- Membentuk Dewan Nasional.
- Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
- Melanjutkan peniadaan KMB.
- Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia.
Untuk meredakan pergolakan-pergolakan tersebut, diselenggarakan musyawarah nasional (munas) pada tanggal 14 September 1957 di Gedung Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Dalam munas tersebut dibahas problem pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, serta pembagian wilayah Republik Indonesia. Munas lalu dilanjutkan dengan musyawarah nasional pembangunan (munap) pada bulan November 1957.
Pada tanggal 30 November 1957, terjadi insiden percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno di depan Perguruan Cikini yang dikenal dengan Peristiwa Cikini. Setelah Peristiwa Cikini tersebut, keadaan negara semakin memburuk. Banyak tempat yang menentang kebijakan pemerintah sentra yang lalu bermetamorfosis pemberontakan PRRI/Permesta. Kabinet Djuanda berakhir sesudah Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959.
0 Komentar untuk "Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)"