Teks Drama: Pengertian, Struktur, Unsur, Dan Teladan Teks Drama

 yaitu suatu teks dongeng yang dipentaskan di atas panggung  TEKS DRAMA: Pengertian, Struktur, Unsur, dan Contoh Teks Drama

Pengertian Teks Drama

Teks Drama yaitu suatu teks dongeng yang dipentaskan di atas panggung (disebut teater) atau tidak dipentaskan di atas panggung (drama radio, telivisi, film). Drama secara luas sanggup diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang isinya wacana hidup dan kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak.


Struktur Teks Drama

Berikut yaitu 3 struktur yang membangun sebuah teks drama:
  1. Prolog (adegan pembukaan).
  2. Dialog (percakapan).
  3. Epilog (adegan simpulan atau penutup).

Unsur-Unsur Drama

  1. Alur, merupakan rangkaian alur terjadinya drama.
  2. Amanat, pesan nasihat yang terkandung dalam dongeng drama.
  3. Tokoh, pelaku yang memerankan seorang tokoh dalam cerita. Penokohan yaitu penggambaran tabiat setiap tokoh. Ada tiga macam tokoh: (1) protagonis tokoh yang meampilkan kebaikan, (2) Antagonis tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, (3) Tirtagonis tokoh pendukung protagonis.
  4. Tema, yaitu ilham pokok dongeng (gagasan).
  5. Latar, merupakan daerah dan waktu terjadinya bencana dalam drama.
  6. Aneka sarana kesastraan dan kedramaan yang mendukung penampilan pelaku dalam suatu drama, contohnya tata panggung dan tata rias

Contoh Teks Drama 1

Liontin

Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan kegiatan kemudian lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di daerah itu muncul seorang cukup umur yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.

Dito muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak di meja penjual.

Dito     : Emak.... kembalikan ini milikku
Emak   : Apa-apaan kau ini?
Dito     :Tidak sanggup mak, emak tidak sanggup menjualnya. Ini barang hasil temuan, tidak terperinci pemiliknya
              siapa
Emak    : Sekarang benda itu milik emak, tahu!
Dito      : Bukan mak, ini kepunyaan pemiliknya
Emak    : Iya, emak kini yang jadi pemiliknya
Dito      : Tidak sanggup mak, titik!
Penjual : Haduh, gimana ini? Kaprikornus atau tidak menjualnya
Emak    : Jadi
Dito      : Tidak
Emak    : Apa-apaan kau ini? Sok tahu. Dengan uang hasil penjualan benda ini kita sanggup menutupi
               kebutuhan kita selama sebulan
Dito      : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak
Emak    : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih seumur jagung nak!
Dito      : Katanya itu dosa besar emak. Aku tidak ingin emak masuk neraka Mak!
Emak    : Dito, kau ini bicara soal dosa. Kamu sekolah saja tidak, tahu apa kau wacana dosa.
               Orang yang makan dingklik sekolah hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa
Dito      : Tapi mak!
Emak    : Sudah, tidak usah kau pikirkan. Tidak ada yang merasa dirugikan kali ini. Pemiliknya saja
               mungkin sudah mengikhlaskan benda ini. Toh beliau pikir, ia tidak sengaja menjatuhkannya.
               Sudahlah Dito turut saja kata emak.
Penjual  : Iya nak benar sekali kata emakmu. Toh koruptor saja yang merugikan bangsa dan seluruh
                rakyat masih bebas berkeliaran. Mereka masi sanggup bersenang-senang. Petantang-petenteng
                dengan uang yang bukan miliknya
Dito       : Dito tidak sanggup mak. Dito tidak mau dibesarkan dengan uang haram
Emak     : Kayak orang suci saja kau ini Dito. Makanya jangan suka bergaul denga orang-orang
                aneh itu.
Dito       : Bukan begitu mak, mereka mengajarkan Dito hal yang benar
Emak     : Sudah, jangan sok mengajari Emak. Tahu apa kau soal ini. Kamu mau bilang Emak
                serakah, Terserah!
Dito       : Bukan begitu! (diam) Tapi Mak!
Emak     : Walah, tidak usah tapi-tapian. Kembalikan saja liontin itu pada mak
Penjual  : Haduh, mengapa kalian ribut. Kaprikornus atau tidak menjualnya
Emak     : Jadi
Dito       : Saya tetap tidak akan menjualnya
Penjual  : Sudahlah, dari pada kalian ribut. Sebaiknya kalian pulang dulu. Besok tiba lagi saja. Jika                 memang ingin menjual liontin ini
Emak    : Kami akan menjualnya kok!
Penjual  : Kalo mau dijual yah silakan
Dito       : Aku tidak mau, akan ku kembalikan dan ku serahkan pada pemilikinya
Emak     : Memangnya kau tahu pemiliknya?
Dito       : Tidak, tapi yang terperinci saya tidak akan menjualnya (pergi)

Menentukan huruf tokoh

Tokoh Emak : huruf tokoh emak bersifat logis, alasannya yaitu ingin memenuhi kebutuhannya ia bersikeras                         menjual barang yang bukan miliknya
Tokoh Dito   : Berusaha bersifat jujur, ia tidak mau menjual barang yang bukan menjadi haknya
Penjual          : merasa galau alasannya yaitu tokoh Dito dan Emak yang ingin menjual kalung emasnya,


Contoh Teks Drama 2

Sahabat Sejati

Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan yaitu matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.
Banu:      “Din, saya minta tanggapan soal nomor  5 dan 6!”
Dini:         “A dan C”
Sita:         “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu:      “10 A, 11 D, nomor 15 saya belum”
Adi:          “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sita:         “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum saya kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek menyerupai pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Banu:      “Bud,kamu sudah selesai?”
Budi:        “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Banu:      “Aku minta tanggapan nomor 15 hingga 20 Bud!”
Budi:        “Tidak Bisa Ban,”
Banu:      “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dini:         “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Adi:          “Iya, kau kan yang paling berakal disini bud”
Budi:        “tapi bukan kerjasama menyerupai ini teman-teman”
Sita:         “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budi:        “Mencontek atau pun memberi contek yaitu hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek alasannya yaitu dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Sita:         “Tapi dikala ini, sangat mendesak Bud”
Dini:         “Iya Bud, bantu kami”
Budi:        “tetap tidak bisa”
Adi:          “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Banu:      “biarkan, kita lihat di buku saja”
Banu kemudian mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan tanggapan di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Sita:         “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Banu:      “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana bunyi Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru:      “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di aturan di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Banu:      “Aku tidak menyangka akan menyerupai ini”
Dini:         “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sita:         “Seharusnya kita mencar ilmu ya”
Adi:          “Iya, Budi benar”
Banu:      “Disaat menyerupai ini, gres kita menyadarinya yah!”
Sita:         “Aku menyesal!”
Adi,Dini&Banu:   “Aku juga” bersama
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat menyerupai yang lain.
Dini:         “kenapa bud? Kamu di aturan juga?”
Budi:        “Tidak, saya ingin menjalani eksekusi kalian juga.
                                Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sita:         “aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
Dini:         “dan tidak kita ulangi lagi”
Adi:          “Kita sahabat sejati”

Lalu mereka semua menjalani eksekusi dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

Related : Teks Drama: Pengertian, Struktur, Unsur, Dan Teladan Teks Drama

0 Komentar untuk "Teks Drama: Pengertian, Struktur, Unsur, Dan Teladan Teks Drama"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)