Anggota Komisi I dewan perwakilan rakyat RI Tantowi Yahya meminta Densus 88 Polisi Republik Indonesia untuk tidak memakai lagi alat penyadapan yang dimilikinya. Pasalnya, perangkat sadap itu merupakan sumbangan dari pemerintah Australia.
Ini isu yang lagi heboh dan menghebohkan para petinggi Indonesia.
Ketauilah bahwa sadap menyadap yakni tindak kejahatan kecuali ada surat izinnya.
"Saya, bersama Fraksi Golkar mengharapkan pada polisi, khususnya, Densus untuk menghentikan penggunakan dari alat intersepsi (penyadapan)," kata Tantowi dikala ditemui di gedung dewan perwakilan rakyat RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).
Wakil Sekjen Partai Golkar itu mengungkapkan, pada tahun 2001 kemudian Polisi Republik Indonesia mendapatkan sumbangan alat sadap dari Australia. Sumbangan tersebut merupakan bentuk sumbangan terhadap Densus 88 dalam melancarkan perang melawan terorisme.
Namun, pascaterungkapnya operasi penyadapan yang dilakukan tubuh intelijen Australia, Tantowi meragukan sumbangan tersebut mempunyai tujuan lain. Ia menduga, alat tersebut kemungkinan dimanfaatkan Australia untuk melancarkan operasi intelejen.
"Tidak tidak mungkin peralatan itu sudah dibentuk terkoneksi dengan sistem mereka di sana. Kaprikornus patut diduga salah satu sumber kebocoran dari situ," ucap mantan penyanyi country ini.
Lebih lanjut Tantowi menegaskan pemerintah Australia harus segera melaksanakan klarifikasi. Jika tidak, maka pemerintah harus bertindak tegas dengan tetapkan hubungan diplomatik.
"Dalam diplomasi kita sanggup memberikan nota keberatan yang sudah dilakukan. Kemudian diikuti pemanggilan otoritas Australia dan Amerika oleh Menteri Luar Negeri. Bila tidak ada reaksi maka akan menarik kedubes kita, dan terakhir tetapkan hubungan diplomatik," paparnya.
sumber
jpnn.com
Ini isu yang lagi heboh dan menghebohkan para petinggi Indonesia.
Ketauilah bahwa sadap menyadap yakni tindak kejahatan kecuali ada surat izinnya.
"Saya, bersama Fraksi Golkar mengharapkan pada polisi, khususnya, Densus untuk menghentikan penggunakan dari alat intersepsi (penyadapan)," kata Tantowi dikala ditemui di gedung dewan perwakilan rakyat RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).
Wakil Sekjen Partai Golkar itu mengungkapkan, pada tahun 2001 kemudian Polisi Republik Indonesia mendapatkan sumbangan alat sadap dari Australia. Sumbangan tersebut merupakan bentuk sumbangan terhadap Densus 88 dalam melancarkan perang melawan terorisme.
Namun, pascaterungkapnya operasi penyadapan yang dilakukan tubuh intelijen Australia, Tantowi meragukan sumbangan tersebut mempunyai tujuan lain. Ia menduga, alat tersebut kemungkinan dimanfaatkan Australia untuk melancarkan operasi intelejen.
"Tidak tidak mungkin peralatan itu sudah dibentuk terkoneksi dengan sistem mereka di sana. Kaprikornus patut diduga salah satu sumber kebocoran dari situ," ucap mantan penyanyi country ini.
Lebih lanjut Tantowi menegaskan pemerintah Australia harus segera melaksanakan klarifikasi. Jika tidak, maka pemerintah harus bertindak tegas dengan tetapkan hubungan diplomatik.
"Dalam diplomasi kita sanggup memberikan nota keberatan yang sudah dilakukan. Kemudian diikuti pemanggilan otoritas Australia dan Amerika oleh Menteri Luar Negeri. Bila tidak ada reaksi maka akan menarik kedubes kita, dan terakhir tetapkan hubungan diplomatik," paparnya.
sumber
jpnn.com
0 Komentar untuk "Benarkah Australia Dompleng Alat Sadap Milik Densus 88"