Kisah Negara Kaya Kini Jatuh Miskin

Menjadi orang kaya gres menciptakan warga Nauru banyak meninggalkan pekerjaannya dan menentukan berlibur melanglang buana.

Mereka juga mulai gemar mengonsumsi alkohol dan merokok. Hingga pada tahun 2007, WHO mengumumkan bahwa 71,7 persen penduduk Nauru kelebihan berat tubuh (obesitas).

Tidak banyak orang yang mengenal Nauru, sebuah kepulauan yang berjarak 4.000 kilometer dari Sydney, Australia. Nauru yaitu kepulauan yang pada tahun 1960 mempunyai kekayaan berlimpah alasannya yaitu ditemukannya fosfat yang berasal dari ribuan tahun sebelumnya.

Penemuan tersebut mengakibatkan kepulauan Nauru mempunyai pertambangan fosfat pertamanya, yang didirikan oleh pihak asing. Pada tahun 1980-an, Nauru menjadi negara terkaya sedunia, kalau dilihat dari pendapatan per kapitanya.

Sementara itu, eksploitasi pertambangan di kepulauan Nauru pun sekarang telah menjelma tragedi alasannya yaitu daerah-daerah yang telah final dieksploitasi mengalami kerusakan parah, dan terjadi kerusakan lingkungannya sampai mencapai 75 persen dari seluruh wilayahnya.

Persediaan fosfat kepulauan Nauru pun bersama-sama telah mengalami penurunan drastis sesaat sesudah ia dinobatkan menjadi negara terkaya sedunia, yaitu pada periode yang sama pada tahun 1980-an. Pada tahun 2001, Nauru mulai bergantung dan berutang kepada negara Australia.

Setidaknya dari perjalanan Nauru, warganya menyadari bahwa mereka melupakan masa depan ketika kejayaan hadir di depan mereka, dan mereka juga lupa bahwa sesudah adanya tindakan eksploitasi, diharapkan adanya rehabilitasi.




Apa yang terjadi pada Nauru menciptakan saya berpikir mengenai apa yang terjadi di negara kita tercinta, Indonesia. Eksploitasi besar-besaran sudah menjadi gosip semenjak usang di negara kita, semenjak dibukanya pertambangan di daerah-daerah secara agresif, adanya penebangan kayu secara ilegal, sampai dijualnya kekayaan-kekayaan negara kepada pihak asing.

Setelah mengambil pelajaran yang diberikan oleh Nauru bagi kita, sudah seharusnya kita berpikir ke depan dan menyadari bahwa memikirkan masa depan itu sangat diperlukan.

Ketika saya menulis artikel ini, laman Facebook saya begitu ramai membahas suhu di kota Jakarta dan sekitarnya, yang hampir menyentuh level 40 derajat celsius. Entah Anda menyadarinya atau tidak, hari ini Indonesia semakin bertambah panas, dan demikian juga dengan dunia kita. Banyak orang pun memakai istilah "global warming", yang juga ditandai dengan melelehnya lapisan es di Kutub Utara.

Beberapa ahad lalu, saya juga mendapati bahwa kawasan Sumatera sedang tertutup kabut asap jawaban pembakaran hutan. Maaf, lebih tepatnya alasannya yaitu dibakarnya hutan. Yang menjadi pertanyaan besarnya adalah, ”Tindakan apa yang harus kita lakukan biar peristiwa Nauru tidak terjadi di negara kita tercinta Indonesia?”

Hari ini, tindakan yang dilakukan berdasarkan kesadaran akan masa depan memang mulai timbul di Indonesia. Contohnya, kesadaran akan go green dan daur ulang, yang dikenal dengan reduce-reuse-recycle.

Namun, berdasarkan saya pribadi, tindakan yang dilakukan masih sebatas mengurangi efek yang lebih jauh saja.Tindakan faktual yang diharapkan untuk mengembalikan keseimbangan alam yaitu dengan kembali menghijaukan Indonesia, bukan dengan sebuah pencitraan belaka.

Pembangunan secara besar-besaran yang terjadi di Indonesia mengakibatkan ruang hijau berkurang secara drastis. Bayangkan kalau sebuah kota menyerupai Jakarta tinggal mempunyai ruang hijau sebanyak 10 persen saja.

Berkaca dari apa yang terjadi di Nauru, kita berguru untuk tidak memikirkan laba ekonomi semata. Sebuah gagasan reborn berarti membangkitkan ulang suatu kawasan atau area hijau, dan ini yaitu sebuah tindakan faktual yang diambil untuk melengkapi kesadaran akan pentingnya keseimbangan alam bagi hidup kita.

sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/08/080000426/Belajar.dari.Nauru.Negara.yang.Penduduknya.Suka.Berfoya-foya.tetapi.Kini.Merana

Related : Kisah Negara Kaya Kini Jatuh Miskin

0 Komentar untuk "Kisah Negara Kaya Kini Jatuh Miskin"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close