Pengembangan Teknologi Isu Dan Komunikasi (Tik) Di Madrasah Secara Mandiri

Sebagaimana kita tau bersama bahwa Kurikulum yang diterapkan dilembaga pendidikan ialah kurikulum 2013,yang menggantikan Kurikulum KTSP atau Kurikulum tahun 2006. Hal tersebut, dalam perspektif penulis, termasuk kebijakan yang tergolong nekat, alasannya tidak siapnya daya dukung untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 diseluruh forum pedidikan dipelosok negeri ini. 

 Sebagaimana kita tau bersama bahwa Kurikulum yang diterapkan dilembaga pendidikan ialah  Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Madrasah Secara Mandiri

Poin penting dalam hadirnya kurikulum tahun 2013 ialah hilangnya satu mata pelajaran yang terdapat didalam kurikulum KTSP, yakni Teknologi Informasi dan Komunikasi. Meskipun tidak bisa juga disebut hilang, alasannya pada dasarnya TIK di kurikulum 2013 tidak dihilangkan namun di alih fungsikan. Di dalam kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) menyatu ke dalam proses pembelajaran atau TIK menjadi pelayan bagi seluruh proses pembelajaran. Itu artinya, guru harus bisa menguasai teknologi, sebagai penunjang proses pembelajarannnya. Jika biasanya TIK masuk pada jam mata pelajaran, maka pada kurikulum 2013 TIK menjadi kemudahan pendukung seluruh mata pelajaran dan kegiatan di sekolah.

Menurut penulis, kita tidak perlu lagi memperdebatkan apakah TIK harus dimasukkan kedalam mata pelajaran atau tidak didalam Kurikulum 2013, alasannya pada dasarnya dengan perkembangan teknologi dan Informasi yang begitu pesat kini ini, kemampuan seorang guru menguasai teknologi untuk memudahkan proses pembelajaran ialah sebuah keniscayaan.

Meskipun, kebijakan tersebut, berdasarkan penulis, bukan mustahil (atau bahkan sudah terjadi) menjadikan duduk kasus baru. Banyak pertanyaan muncul dibenak penulis, siapkah guru-guru madrasah kita? Mampukah guru-guru madrasah kita menguasai Teknologi di dalam pembelajaran? Lalu menunjangkah sarana prasarananya? Apalagi kebijakan terbaru akan diberlakukannya UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dibeberapa sekolah. Bahkan sasaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Efendy, bahwa UNBK tahun pelajaran 2020/2020 ditargetkan bisa mencapai 60% sekolah yang menyelenggarakan UNBK (Lihat JawaPos.com). Namun UNBK pun masih terdapat hambatan disana sini yang perlu diperbaiki oleh pemerintah. 

Kembai pada poin penting artikel kali ini, yakni pengembangan TIK di Madrasah secara mandiri? Kenapa penulis menyebut secara mandiri, alasannya penulis berharap kita bisa bertindak untuk berbagi TIK di Madrasah tanpa terlebih dahulu untuk menunggu pertolongan pemerintah. Terutama untuk lembaga-lembaga pendidikan Islam dipelosok-pelosok negeri, yang minim sarana-prasarana penunjang, bahkan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran masih terkendala dengan kurangnya tenaga pengajar, keungan, dan lain sebagainya. Untuk itu, berdasarkan penulis, perlunya melihat duduk kasus secara menyeluruh semoga didapati kesimpulan yang utuh, sehingga sanggup mencari solusi yang efektif.

Berikut penulis paparkan masalah-masalah yang terjadi di Madrasah untuk mengembangan Teknologi. Masalah-masalah tersebut diantaranya ialah:

  1. SDM; adanya tenaga pengajar atau guru yang buta sama sekali terhadap Teknologi, jangankan untuk mengoperasikan LCD proyektor didalam pembelajaran, untuk mengoperasikan Handphone yang berbasis sistem Android saja masih menemukan kesulitan. Ditambah lagi perilaku pendidik yang enggan mengikuti perubahan dan rasa takut terhadap teknologi isu baru, sehingga masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Jumlah pendidik yang bisa mengaplikasikan teknologi gres sedikit, kurangnya tenaga mahir yang sanggup mengoperasikan perangkat komputer secara baik.
  2. Software; Kurangnya atau sedikit sekali perangkat lunak yang menyediakan semua materi pelajaran. Terbatasya penemuan pengembangan perangkat lunak untuk mengatasi masalah-masalah dengan penggunaan ICT.
  3. Dana; Sedikitnya dana yang disediakan untuk memenuhi penerapan ICT. Dana tersebut juga harus dibagi untuk pemeliharaan dan perbaikan.
  4. Terbatasnya Sarana-prasarana; Contonya: komputer, gedung atau kelas yang sempit, perpustakaan yang kurang memadai serta terbatasnya buku penunjang pembelajaran.

Menurut penulis, empat point permasalahan diatas bersifat saling mensugesti satu dengan lainnya.

Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK sebagai media pembelajaran di madrasah. Mulai dikala ini pihak madrasah dan Yayasan Madrasah harus menciptakan sebuah kegiatan pengembangan TIK secara menyeluruh. Hal yang perlu dilakukan madrasah ialah sebagai berikut;
  1. Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala Madrasah, Guru dan Yayasan.
  2. Mengidentifikasi sumber daya insan yang di miliki oleh Madrasah.
  3. Membentuk tim pengembangan TIK, dengan prioritas orang dalam Madrasah yang menguasai teknologi,sehingga sanggup menekan biaya pengeluaran lembaga.
  4. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan yang sudah dimiliki.
  5. Penentuan hardware dan software yang akan dipakai atau dikembangkan.
  6. Menentukan bentuk training penguasaan TIK, baik untuk guru dan staf lainnya.
  7. Adanya Time schedule yang terperinci untuk pencapaian kegiatan
  8. Penentuan Investasi yang dibutuhkan secara terpola tiap triwulan atau tiap tahun sesuai kemampuan keuangan yang dimiliki oleh tiap Madrasah.

Setelah seluruh hal yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan TIK di Madrasah teridentifikasi dengan baik, artinya Dassein dan Dassolen telah terbaca dan terpetakan, maka Madrasah atau Tim training akan bisa memilih Target yang relevan dengan kemampuan yang dimiliki serta memilih skala prioritas yang perlu dicapai.. Menurut penulis, hal tersebut sanggup dimulai dengan menunjukkan training kepada guru-guru Madrasah untuk menciptakan media pembelajaran melalui Program Microsoft, yakni Power Point. Selain mudah, juga tidak membutuhkan koneksi jaringan internet, sehingga tidak memerlukan pengeluaran biaya. Setelah sasaran tersebut terpenuhi,pelatihan sanggup ditingkatkan ketahap penguasaan teknologi yang lebih luas.

Dengan perencanaan yang matang, kita bisa berbagi TIK secara sedikit demi sedikit dengan kondisi keuangan yang minim dimadrasah, semoga tidak tertinggal dari sekolah lain. Yang pada intinya, berdasarkan penulis, kemauan untuk berguru dan memulai untuk berguru ialah esensi dari perubahan itu sendiri dan menjadi landasan untuk berbagi TIK di Madrasah. Serta adanya perilaku saling mambantu antar guru akan menjadi kunci kesuksesan pengembangan TIK di Madrasah. Semoga Madrasah lebih Maju!

Penulis: M. Lutvi Asy'ari

Related : Pengembangan Teknologi Isu Dan Komunikasi (Tik) Di Madrasah Secara Mandiri

0 Komentar untuk "Pengembangan Teknologi Isu Dan Komunikasi (Tik) Di Madrasah Secara Mandiri"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)