Pembahasan BPJS Kesehatan tersebut tak diagendakan khusus, tetapi disisipkan menjelang final pembahasan ihwal Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Sebelumnya, pimpinan Komisi XI dewan perwakilan rakyat dan Bambang menggelar rapat tertutup selama sekitar 15 menit.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan akan mengalami defisit likuiditas Rp 5,85 triliun final 2015. Hal itu sanggup mengganggu pelayanan jadwal Jaminan Kesehatan Nasional.
Solusi yang disepakati Kementerian Keuangan dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat ialah menyuntik dana Rp 1,54 triliun.
Persoalan likuiditas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu dipaparkan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pada rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis (15/10) malam. Pembahasan yang dipimpin Ketua Komisi XI dewan perwakilan rakyat Fadel Muhammad itu tuntas sekitar satu jam.
Menurut Bambang, BPJS Kesehatan mengalami kesulitan likuiditas alasannya melonjaknya kepesertaan jadwal Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk itu, dalam jangka pendek, BPJS Kesehatan butuh suntikan dana.
Pihak BPJS Kesehatan diperkirakan mengalami defisit anggaran Rp 5,85 triliun pada final 2015. Pendapatan diperkirakan Rp 53,37 triliun, sedangkan pengeluaran mencapai Rp 57,19 triliun. Sementara aset neto (bersih) final 2014 sudah mencatatkan defisit Rp 3,3 triliun.
Menurut Bambang, APBN Perubahan (APBN-P) 2015 telah mengalokasikan cadangan pembiayaan untuk BPJS Kesehatan senilai Rp 1,54 triliun. Cadangan pembiayaan itu yang diajukan untuk menerima persetujuan Komisi XI dewan perwakilan rakyat biar diubah jadi pembiayaan. Tujuannya biar anggaran itu sanggup pribadi disuntikkan ke BPJS Kesehatan.
"Kami berharap cadangan itu sanggup menjaga tingkat kesehatan dari jaminan kesehatan nasional, serta menjamin tersedianya dana likuiditas untuk membayar klaim akomodasi kesehatan," kata Bambang menegaskan.
Melalui suntikan dana sebesar Rp 1,54 triliun, defisit aset neto BPJS Kesehatan final 2016 akan berkurang jadi Rp 4,3 triliun. Meski masih defisit, setidaknya likuiditas BPJS Kesehatan terbantu.
sumber:
kompas.com
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan akan mengalami defisit likuiditas Rp 5,85 triliun final 2015. Hal itu sanggup mengganggu pelayanan jadwal Jaminan Kesehatan Nasional.
Solusi yang disepakati Kementerian Keuangan dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat ialah menyuntik dana Rp 1,54 triliun.
Persoalan likuiditas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu dipaparkan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pada rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis (15/10) malam. Pembahasan yang dipimpin Ketua Komisi XI dewan perwakilan rakyat Fadel Muhammad itu tuntas sekitar satu jam.
Menurut Bambang, BPJS Kesehatan mengalami kesulitan likuiditas alasannya melonjaknya kepesertaan jadwal Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk itu, dalam jangka pendek, BPJS Kesehatan butuh suntikan dana.
Pihak BPJS Kesehatan diperkirakan mengalami defisit anggaran Rp 5,85 triliun pada final 2015. Pendapatan diperkirakan Rp 53,37 triliun, sedangkan pengeluaran mencapai Rp 57,19 triliun. Sementara aset neto (bersih) final 2014 sudah mencatatkan defisit Rp 3,3 triliun.
Menurut Bambang, APBN Perubahan (APBN-P) 2015 telah mengalokasikan cadangan pembiayaan untuk BPJS Kesehatan senilai Rp 1,54 triliun. Cadangan pembiayaan itu yang diajukan untuk menerima persetujuan Komisi XI dewan perwakilan rakyat biar diubah jadi pembiayaan. Tujuannya biar anggaran itu sanggup pribadi disuntikkan ke BPJS Kesehatan.
"Kami berharap cadangan itu sanggup menjaga tingkat kesehatan dari jaminan kesehatan nasional, serta menjamin tersedianya dana likuiditas untuk membayar klaim akomodasi kesehatan," kata Bambang menegaskan.
Melalui suntikan dana sebesar Rp 1,54 triliun, defisit aset neto BPJS Kesehatan final 2016 akan berkurang jadi Rp 4,3 triliun. Meski masih defisit, setidaknya likuiditas BPJS Kesehatan terbantu.
sumber:
kompas.com
0 Komentar untuk "Bpjs Defisit Likuiditas Rp 5,85 Triliun Final Tahun 2015"