Kalah mas, mbak, gajimu dengan pengemis yang satu ini selama satu bulan. Hebat, kayaknya kok asing ya, masak pengemis dijdikan profesi sehari-hari, na'uzubillah min zaliiiik...
Adalah pengemis berjulukan Amat, 82, mengejutkan warga Ibukota Provinsi Banten, tepatnya Kota Serang. Saat ditangkap petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Kamis (11/12), warga Desa Sukaraja, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak mengaku mempunyai rumah bernilai ratusan juta rupiah.
Bahkan hari hasil mengemis yang sudah belasan tahun beroperasi di Kota Serang dan Cilegon, Amat sanggup membayar cicilan kredit rumah, sepeda motor gede (moge) dan kendaraan beroda empat pick up sebesar Rp 10 juta per bulan.
Saat digelandang kantor Satpol PP Serang, Amat mengaku sudah belasan tahun mengemis di wilayah Serang dan Cilegon.Ya kini sudah punya kreditan kendaraan beroda empat pick up dan motor yang mesinnya gede itu.
Kakek yang mengaku berasal dari Malimping, Kabupaten Lebak ini mengaku, penghasilannya yang didapat dari mengemis sanggup menutupi cicilan rumah, motor dan kendaraan beroda empat dan urusan rumah tangga lain.
”Lumayan buat bayar cicilan kendaraan beroda empat dan motor dan menutupi kebutuhan yang lain, ” kata Amar dengan polos seraya menyebut untuk kendaraan beroda empat DP-nya sebesar Rp 15 juta, cicilannya Rp 3 juta setiap bulan.
”Motor DP-nya Rp 4 juta, cicilannya Rp 900 ribu per bulan. Kaprikornus per bulannya harus Rp 4 juta hanya buat bayar kreditan,” kata Amat.
Ia menuturkan, dari hasil mengemis pemasukan sanggup mencapai lebih dari empat juta rupiah per bulan.
”Setiap hari minimal Rp 100 ribu. Kalau hari libur (Sabtu dan Minggu, red) sanggup mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per hari,” tutur laki-laki renta ini yang sempat dijaring Satpol PP Kota Serang di perempatan Ciceri, Kota Serang, lusa kemarin.
Diakui Amat, selain mempunyai kendaraan, beliau juga mempunyai lio atau tempat pembuatan kerikil bata di kampungnya. Saat ini lio itu dikelola oleh anaknya.
”Saya mempunyai 7 orang anak, kendaraan beroda empat dan motor digunakan anak yang tinggal di Tangerang, kini saya tinggal di kontrakan di kawasan Ciwaktu,” terangnya.
Pria ini biasa mengemis di Perumahan Cilegon Indah, Kramatwatu, Warung Pojok, dan Ciceri. Amat mengaku, meski anaknya seringkali melarang dirinya untuk mengemis, namun beliau tetap memaksa. ”Saya ingin hidup bebas saja, kan enak. Lumayan sanggup buat bayar cicilan mobil,” tegas Amat.
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten, Nandy S Mulya menanggapi kasus Amat, mengaku sangat perihatin.
Dia berharap Pemkot Serang semakin intensif melaksanakan penegakan Perda Perda No. 2 Tahun 2010 perihal Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.
”Penegakan Perda ini juga harus berlaku dua arah, ialah sebagai upaya penyadaran baik kepada pemberi dan peserta (pengemis),"kata Nandy.
Ia juga mengaku akan segera melaksanakan koordinasi dengan Dinsos Kabupaten/Kota dalam upaya melaksanakan pelatihan secara konsisten pada pengemis.
sumber: jpnn.com
Adalah pengemis berjulukan Amat, 82, mengejutkan warga Ibukota Provinsi Banten, tepatnya Kota Serang. Saat ditangkap petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Kamis (11/12), warga Desa Sukaraja, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak mengaku mempunyai rumah bernilai ratusan juta rupiah.
Bahkan hari hasil mengemis yang sudah belasan tahun beroperasi di Kota Serang dan Cilegon, Amat sanggup membayar cicilan kredit rumah, sepeda motor gede (moge) dan kendaraan beroda empat pick up sebesar Rp 10 juta per bulan.
Saat digelandang kantor Satpol PP Serang, Amat mengaku sudah belasan tahun mengemis di wilayah Serang dan Cilegon.Ya kini sudah punya kreditan kendaraan beroda empat pick up dan motor yang mesinnya gede itu.
Kakek yang mengaku berasal dari Malimping, Kabupaten Lebak ini mengaku, penghasilannya yang didapat dari mengemis sanggup menutupi cicilan rumah, motor dan kendaraan beroda empat dan urusan rumah tangga lain.
”Lumayan buat bayar cicilan kendaraan beroda empat dan motor dan menutupi kebutuhan yang lain, ” kata Amar dengan polos seraya menyebut untuk kendaraan beroda empat DP-nya sebesar Rp 15 juta, cicilannya Rp 3 juta setiap bulan.
”Motor DP-nya Rp 4 juta, cicilannya Rp 900 ribu per bulan. Kaprikornus per bulannya harus Rp 4 juta hanya buat bayar kreditan,” kata Amat.
Ia menuturkan, dari hasil mengemis pemasukan sanggup mencapai lebih dari empat juta rupiah per bulan.
”Setiap hari minimal Rp 100 ribu. Kalau hari libur (Sabtu dan Minggu, red) sanggup mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per hari,” tutur laki-laki renta ini yang sempat dijaring Satpol PP Kota Serang di perempatan Ciceri, Kota Serang, lusa kemarin.
Diakui Amat, selain mempunyai kendaraan, beliau juga mempunyai lio atau tempat pembuatan kerikil bata di kampungnya. Saat ini lio itu dikelola oleh anaknya.
”Saya mempunyai 7 orang anak, kendaraan beroda empat dan motor digunakan anak yang tinggal di Tangerang, kini saya tinggal di kontrakan di kawasan Ciwaktu,” terangnya.
Pria ini biasa mengemis di Perumahan Cilegon Indah, Kramatwatu, Warung Pojok, dan Ciceri. Amat mengaku, meski anaknya seringkali melarang dirinya untuk mengemis, namun beliau tetap memaksa. ”Saya ingin hidup bebas saja, kan enak. Lumayan sanggup buat bayar cicilan mobil,” tegas Amat.
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten, Nandy S Mulya menanggapi kasus Amat, mengaku sangat perihatin.
Dia berharap Pemkot Serang semakin intensif melaksanakan penegakan Perda Perda No. 2 Tahun 2010 perihal Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.
”Penegakan Perda ini juga harus berlaku dua arah, ialah sebagai upaya penyadaran baik kepada pemberi dan peserta (pengemis),"kata Nandy.
Ia juga mengaku akan segera melaksanakan koordinasi dengan Dinsos Kabupaten/Kota dalam upaya melaksanakan pelatihan secara konsisten pada pengemis.
sumber: jpnn.com
0 Komentar untuk "Hadeeeh Pengemis Dari Serang Bisa Cicil Pickup 10Jt Per Bulan"