Satu hal yang terlihat terang dalam teks eksemplum ini bahwa teks ini menceritakan sikap tokoh di dalamnya, dengan orientasi, kejadian dan interpretasi yang merupakan struktur penyusun dari teks eksemplum ini. Nah nanti pengalaman pribadi saya akan dijadikan pola dibawah.
Singkat saja, ciri khas dari teks eksemplum ini yaitu berisi kejadian yang tidak diinginkan, kemudian urutan kejadian nya juga jelas. Untuk memahami lebih dalam wacana bahan teks ini, silahkan baca di pembahasan teks eksemplum lengkap.
Berikut ini yaitu pola teks eksemplum singkat beserta strukturnya
Orientasi
Setelah pulang sekolah saya tetapkan untuk pribadi menuju ke kos tanpa mampir ke tempat ibarat biasa. Rasanya tubuh sudah capek dikarenakan acara seharian sekolah di hari itu.
Saat melihat dispenser di kamar kos, saya berpikir bahwa tampaknya nikmat sebelum tubuh berbaring minum kopi terlebih dahulu. Kebetulan ketika itu persediaan kopi masih tidak mengecewakan banyak.
Aku panaskan dispenser dan sesudah 5 menit air sudah hangat. Kemudian saya ambil kopi abu dan membuatnya kopi di gelas.
Insiden
Kopi pun sudah siap diminum dan saya ingin pergi ke kos lantai 1 (kamar saya di lantai 2) sembari membawa kopi yang barus aja dibuat.
Aku nekat membawa gelas kopi menuruni anak tangga tetapi alasannya yaitu saya gugup menuruni anak tangga, tanganku menjadi tidak seimbang sehingga menciptakan gelas yang berisi kopi goyang.
Alhasil kopi pun tumpah ke anak tangga, dimana anak tangga tersebut sering dilewati oleh anak-anak. Saat itu untung saja tidak ada orang yang sedang lewat sehingga tidak ada 10 menit saya sanggup membersihkan cairan kopi yang tumpah di lantai tangga.
Interpretasi
Berdasarkan dongeng pengalaman pribadi diatas, kita sanggup berguru ketika membawa sesuatu terutama yang rawan, kita harus lebih berhati-hati dan tidak tergesa-gesa. Sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Orientasi
Berawal ketika saya ingin menciptakan surat ijin mengemudi pertamaku, saya pergi dari tempat tempat asalku menuju ke kota yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan memakai motor.
Waktu itu saya pergi dengan ayahku dengan memakai 2 motor. Ayahku sudah mempunyai surat ijin mengemudi, sedangkan saya belum. Tetapi beruntung walaupun saya belum mempunyai surat ijin mengemudi, selama mengendarai motor saya tidak pernah terkena razia tilang polisi.
Insiden
Disaat perjalanan ke kota tinggal sekitar 30 menit saya sempat kaget dikarenakan banyak motor yang berhenti di tengah jalan, saya sudah mengira sebelumnya bahwa itu yaitu razia tilang polisi.
Dengan berani dan yakin saya hendak melewati tilangan itu, tetapi sayang sekali motor yang ada di depanku berhenti sehingga terpaksa menciptakan laju motorku juga berhenti. Akhirnya akupun diperiksa oleh polisi.
Sebenarnya ayahku sanggup terus lanjut dikarenakan tidak diberhentikan oleh polisi, tetapi alasannya yaitu saya berhenti ayahku juga ikut berhenti.
Kemudian surat kendaraan yang saya kendarai diperiksa, dan ketika investigasi surat ijin mengemudi, saya mati kutu dikarenakan belum memilikinya.
Akupun memberitahu kepada polisi bahwa tujuan kami akan menciptakan surat ijin mengemudi, tetapi hal itu tidak menerima toleransi dari polisi sehingga akupun terpaksa terkena tilang, dimana tilangan ini merupakan kali pertama bagiku.
Interpretasi
Dengan pengalaman pribadi ini saya berguru bahwa kita harus mematuhi segala hukum berkendara terutama duduk perkara surat ijin mengemudi yang sering tidak terlalu dipedulikan. Karena semua itu juga kembali ke kita masing-masing.
Karena apabila kita nekat mengendarai motor tanpa perlengkapan surat ijin mengemudi, kita akan terkena akibatnya, salah satunya yaitu terkena tilang.
