Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah, pernah melalui akun Twiternya, mengemukakan wacana "7 Dosa Megawati", dan secara gamblang, tokoh KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) itu, menciptakan rakyat Indonesia menjadi 'ngeh', sejatinya PDIP itu, tak seharum namanya yang selalu dilekatkan sebagai partainya 'wong cilik'. (lihat : laporan ICW)
Kesadaran kolektif rakyat Indonesia itu, menciptakan berubah peta poliltik, dan terjadinya kejutan hasil pemilu 2014,di mana PDIP gagal mencapai sasaran perolehan bunyi yang diinginkannya. PDIP mentok di angka 19,7 persen. Walaupun tetap bertengger di urutan pertama.
Perolehan bunyi yang pas-pasan itu menciptakan PDIP dan Jokowi, terpaksa harus melaksanakan koalisi dengan partai lain. Prediksi akan kemenangan mutlak itu, hanyalah 'pepesan kosong' yang sudah diskenariokan para media kristen dan sekuler yang berada di belakang Jokowi.
Sejatinya PDIP itu tak lain, karakternya merupakan partai nasionalis sekuler, dan tidak mempunyai pembelaan riil terhadap kepentingan nasional Indonesia. Itu terbukti ketika Mega berkuasa. Inilah kasus-kasus yang terjadi PDIP.
Di kalangan kelompok menengah perkotaan selama ini belum banyak yang faham, bahwa PDIP itu gudangnya koruptor. Banyak politikus PDIP yang tersangkut korupsi. Kader dan tokohnya menjadi langganan KPK, dan tokohnya ibarat Emir Moeis, yang kini menjalani pengadilan Tipikor. Termasuk Mega menunjukkan pengampunan kepada obligor BLBI yang sudah mengeruk dana Rp 650 triliun.
2. Jokowi Presiden Boneka
Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir Jokowi sebagai calon presiden boneka yang diduga akan diintervensi oleh Megawati. Faktanya, Jokowi bukan 'boneka' rakyat, tetapi Jokowi boneka 'konglomerat Cina', ibarat James Riyadi Cs, kalangan missionaris, dan kepentingan asing. Itu terbukti kunjungan Menlu Inggris, William Hague, yang jelas-jelas mendukung Jokowi. Termasuk adanya efek Rotary Club dan Freemasonry yang berada di belakang Jokowi.
3. Anak Sulung Jokowi Terima Suap
Anak sulung Jokowi dituding mendapatkan Rp 2 miliar dana suap proyek busway. Informasi ini menyebutkan bahwa Michael Bimo Putranto, bekas Ketua Tim Sukses Jokowi di Solo pada 2005, yang menunjukkan uang itu. Nama Bimo pertama muncul di majalah Tempo dalam laporan utama mengenai proyek pengadaan 656 bus asal Cina untuk busway senilai Rp 1,5 triliun yang bermasalah. Kabar semakin hangat, sebab isu soal anak sulung Jokowi itu diperoleh dari sumber internal Tempo.
4. Jokowi Presiden, Menteri Agama dari Syiah
Kabar Jalaluddin Rahmat, tokoh Syiah yang menjadi calon anggota dewan perwakilan rakyat dari PDIP di kawasan pemilihan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat (Jawa Barat II), diangkat menjadi menteri agama oleh Jokowi merebak dikalangan masyarakat luas. Ini suatu kejutan yang sangat luar biasa, bahwa seandainya Jokowi terpilih presiden mengangkat Jalaluddin Rahmat menjadi menteri agama.
5. Jokowi Penganut Syiah
Dalam blog Kompasiana pada 20 Maret 2014 muncul isu bahwa istri Jalaluddin Rahmat yakin suaminya masuk daftar calon legislatif dari PDIP sebab Jokowi juga penganut Syiah. Kang Jalal, begitu nama panggilan Jalaluddin, berada di nomor urut dalam daftar calon legislatif PDIP di kawasan pemilihan Jawa Barat II.
6. Jokowi Bayi di Gendongan Megawati dan James Riyadi
Sepekan sebelum pemilu legislatif di media umum nampak foto Jokowi menjadi bayi yang digendong Mega. Foto ini menegaskan Jokowi berada di bawah bayang-bayang Mega. Jokowi bukan hanya digendong Mega, tetapi Jokowi juga digendong oleh 'Taipan' James Riyadi.
7. Jokowi pengkhianat Rakyat
Jokowi itu sejatinya seorang pengkhianat rakyat tulen. Betapa ia diberikan amanah oleh rakyat yang memilihnya, kemudian ia mengkhianatinya. Dia dipilih rakyat Solo, dan rakyat Solo berharap akan perbaikan kehidupan mereka, tetapi ditinggalkannya.
