Syahdan di sebuah negeri dipimpin oleh seorang Raja yang tenar handal dan pemberani. Raja tersebut sungguh tenar keberanian dan kegarangannya dalam peperangan. Tetapi sayang raja tersebut cuma memiliki satu mata dan satu kaki akhir luka-luka dari pertempuran yang berkali-kali dilaluinya.
Suatu di saat sang raja meminta terhadap para seniman di seluruh negeri untuk melukis potret dirinya. Satu pesannya, raja meminta mudah-mudahan lukisan yang dihasilkan sanggup menggambarkan kebesaran dirinya dengan serempak dan apa adanya.
Tetapi tak satupun pelukis tenar yang berani melukis sang raja apa adanya dengan cacat satu mata dan satu kaki. Para pelukis tenar tersebut merasa tidak akan sanggup menggambarkan kebesaran yang dimiliki sang raja. Dan juga mereka merasa khawatir raja menjadi marah alasannya lukisan yang dihasilkan justru menyediakan kehabisan sang raja.
Tanpa dinyana, seorang pelukis muda memberanikan dirinya memohon terhadap raja untuk diperbolehkan melukiskan kebesaran dan kedahsyatan sang raja. Raja pun mengijinkannya dan memberinya waktu satu bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut.
Waktu satu bulan pun berlalu dan datang saatnya pelukis muda tersebut menyodorkan hasil lukisannya Kepada sang raja. Banyak pelukis2 tenar dari seluruh negeri yang turut menunggu bagaimana hasil lukisan pelukis muda tersebut.
Ternyata dalam lukisan tersebut pelukis muda menggambarkan sang raja sedang berburu dan membidik dengan memejamkan satu mata serta menekuk salah satu kakinya.
Raja pun sungguh puas dan berterima kasih atas lukisan yang dihasilkan pelukis muda tersebut.
MUTIARA HIKMAH:
Seperti halnya pada biasanya dari kita, seringkali dalam menyaksikan seseorang atau diri sendiri cuma ter-fokus pada kehabisan dan kejelekannya saja, sehingga seringkali berakibat timbulnya rasa pesimis dan asumsi negatif. Padahal apabila kita mau kita sanggup mem-fokus-kan pada keistimewaan dan kekuatan yang kita miliki untuk menggambarkan diri kita, serta bersikap optimis dan senantiasa berpikir positif.
Suatu di saat sang raja meminta terhadap para seniman di seluruh negeri untuk melukis potret dirinya. Satu pesannya, raja meminta mudah-mudahan lukisan yang dihasilkan sanggup menggambarkan kebesaran dirinya dengan serempak dan apa adanya.
Tetapi tak satupun pelukis tenar yang berani melukis sang raja apa adanya dengan cacat satu mata dan satu kaki. Para pelukis tenar tersebut merasa tidak akan sanggup menggambarkan kebesaran yang dimiliki sang raja. Dan juga mereka merasa khawatir raja menjadi marah alasannya lukisan yang dihasilkan justru menyediakan kehabisan sang raja.
Tanpa dinyana, seorang pelukis muda memberanikan dirinya memohon terhadap raja untuk diperbolehkan melukiskan kebesaran dan kedahsyatan sang raja. Raja pun mengijinkannya dan memberinya waktu satu bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut.
Waktu satu bulan pun berlalu dan datang saatnya pelukis muda tersebut menyodorkan hasil lukisannya Kepada sang raja. Banyak pelukis2 tenar dari seluruh negeri yang turut menunggu bagaimana hasil lukisan pelukis muda tersebut.
Ternyata dalam lukisan tersebut pelukis muda menggambarkan sang raja sedang berburu dan membidik dengan memejamkan satu mata serta menekuk salah satu kakinya.
Raja pun sungguh puas dan berterima kasih atas lukisan yang dihasilkan pelukis muda tersebut.
MUTIARA HIKMAH:
Seperti halnya pada biasanya dari kita, seringkali dalam menyaksikan seseorang atau diri sendiri cuma ter-fokus pada kehabisan dan kejelekannya saja, sehingga seringkali berakibat timbulnya rasa pesimis dan asumsi negatif. Padahal apabila kita mau kita sanggup mem-fokus-kan pada keistimewaan dan kekuatan yang kita miliki untuk menggambarkan diri kita, serta bersikap optimis dan senantiasa berpikir positif.
0 Komentar untuk "Kisah Raja Satu Mata Satu Kaki"