Serat Wulangreh: Anak Muda Berbaktilah Terhadap Orang Tua



Pada bait ke 16 (bait terakhir) pupuh Kinanthi dalam Serat Wulangreh, Sri Pakubuwana IV mewanti-wanti agar anak muda berbakti lahir bathin terhadap orang tua, selaku berikut:

Adapun terjemahannya: Wanti-wanti pesan saya; terhadap yang membaca serat ini; lahir batin patuhilah; isi serat ini; dan berbaktilah terhadap orang tua; dari lahir hingga batin
 
 
APA HANYA PESAN UNTUK ANAK MUDA SAJA?
 
Pemahaman “poma-poma wekas ingsun; mring kang maca layang iki” dapat berlaku lazim untuk semua kelompok umur. Walau demikian penekanannya terhadap anak muda. Mengapa demikian?

1.    Pitutur di atas disekarkan dalam Kinanthi. Jiwa tembang Kinanthi sendiri yaitu untuk anak muda yang masih perlu di “kanthi” (dibimbing) kedua orang tuanya. (Tembang Macapat “All in One”)

2.    Tembang Kinanthi dalam Serat Wulangreh berisikan 16 bait. Bait pertama dan ke dua mengandung pesan agar kita “nggegulang kalbu” agar “lantip” dan ”laku mesu sarira” lewat meminimalkan makan dan tidur, tidak foya-foya dan berpakaian sederhana. Ini yaitu modal anak muda sebelum beliau menjadi orang. (Serat Wulangreh: “Laku” agar “ing sasmita amrih lantip”)

3.    Adapun bait ke 5 dan 6 berisi pesan untuk anak muda mudah-mudahan tidak bergaul dengan orang jahat (Serat Wulangreh: Anak muda jangan bergaul dengan orang jahat)

4.    Selanjutnya bait ke 8 dan 9 menyediakan ciri-ciri tabiat anak muda yang adoh wong becik (Serat Wulangreh: Kelakuan “nom-noman” yang “adoh wong becik”)

5.    Sedangkan bait ke 11 sd 13 mengingatkan kaum muda agar banyak bergaul dengan orang renta (Serat Wulangreh: Diharapkan “Wong anom taberi jejagongan lan wong tuwa”)

6.    Selanjutnya dua bait terakhir (bait ke 16) dari pupuh Kinanthi di atas mewanti-wanti kita agar berbakti lahir batin terhadap orang tua. (lan dèn bêkti mring wong tuwa; ing lair prapta ing batin)

Kalau dilihat, sekuensnya memang pas. Tembang Kinanthi  melambangkan orang renta “nganthi” anaknya menapaki kehidupan dunia yang hiruk pikuk. Dimulai dengan mengisi budbahasa dan intelektual anak dengan “laku” yang benar. Selanjutnya memberi pitutur antara lain siapa yang mesti dijauhi dan siapa yang mesti didekati. Terakhir diingatkan bahwa kita semua dihentikan melewatkan bakti terhadap orang tua.
 
 
JANGAN MENJADI ANAK DURHAKA
 
Anak yang tidak mau menyimak pitutur orang renta yaitu anak durhaka dan tidak akan selamat dunia akhirat. Oleh alasannya yaitu itu Sri Pakubuwana IV mengingatkan anak cucu agar taat terhadap kedua orang tua. Disebutkan dalam pupuh Maskumambang bait ke 5 dan 6 selaku berikut:
 
5. wong tan manut pitutur wong tuwa ugi | pan nêmu duraka | ing dunya tumêkèng akir | tan wurung kasurang-surang ||
 
6. maratani ing anak putu ing wuri | dèn padha prayitna | aja na kang kumawani | ing bapa tanapi biyang ||
 
Adapun terjemahannya:
 
5. Orang yang tidak mituhu pitutur orang tua; menjadi durhaka; di dunia hingga akhir; tak urung terlunta-lunta
 
6. Kepada anak cucu di kemudian hari; agar semua waspada; jangan ada yang berani; terhadap bapak dan ibu.
 
 
BILA ORANG TUA MEMBERI PELAJARAN TIDAK BAIK, JANGAN DIANUT
 
Pada pupuh Maskumambang bait ke 1 sd 4 disebutkan:
 
1. nadyan silih bapa biyung kaki nini | sadulur myang sanak | kalamun muruk tan bêcik | nora pantês yèn dèn nuta ||
 
2. apan kaya mangkono watêkan iki | sanadyan wong tuwa | yèn duwe watêk tan bêcik | miwah tindak tan prayoga ||
 
3. aja sira niru tindak kang tan bêcik | nadyan ta wong liya | lamun pamuruke bêcik | miwah tindake prayoga ||
 
4. iku pantês sira tirua ta kaki | miwah bapa biyang | amuruk watêkan bêcik | iku kaki èstokêna ||
 
Pengertian secara keseluruhan selaku berikut: Piwulang yang tidak baik, yang disampaikan oleh orang yang tabiat dan perilakunya tidak baik, tidak perlu dituruti, meskipun mereka yaitu ayah ibu kita atau sanak kerabat sendiri. Sebaliknya piwulang yang bagus dan disampaikan oleh orang yang tabiat dan perilakunya baik, meskipun disampaikan orang lain, hendaknya diikuti.
 
 
KESIMPULAN
 
Orang renta yang tidak mendidik anaknya dengan baik, bergotong-royong hanyalah kasuistik. Umumnya orang renta akan mengorbankan apa saja untuk anaknya. Itulah sebabnya dalam Serat Wulangreh: Lelima Sinembah, Sembah Lelima  maka salah satunya sembah  ditujukan terhadap kedua orang renta kita (IwMM)
 

Related : Serat Wulangreh: Anak Muda Berbaktilah Terhadap Orang Tua

0 Komentar untuk "Serat Wulangreh: Anak Muda Berbaktilah Terhadap Orang Tua"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close