Kisah Nyata: Sembuh Dari Penyakit Berat Hanya Dengan Zikir

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Menyebut dirinya sebagai si Raja Penyakit, H. Zaini yang berdomisili di Jombang, tepatnya Ds. Segodorejo, Kec. Sumobito pernah mengalami aneka macam penyakit dari yang ringan hingga yang berat, tapi itu dulu sekarang dia menjadi laki-laki yang sehat diusianya yang sudah diatas 60 tahun.

Beliau mengisahkan ditahun 1977 mengalami sakit aneh, lantaran sakit ini jarang terjadi tapi nyatanya menimpa dia yaitu sakit yang menyerang pencernaan, pencernaan yang tidak mau mencerna apapun, artinya bila H. Zaini memakan sebutir nasi tanpa dikunyah maka yang keluar besok pagi ya sebutir nasi utuh tanpa ada yang berubah sedikitpun.

Sudah berupaya diobatkan dari satu Rumah Sakit Ke Rumah Sakit lainnya tapi tak kunjung ada hasil. bahkan para dokter resah lantaran obat tablet yang dimasukkan keluar utuh tanpa memberi efek apapun.

Orang kampung menyebut H. Zaini terkena santet, tenung, guna-guna dan sejenisnya hingga dibawa ke “orang pinter”, waktu berganti dan H. Zaini pun tak kunjung sembuh hingga hartanya yang selama ini dikumpulkan dari prosfesinya sebagai guru Pegawai Negeri habis dan hanya tinggal rumah yang ditempati, ya .. tak ada lagi biaya untuk berobat.

Orang bau tanah dia di Yogyakarta yang melihat kondisi anaknya benar-benar iba, tak tega rasanya melihat anaknya diterpa derita yang memilikan, bayangkan tubuhnya tinggal “longlit” balong sama kulit (tulang sama kulit) sangat kurus, tiada daya, sangat lemah bahkan sekedar untuk sanggup bersuara.

Maka sehabis berunding dengan keluarga di Jombang, disepakati H. Zaini dibawa ke Yogyakarta untuk diusahakan berobat dengan sedikit biaya yang dimiliki orang tuanya, lantaran rahasia ibunya siap menjual sebidang tanah untuk anaknya berobat.

Si ibu menyampaikan kepada keluarga di Jombang, “mudah-mudahan Allah memeberi kesembuhan ketika berobat di Yogya, andaikata dia dipanggil oleh Allah, biarlah asal aku sanggup diberi kesempatan berada didekatnya”.

Berangkatlah H. Zaini ke Yogya dan seterusnya dibawa ke RS Umum (saya lupa namanya), pribadi di rawat inap dan singkat kisah disinilah dia bertemu dengan dr. A.H. Asdi yang dikemudian hari mengantar kesembuhannya. Dokter itu mengatakan:

“P Zaini, penyakit bapak ini namanya syndrom Sistolic (saya agak lupa nama penyakitnya) dan mustahil sanggup disembuhkan di RS ini, kalaupun aku habiskan seluruh obat yang ada disini bahkan aku tambah dengan seluruh obat yang ada di Apotek seluruh Yogya anda mustahil sembuh,”

Seluruh keluarga tampak lemas mendengar klarifikasi dokter tersebut, H. Zaini berkata:

“lalu bagaimana dokter, adakah jalan lain atau apakah aku pulang saja menunggu kematian.”

Dr. A.H. Asdi melanjutkan:

“Antara sakit dengan kematian tidak ada hubungannya, orang mati lantaran jatah hidupnya habis, untuk bapak masih ada harapan, datanglah nanti malam dirumah saya, mudah-mudahan disana bapak menemukan obatnya”

Setelah meminta pulang paksa, datanglah H. Zaini yang makin lemah itu bersama keluarga ke rumah dokter A.H. Asdi sesuai alamat yang diberikan tadi siang. Tapi terkejut seluruh keluarga bahwa ternyata kawasan praktek dokter terdapat goresan pena TUTUP, kemudian dimana mesti bertemu? Seluruh rombongan bertanya-tanya.

Mendengar bunyi kendaraan beroda empat diluar pekarangannya dokter segera keluar dan mempersilahkan masuk, bukan ketempat praktek tapi kerumah beliau. Ternyata dirumah itu telah ada beberapa orang yang lain yang kelihatannya bukan berobat tapi ngaji (Tadarus/membaca Al Qur’an bergantian).

