1. Teori Natural Rate Hypothesis, yang yakin bahwa kebijakan cuma akan
efektif dan memberi efek dalam jangka pendek saja, tetapi tidak akan
efektif untuk jangka panjang.
2. Teori Rational Expectation Hypothesis, yang yakin bahwa baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak akan
efektif.
Efektivitas Antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Dengan Pendekatan Model IS-LM berencana untuk mengenali kebijakan mana yang lebih efektif antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter bagi perekonomian Indonesia. Penelitian ini memakai versi IS-LM dan memakai error correction versi Engle-Granger (ECM-EG) untuk mengestimasi variabel-variabel penelitian.
Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal sanggup dibedakan menjadi dua yakni Kebijakan Moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.
Efektivitas Kebijakan Moneter dan Fiskal
Para ekonom sudah usang memperdebatkan apakah kebijakan moneter atau fiskal yang memiliki efek lebih besar kepada seruan agregat. Menurut versi IS-LM balasan atas pertanyaan ini tergantung parameter dari kurva IS dan LM.
KESIMPULAN
Kebijakan moneter intinya ialah sebuah kebijakan yang berencana untuk meraih keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni mempertahankan stabilisasi ekonomi yang sanggup diukur dengan peluang kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.Apabila kestabilan dalam acara perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter sanggup dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dicicipi oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiew N.Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga
Pratama Rahardja dan Manadala Manurung. 2008. Pengantar ilmu ekonomi:
makroekonomi&mikroekonomi. Jakarta: forum penerbit FEUI.
Winardi,Prof, SE, Pengantar Ilmu Ekonomi: Penerbit Tarsito, Bandung, 2000.
Nurul Huda, Keseimbangan IS-LM Dengan Pendekatan Ekonoomi Islam, 2007.
jurnal.paperplane-tm.site/search?q=penurunan-kurva-lm.
0 Komentar untuk "Efektifitas Kebijakan Moneter"