Menarik sekali dongeng si kaya dan si miskin ini. Yuk baca, versi Indonesia saja, bukan kejawen.
Telah bertemu antara 2 insan, satunya berdasi dan satunya kumuh lungset.
Si kaya ini naik kendaraan beroda empat di depan si miskin yang tak lain yakni tetangganya sendiri.
Waduh acuhnya bukan main si kaya ini, lagaknya kayak ndak isa mati saja.
Itu insiden pagi hari, dimana si miskin bekerja sebagai loper koran dan si kaya kerjanya ndak tau, mungkin sebagai bos.
Pada malam harinya, kebetulan sekali ada ronda malam, biasalah giliran jaga malam. Kebetulan sekali kegiatan malam itu si kaya dan si miskin serta 2 orang warga lainnya.
Setelah bertemu dan ngobrol beberapa waktu lamanya, mulailah si kaya bertanya ke arah pekerjaan kepada orang-orang.
Si kaya: kerjamu bidang apa pak miskin.
Si miskin: sebagai loper koran.
Si kaya: yaah...pantes saja kau tetap jadi miskin la wong kau pemalas amat.
Si miskin: ya ndak juga pak kaya, aku bekerja mulai lepas subuh habis itu jualan majalah sampai sore hari.
Si kaya: ya iyalah akan tetap miskin, kerjamu gitu terus ndak ada perubahan.
Si miskin: ingin sih juga ingin jadi karyawan atau lainnya, tapi ndak ketrima jadi karyawan, juga tak punya modal buat usaha. Pendapatan pas-pasan terkadang malah kurang.
Si kaya: itu namanya kau pemalas, malas bekerja.
Si miskin: tidak pak, aku rajin kok.
Si kaya: kalo kau rajin, kau akan kaya raya.
Si miskin: kaya miskin Tuhan yang tentuin pak.
Yawda, tar dilanjutin, ni mau posting yang lebih asyik saja.
Telah bertemu antara 2 insan, satunya berdasi dan satunya kumuh lungset.
Si kaya ini naik kendaraan beroda empat di depan si miskin yang tak lain yakni tetangganya sendiri.
Waduh acuhnya bukan main si kaya ini, lagaknya kayak ndak isa mati saja.
Itu insiden pagi hari, dimana si miskin bekerja sebagai loper koran dan si kaya kerjanya ndak tau, mungkin sebagai bos.
Pada malam harinya, kebetulan sekali ada ronda malam, biasalah giliran jaga malam. Kebetulan sekali kegiatan malam itu si kaya dan si miskin serta 2 orang warga lainnya.
Setelah bertemu dan ngobrol beberapa waktu lamanya, mulailah si kaya bertanya ke arah pekerjaan kepada orang-orang.
Si kaya: kerjamu bidang apa pak miskin.
Si miskin: sebagai loper koran.
Si kaya: yaah...pantes saja kau tetap jadi miskin la wong kau pemalas amat.
Si miskin: ya ndak juga pak kaya, aku bekerja mulai lepas subuh habis itu jualan majalah sampai sore hari.
Si kaya: ya iyalah akan tetap miskin, kerjamu gitu terus ndak ada perubahan.
Si miskin: ingin sih juga ingin jadi karyawan atau lainnya, tapi ndak ketrima jadi karyawan, juga tak punya modal buat usaha. Pendapatan pas-pasan terkadang malah kurang.
Si kaya: itu namanya kau pemalas, malas bekerja.
Si miskin: tidak pak, aku rajin kok.
Si kaya: kalo kau rajin, kau akan kaya raya.
Si miskin: kaya miskin Tuhan yang tentuin pak.
Yawda, tar dilanjutin, ni mau posting yang lebih asyik saja.
0 Komentar untuk "Si Kaya Dan Si Miskin"