Jokowi diberi amanah oleh rakyat DKI Jakarta, gres satu tahun, sudah ditinggalkanya. Padahal, di DKI Jakartai belum melaksanakan apapun, terutama bagi perbaikan kehidupan dan kota Jakarta, tetapi Jokowi sudah mendapatkan pencapresan oleh PDIP. Ini menggambarkan huruf Jokowi itu, sebagai pengkhianat rakyat.
8. Megawati Pengkhianat Perjanjian Batu Tulis
Prabowo menyatakan bahwa dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009, Mega setuju mendukung Prabowo menjadi calon presiden pada 2014. Dengan mengajukan Jokowi sebagai calon presiden, Mega dan PDIP dianggap mengkhianati perjanjian.
9. Megawati Tukang Jual Aset Negara
Isu ini mengacu pada penjualan sejumlah aset negara, antara lain perusahaan telekomunikasi Indosat, ketika Mega menjabat Presiden RI pada 2001-2004. Termasuk menjual gas 'Tangguh' kepada Cina dengan harga yang sangat murah, dan merugikan triliunan bagi Indonesia. (lihat : Fahri Hamzah : 7 Dosa Megawati)
10. Zaman Megawati Pulau Sipadan dan Ligitan Lepas dari Indonesia
Lepasnya Sipadan dan Ligitan, ketika Megawati menjadi presiden, kasus itu mengambarkan ketidak mampuan Megawati menyelamatkan integritas nasional Indonesia.
11. PDIP menjadi menjadi sangkar Salibis, JIL dan Syiah
PDIP menjadi sangkar 'Salibis', JIL, dan Syiah. Hampir 163 caleg PDIP yang beragama Nasrani, dan masih ditambah dengan yang beragama Islam, tetapi penganut JIL (sekuler-liberal), dan masuknya Syi'ah, ibarat Jalaluddin Rahmat, dan ini akan menjadi potensi konflik di masa depan.
Itulah sejumlah fakta yang rakyat dan bangsa Indonesia harus menyadari, betapa PDIP yang selama ini sebagai partai yang selalu dikonotasikan partai nasionalis, dan berada pada posisi membela 'wong cilik', ternyata kenyataan tidak membela kepentingan nasional Indonesia, dan rakyat kecil.
sumber:
voa-islam.com
Kesadaran kolektif rakyat Indonesia itu, menciptakan berubah peta poliltik, dan terjadinya kejutan hasil pemilu 2014,di mana PDIP gagal mencapai sasaran perolehan bunyi yang diinginkannya. PDIP mentok di angka 19,7 persen. Walaupun tetap bertengger di urutan pertama.
Perolehan bunyi yang pas-pasan itu menciptakan PDIP dan Jokowi, terpaksa harus melaksanakan koalisi dengan partai lain. Prediksi akan kemenangan mutlak itu, hanyalah 'pepesan kosong' yang sudah diskenariokan para media kristen dan sekuler yang berada di belakang Jokowi.
Sejatinya PDIP itu tak lain, karakternya merupakan partai nasionalis sekuler, dan tidak mempunyai pembelaan riil terhadap kepentingan nasional Indonesia. Itu terbukti ketika Mega berkuasa. Inilah kasus-kasus yang terjadi PDIP.
10 Dosa Besar Jokowi dan Megawati
1. PDIP Partai Paling KorupDi kalangan kelompok menengah perkotaan selama ini belum banyak yang faham, bahwa PDIP itu gudangnya koruptor. Banyak politikus PDIP yang tersangkut korupsi. Kader dan tokohnya menjadi langganan KPK, dan tokohnya ibarat Emir Moeis, yang kini menjalani pengadilan Tipikor. Termasuk Mega menunjukkan pengampunan kepada obligor BLBI yang sudah mengeruk dana Rp 650 triliun.
2. Jokowi Presiden Boneka
Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir Jokowi sebagai calon presiden boneka yang diduga akan diintervensi oleh Megawati. Faktanya, Jokowi bukan 'boneka' rakyat, tetapi Jokowi boneka 'konglomerat Cina', ibarat James Riyadi Cs, kalangan missionaris, dan kepentingan asing. Itu terbukti kunjungan Menlu Inggris, William Hague, yang jelas-jelas mendukung Jokowi. Termasuk adanya efek Rotary Club dan Freemasonry yang berada di belakang Jokowi.
