Sistem ekonomi tradisional merupakan tata cara ekonomi yang dijalankan secara bareng untuk kepentingan bareng sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya, dimana kegiatan ekonominya masih sungguh sederhana yang dipraktekkan oleh penduduk secara bebuyutan dengan cuma mengandalkan alam dan tenaga kerja.
Sistem ekonomi tradisional ini merupakan tata cara ekonomi yang dipraktekkan oleh penduduk tradisional secara turun temurun Dalam tata cara ini segala hal yang diperlukan untuk kegiatan perekonomian, dipenuhi sendiri oleh penduduk itu sendiri. Karena dalam tata cara ekonomi tradisional, kiprah pemerintah cuma terbatas menampilkan sumbangan dalam bentuk pertahanan dan mempertahankan ketertiban umum. dengan kata lain, kegiatan ekonomi yakni dilema apa dan berapa, bagaimana, dan untuk siapa barang dibuat seluruhnya dikontrol oleh masyarakat.
SEJARAH
Sistem ekonomi tradisional kemungkinan sudah timbul sejak insan ada, tetapi awalnya tiap insan cuma menyantap barang yang mereka memproses sendiri, mudah-mudahan tidak terlibat bareng individu atau group lain dan belum mengenal tata cara barter. kemungkinan alasannya merupakan logika dan hasil analisis serta keperluan yang tetap meningkat bersama-sama pertumbuhan zaman. Manusia mulai mencicipi kelemahan bareng tata cara yang digunakan kala itu. Kemudian munculah tata cara tukar barang yang dianggap sanggup menyanggupi keperluan lain yang tidak sanggup dibuat sendiri, contohnya nelayan yang menukarkan ikan yang ditangkap bareng beras berasal dari petani. Sistem inil disebut Sistem Ekonomi Tradisional.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional
Adapun ciri-ciri tata cara ekonomi tradisional, diantaranya:
Belum adanya pembagian kerja yang jelas. Karena dalam pengolahan seumpama sawah, kebun, ladang dan lain sebagainya tidak ada pembagian kerja yang terperinci lantaran seluruhnya sanggup dijalankan secara sendiri maupun bersama-sama.
Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris. Karena perekonomian di daerah pedesaan berlangsung lantaran pertanian seumpama sawah, kebun, ladang dan sebagainya.
Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis. Ikatan kekeluargaan dan persaudaraan di daerah pedesaan lebih terasa, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang signifikan.
Teknologi produksi sederhana, lantaran masih mengandalkan teknologi sederhana dalam menggarap pertanian, seumpama menggunakan cangkul, kerbau, dan alat tradisional lainnya.
I. Kelebihan
• Kekeluargaan Yang Kuat
• Tidak Ada Ancaman Persaingan Tidak Sehat
• Pertukaran Sistem Barter Secara Jujur
• Jarang Terjadi Konflik
II. Kekurangan
• Efektifitas Kerja Yang Rendah
• Tidak Memiliki Prestasi
• Ekonomi Tumbuh Secara Lambat
• Produk Ditujukan Untuk Keperluan Pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Herryanto, Ismi. 2014. Sistem ekonomi tradisional. Dalam jurnal.paperplane-tm.site/search?q=19/sistem-ekonomi-tradisional-liberal-dan-campuran/ (Dikutip, 8 Juli 2018)
Rulyanda, Dody. 2013. Ciri-ciri Sistem Ekonomi. Dalam https://dodirullyandapgsd.blogspot.com/2015/11/pengertian-sistem-ekonomi-tradisional?m=1
Rafli, Dkk. 2014. Sistem Ekonomi di Indonesia. Dalam jurnal.paperplane-tm.site/search?q=19/sistem-ekonomi-tradisional-liberal-dan-campuran/ (Dikutip, 8 Juli 2018)
Rulyanda, Dody. 2013. Ciri-ciri Sistem Ekonomi. Dalam https://dodirullyandapgsd.blogspot.com/2015/11/pengertian-sistem-ekonomi-tradisional?m=1
Heriatna, Renata. 2013. Kelebihan dan kelemahan tata cara ekonomi tradisional. Dalam https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-tradisional
Admin. 2011. Sejarah tata cara ekonomi tradisional. Dalam jurnal.paperplane-tm.site/search?q=19/sistem-ekonomi-tradisional-liberal-dan-campuran/ (Dikutip, 8 Juli 2018)
Rulyanda, Dody. 2013. Ciri-ciri Sistem Ekonomi. Dalam https://dodirullyandapgsd.blogspot.com/2015/11/pengertian-sistem-ekonomi-tradisional?m=1#
0 Komentar untuk "Sistem Ekonomi Tradisional"