Hanna Yuastia Purba tak tega melihat sahabatnya, Florence Sihombing menjadi objek pemberitaan di beberapa media selama beberapa hari ini.
Ia pun sempat menangis ketika mendengar kabar sahabat sebangkunya ketika di Sekolah Menengah Pertama Budi Murni I Medan ini ditahan Polda DIY semenjak Sabtu (31/8) petang.
Perempuan yang sekarang bekerja dan menjalankan bisnisnya di Jakarta ini, tetap menjalin komunikasi dengan Florence. "Kami sering komunikasi, telponan, BBM-an."
Hingga Kamis (28/9), Hanna melihat status umpatan yang di-posting Florence.
"Langsung BBM Florence. Are U okay? Ada problem apa, Non?" tanya Hanna. Tak berapa lama, Hanna menerima tanggapan bahwa temannya itu baik-baik saja. "Dia bilang, nggak apa-apa kok say. Pakai emoticon smile gitu. Sepertinya tenang-tenang, santai saja. Nggak nyangka sanggup seluas dan seserius ini masalahnya," kata alumni Sekolah Menengan Atas N 7 Medan ini.
Hanna terus memantau info perkembangan sahabatnya itu. Ia mengakui kesal dengan komentar negatif, kecaman hingga teror yang diterima Florence.
Menurut Hanna, sebelum melanjutkan S2 di kenotariatan UGM, ibunya justru menyarankan Florence untuk menentukan UI. Tetapi Florence tetap keukeuh menentukan Yogyakarta sebagai tujuan pendidikannya.
"Dia itu jatuh cinta sama Yogya. Dia bilang alsannya alasannya suasana, kultur dan kebudayaan di Yogya itu benar-benar bagus. Seingatku Florence benar-benar berlatih mempersiapkan diri untuk melewati ujian masuk pascasarjana UGM."
Anak bungsu dari tiga bersaudari ini menyampaikan apa yang disampaikan di beberapa pemberitaan ihwal eksklusif Florence, seolah mereka mengenal Florence. "Florence itu anaknya perhatian banget. Rajin.
Dia selalu menyemangati saya berbagi bisnis, memperdalam marketing. Bahkan, sanggup saya bilang beliau itu mentor aku. Florence bilang, Han, jikalau mau sukses, jangan memancing di bak kecil, memancing di bak besar. Itu alasanku berani memulai bisnis di Jakarta dan meninggalkan Siantar."
Ia berharap masalah Florence berakhir dengan baik. Ia tak sanggup memikirkan kemungkinan terburuk.
sumber: tribunnews
Ia pun sempat menangis ketika mendengar kabar sahabat sebangkunya ketika di Sekolah Menengah Pertama Budi Murni I Medan ini ditahan Polda DIY semenjak Sabtu (31/8) petang.
"Aku beberapa hari ini sakit tapi saya benar-benar ingin menjenguk Florence di Yogyakarta. Mungkin sesudah saya sembuh dan kondisi mulai tenang. Minimal menawarkan pertolongan moril lah," ujar Hanna, dihubungi Tribun, Minggu (31/8/2014).
Perempuan yang sekarang bekerja dan menjalankan bisnisnya di Jakarta ini, tetap menjalin komunikasi dengan Florence. "Kami sering komunikasi, telponan, BBM-an."
Hingga Kamis (28/9), Hanna melihat status umpatan yang di-posting Florence.
"Langsung BBM Florence. Are U okay? Ada problem apa, Non?" tanya Hanna. Tak berapa lama, Hanna menerima tanggapan bahwa temannya itu baik-baik saja. "Dia bilang, nggak apa-apa kok say. Pakai emoticon smile gitu. Sepertinya tenang-tenang, santai saja. Nggak nyangka sanggup seluas dan seserius ini masalahnya," kata alumni Sekolah Menengan Atas N 7 Medan ini.
Hanna terus memantau info perkembangan sahabatnya itu. Ia mengakui kesal dengan komentar negatif, kecaman hingga teror yang diterima Florence.
"Kok lebay ya pemberitaannya. Dia di-bully habis-habisan. Gara-gara salah-salah kata ditahan. Mana lebih parah korban yang diakibatkan si AQJ anak Dhani atau Florence?"
Menurut Hanna, sebelum melanjutkan S2 di kenotariatan UGM, ibunya justru menyarankan Florence untuk menentukan UI. Tetapi Florence tetap keukeuh menentukan Yogyakarta sebagai tujuan pendidikannya.
"Dia itu jatuh cinta sama Yogya. Dia bilang alsannya alasannya suasana, kultur dan kebudayaan di Yogya itu benar-benar bagus. Seingatku Florence benar-benar berlatih mempersiapkan diri untuk melewati ujian masuk pascasarjana UGM."
Anak bungsu dari tiga bersaudari ini menyampaikan apa yang disampaikan di beberapa pemberitaan ihwal eksklusif Florence, seolah mereka mengenal Florence. "Florence itu anaknya perhatian banget. Rajin.
Dia selalu menyemangati saya berbagi bisnis, memperdalam marketing. Bahkan, sanggup saya bilang beliau itu mentor aku. Florence bilang, Han, jikalau mau sukses, jangan memancing di bak kecil, memancing di bak besar. Itu alasanku berani memulai bisnis di Jakarta dan meninggalkan Siantar."
Ia berharap masalah Florence berakhir dengan baik. Ia tak sanggup memikirkan kemungkinan terburuk.
sumber: tribunnews
0 Komentar untuk "Parah Mana Aqj Atau Florence"