Judul di atas kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia segi keindahan bahasa menjadi hilang. Lengkapnya yakni selaku berikut: "Urip iku mbok ya aja mung madhang ngising turu nanging bisaa madhangi sing turu. (urip: hidup; aja: jangan; mung: cuma; madhang: makan; ngising: berak; turu: tidur; madhangi: memberi penerangan). Kalau di Indonesiakan menjadi: "Hidup itu jangan cuma makan, berak dan tidur; namun bisalah memberi penerangan pada yang tidur". Maknanya ada tetapi keindahan "madhangisingturu" hilang. Ungkapan ini akan kelihatan lebih mantap kalau ditulis dalam karakter Jawa "ha na ca ra ka".
MADHANG NGISING TURU
Orang yang hidupnya cuma "madhang, ngising, turu", tidak cuma sekedar hidup bermalas-malasan. Ada makna yang lebih luas bahwa ia sudah tenteram dengan keadaan yang ada plus ia tidak menghiraukan pada lingkungan sekitar. Kalau cuma tenteram dengan keadaan yang ada, sudah diungkapkan Plato dalam "alegori penghuni goa". Buat apa keluar dari goa kalau semua sudah tersedia di situ mana hangat lagi di dalamnya. Plato mengharapkan mereka keluar, menyaksikan matahari dan dunia yang luas. Keluar dari goa yang gelap memang ada rasa enggan. Mata menyipit dapat juga keluar air mata diterpa sinar matahari. Angin bisa dingin, namun kalau sudah menyaksikan hijaunya rumput di luar sana, ternyata kita bangga sekali menyerupai anak kecil menyaksikan ibunya tiba dari pasar. Kaprikornus orang bau tanah kita mengingatkan: "Urip iku aja mung madhang ngising turu".
MADHANGI SING TURU
Hidup pastinya mesti punya visi dan misi, oleh lantaran itu sesepuh kita memberi arahan: "Bisaa madhangi sing turu". Mengapa? Di luar sana banyak orang yang "turu". Yang dimaksud dengan "TURU" disini yakni orang yang masih terbelenggu dalam kebodohan, orang papa yang tidak dapat menjalankan apa-apa, orang yang butuh diberi motivasi agar muncul semangatnya dan orang yang kehilangan arah dalam kegelapan. Maka para leluhur pun mengingatkan kita agar cawe-cawe " MADHANGI"
"Padhang" bermakna terperinci dan di atas sudah ditulis, "madhangi" yakni memberi penerangan. Penyuluhan yakni bahasa lazim dari memberi penerangan. Tetapi juga mesti menjalankan penggerakan agar mereka termotivasi. Untuk golongan tertentu mesti diberikan dukungan. Contohnya bagaimana penduduk sudah mengetahui gizi dan sadar bahwa anak bergizi akan terpelajar sekolahnya namun kesanggupan ekonominya amat lemah. Harus diberi pancing, agar bisa mengail. Sudah punya pancing namun bagaimana sanggup ikan kalau kawasan mengailnya tidak ada? Ya mesti diciptakan lapangan kerja. Bagi yang kehilangan arah dalam kegelapan pastinya kita tuntun ke jalan yang terang, dan tempat-tempat yang gelap Jangan dibiarkan gelap.
Nenek moyang dulu lewat "MADHANGISINGTURU" sudah meminta kita untuk tidak membisu saja, namun "cancut tali wanda" menyingsingkan lengan baju untuk menjalankan perubahan. Saat ini pun kita sudah amat menguasai "teori perubahan",dan menyatakan diri selaku "agent of change". Mental madhang ngising turu mesti dibuang jauh dan diganti dengan madhangi sing turu.(IwMM).
0 Komentar untuk "Madhangisingturu: Madhang Ngising Turu Vs Madhangi Sing Turu"