H. Zaini yang tiba ditandu segera diberi tempat, dan dokter yang tampak penyabar dan faham agama tersebut mendekat.

“P. Zaini apakah bapak masih ingin sembuh?” tanya dokter,

“ya dokter,” jawab H. Zaini,

“pernakah bapak berzikir Subhanallah” tanya dokter lagi.

“sering dok,” jawab H. Zaini dengan bibir gemetar

“coba aku ingin tau” sambung dokter
“Subhanallah” H. Zaini mencoba

“belum-belum, itu belum zikir itu gres berkata” sela dokter.

“orang yang berzikir Subhanallah harus membersihkan segala prasangka buruknya kepada Allah, memahami bahwa Allah itu suci dari kesalahan, ketidak tepatan, apalagi kezaliman, dan anda masih menyimpan perasaan itu, ceritakan kepada saya, apa yang membuat anda berfikir bahwa Allah tidak adil” desak dokter.

“Begini dok, empat tahun yang kemudian anak laki-laki aku meninggal tanpa sakit, dia ganteng, pinter dan meninggal mendadak tanpa gejala apapun, waktu itu seluruh keluarga sedih menangis dan berduka, adapun aku tidak menangis sedikitpun, tapi rahasia aku berfikir bahwa Allah tidak adil, mengapa anak aku yang dipanggil padahal aku sudah berusaha taat kepada Nya.”

Dengan meneteskan air mata H. Zaini menceritakan panasnya hati dengan taqdir yang menurutnya tidak adil.

“nah inilah alasannya ialah penyakit bapak, sekarang berfikirlah bahwa Allah hanya memberi rencana baik kepada orang-orang baik, dan bapak ialah orang baik, sekarang zikirkanlah subhanallah dengan bertaubat dan meyakini bahwa Allah niscaya memberi kebaikan kepada bapak, bukan keburukan” nasehat dokter.

“subhanallah, subhanallah …” H. Zaini berzikir,

“belum” kata dokter,

“subhanallah, subhanallah, subhanallah … “ hingga sekitar zikir yang kesembilan dokter berkata “teruskan!”

Hingga kira kira zikir ke dua belas atau tiga belas H. Zaini tertidur.

Maka seluruh keluarga pun ikut menginap, dan ketika waktu subuh menjelang H. Zaini dibangunkan, sebelum itu dokter berpesan pada keluarga bahwa apapun yang terjadi semuanya hendaknya diam. “pak Zaini berdiri ini sudah subuh,”

Setelah terbangun H. Zaini bertanya; “dimana kawasan wudhu?”

“itu pak, anda lurus kemudian belok kiri,” jawab dokter. Anggota keluarga ingin membantu H. Zaini berdiri, tapi dokter memberi arahan supaya membisu saja, dan ajaib, H. Zaini berdiri sendiri.

Kemudian sehabis itu dia berjama’ah dibelakang dokter. Setelah selesai sholat dokter A.H. Asdi menepuk lutut H. Zaini kemudian bertanya; “siapa yang mengantar bapak ketempat wudhu, siapa yang membantu bapak berdiri ketika sholat subuh tadi”

“Berarti aku sembuh dok?” H. Zaini menyela,

“pulanglah pak Zaini dan teruslah berfikir bahwa Allah hanya memberi rencana baik pada hamba-hamba Nya yang baik”

Haji Zaini pun pulang dan berangsur pulih, kembali ke Jombang Sumobito dan sekarang dia hidup lebih baik, hartanya yang hilang habis untuk berobat sekarang telah kembali, dia punya kendaraan beroda empat dan berani menyopir sendiri.

Inilah kisah si Raja penyakit yang sembuh dengan ZIKIR “SUBHANALLAH”. Marilah menjadi hamba yang senantiasa berdzikir: ..

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan ihwal penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau membuat ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran: 191)

Semoga kita juga diajari oleh Allah untuk menjadi hamba yang senantiasa Husnudzon kepada Allah SWT. Amin ya Rabb.

Ya Allah,
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, sembuhkanlah penyakitku, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu semoga kami senantiasa akrab kepada-Mu hingga tamat hayat.
Aamiin ....

Related : Kisah Nyata: Sembuh Dari Penyakit Berat Hanya Dengan Zikir

0 Komentar untuk "Kisah Nyata: Sembuh Dari Penyakit Berat Hanya Dengan Zikir"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close