3. Anak Sulung Jokowi Terima Suap
Anak sulung Jokowi dituding mendapatkan Rp 2 miliar dana suap proyek busway. Informasi ini menyebutkan bahwa Michael Bimo Putranto, bekas Ketua Tim Sukses Jokowi di Solo pada 2005, yang menunjukkan uang itu. Nama Bimo pertama muncul di majalah Tempo dalam laporan utama mengenai proyek pengadaan 656 bus asal Cina untuk busway senilai Rp 1,5 triliun yang bermasalah. Kabar semakin hangat, sebab isu soal anak sulung Jokowi itu diperoleh dari sumber internal Tempo.
4. Jokowi Presiden, Menteri Agama dari Syiah
Kabar Jalaluddin Rahmat, tokoh Syiah yang menjadi calon anggota dewan perwakilan rakyat dari PDIP di kawasan pemilihan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat (Jawa Barat II), diangkat menjadi menteri agama oleh Jokowi merebak dikalangan masyarakat luas. Ini suatu kejutan yang sangat luar biasa, bahwa seandainya Jokowi terpilih presiden mengangkat Jalaluddin Rahmat menjadi menteri agama.
5. Jokowi Penganut Syiah
Dalam blog Kompasiana pada 20 Maret 2014 muncul isu bahwa istri Jalaluddin Rahmat yakin suaminya masuk daftar calon legislatif dari PDIP sebab Jokowi juga penganut Syiah. Kang Jalal, begitu nama panggilan Jalaluddin, berada di nomor urut dalam daftar calon legislatif PDIP di kawasan pemilihan Jawa Barat II.
6. Jokowi Bayi di Gendongan Megawati dan James Riyadi
Sepekan sebelum pemilu legislatif di media umum nampak foto Jokowi menjadi bayi yang digendong Mega. Foto ini menegaskan Jokowi berada di bawah bayang-bayang Mega. Jokowi bukan hanya digendong Mega, tetapi Jokowi juga digendong oleh 'Taipan' James Riyadi.
7. Jokowi pengkhianat Rakyat
Jokowi itu sejatinya seorang pengkhianat rakyat tulen. Betapa ia diberikan amanah oleh rakyat yang memilihnya, kemudian ia mengkhianatinya. Dia dipilih rakyat Solo, dan rakyat Solo berharap akan perbaikan kehidupan mereka, tetapi ditinggalkannya.
Jokowi diberi amanah oleh rakyat DKI Jakarta, gres satu tahun, sudah ditinggalkanya. Padahal, di DKI Jakartai belum melaksanakan apapun, terutama bagi perbaikan kehidupan dan kota Jakarta, tetapi Jokowi sudah mendapatkan pencapresan oleh PDIP. Ini menggambarkan huruf Jokowi itu, sebagai pengkhianat rakyat.
8. Megawati Pengkhianat Perjanjian Batu Tulis
Prabowo menyatakan bahwa dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009, Mega setuju mendukung Prabowo menjadi calon presiden pada 2014. Dengan mengajukan Jokowi sebagai calon presiden, Mega dan PDIP dianggap mengkhianati perjanjian.
9. Megawati Tukang Jual Aset Negara
Isu ini mengacu pada penjualan sejumlah aset negara, antara lain perusahaan telekomunikasi Indosat, ketika Mega menjabat Presiden RI pada 2001-2004. Termasuk menjual gas 'Tangguh' kepada Cina dengan harga yang sangat murah, dan merugikan triliunan bagi Indonesia. (lihat : Fahri Hamzah : 7 Dosa Megawati)
10. Zaman Megawati Pulau Sipadan dan Ligitan Lepas dari Indonesia
Lepasnya Sipadan dan Ligitan, ketika Megawati menjadi presiden, kasus itu mengambarkan ketidak mampuan Megawati menyelamatkan integritas nasional Indonesia.
11. PDIP menjadi menjadi sangkar Salibis, JIL dan Syiah
PDIP menjadi sangkar 'Salibis', JIL, dan Syiah. Hampir 163 caleg PDIP yang beragama Nasrani, dan masih ditambah dengan yang beragama Islam, tetapi penganut JIL (sekuler-liberal), dan masuknya Syi'ah, ibarat Jalaluddin Rahmat, dan ini akan menjadi potensi konflik di masa depan.
Itulah sejumlah fakta yang rakyat dan bangsa Indonesia harus menyadari, betapa PDIP yang selama ini sebagai partai yang selalu dikonotasikan partai nasionalis, dan berada pada posisi membela 'wong cilik', ternyata kenyataan tidak membela kepentingan nasional Indonesia, dan rakyat kecil.
sumber:
voa-islam.com
0 Komentar untuk "10 Dosa Besar Joko Widodo Dan Megawati"