Singkat saja, ciri khas dari teks eksemplum ini yaitu berisi kejadian yang tidak diinginkan, kemudian urutan kejadian nya juga jelas. Untuk memahami lebih dalam wacana bahan teks ini, silahkan baca di pembahasan teks eksemplum lengkap.
Berikut ini yaitu pola teks eksemplum singkat beserta strukturnya
Tangga Kopi
Orientasi
Setelah pulang sekolah saya tetapkan untuk pribadi menuju ke kos tanpa mampir ke tempat ibarat biasa. Rasanya tubuh sudah capek dikarenakan acara seharian sekolah di hari itu.
Saat melihat dispenser di kamar kos, saya berpikir bahwa tampaknya nikmat sebelum tubuh berbaring minum kopi terlebih dahulu. Kebetulan ketika itu persediaan kopi masih tidak mengecewakan banyak.
Aku panaskan dispenser dan sesudah 5 menit air sudah hangat. Kemudian saya ambil kopi abu dan membuatnya kopi di gelas.
Insiden
Kopi pun sudah siap diminum dan saya ingin pergi ke kos lantai 1 (kamar saya di lantai 2) sembari membawa kopi yang barus aja dibuat.
Aku nekat membawa gelas kopi menuruni anak tangga tetapi alasannya yaitu saya gugup menuruni anak tangga, tanganku menjadi tidak seimbang sehingga menciptakan gelas yang berisi kopi goyang.
Alhasil kopi pun tumpah ke anak tangga, dimana anak tangga tersebut sering dilewati oleh anak-anak. Saat itu untung saja tidak ada orang yang sedang lewat sehingga tidak ada 10 menit saya sanggup membersihkan cairan kopi yang tumpah di lantai tangga.
Interpretasi
Berdasarkan dongeng pengalaman pribadi diatas, kita sanggup berguru ketika membawa sesuatu terutama yang rawan, kita harus lebih berhati-hati dan tidak tergesa-gesa. Sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pertama Kali Kena Tilang
Orientasi
Berawal ketika saya ingin menciptakan surat ijin mengemudi pertamaku, saya pergi dari tempat tempat asalku menuju ke kota yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan memakai motor.
Waktu itu saya pergi dengan ayahku dengan memakai 2 motor. Ayahku sudah mempunyai surat ijin mengemudi, sedangkan saya belum. Tetapi beruntung walaupun saya belum mempunyai surat ijin mengemudi, selama mengendarai motor saya tidak pernah terkena razia tilang polisi.
Insiden
Disaat perjalanan ke kota tinggal sekitar 30 menit saya sempat kaget dikarenakan banyak motor yang berhenti di tengah jalan, saya sudah mengira sebelumnya bahwa itu yaitu razia tilang polisi.
Dengan berani dan yakin saya hendak melewati tilangan itu, tetapi sayang sekali motor yang ada di depanku berhenti sehingga terpaksa menciptakan laju motorku juga berhenti. Akhirnya akupun diperiksa oleh polisi.
Sebenarnya ayahku sanggup terus lanjut dikarenakan tidak diberhentikan oleh polisi, tetapi alasannya yaitu saya berhenti ayahku juga ikut berhenti.
Kemudian surat kendaraan yang saya kendarai diperiksa, dan ketika investigasi surat ijin mengemudi, saya mati kutu dikarenakan belum memilikinya.
Akupun memberitahu kepada polisi bahwa tujuan kami akan menciptakan surat ijin mengemudi, tetapi hal itu tidak menerima toleransi dari polisi sehingga akupun terpaksa terkena tilang, dimana tilangan ini merupakan kali pertama bagiku.
Interpretasi
Dengan pengalaman pribadi ini saya berguru bahwa kita harus mematuhi segala hukum berkendara terutama duduk perkara surat ijin mengemudi yang sering tidak terlalu dipedulikan. Karena semua itu juga kembali ke kita masing-masing.
Karena apabila kita nekat mengendarai motor tanpa perlengkapan surat ijin mengemudi, kita akan terkena akibatnya, salah satunya yaitu terkena tilang.
0 Komentar untuk "Contoh Teks Eksemplum Singkat Beserta Strukturnya"