Manusia Mesti Punya Kawan (2): Dongeng Garuda, Naga Dan Batara Sramba

Bila pada goresan pena Manusia mesti punya teman dekat (1): Kisah kura-kura, kera, dan ketam, menerangkan persahabatan antara dua orang yang setingkat, maka dalam cerita garuda dan ular ini, yang diceriterakan merupakan persahabatan antara dua orang yang berlainan tingkatannya.
 
Kisah ini sanggup dibaca pada Serat Panitisastra, karya Yasadipura II, pada pupuh ke 4, tembang Pocung bait ke 1 s/d 10 selengkapnya selaku berikut:
 
(1) Pucungipun den mateng denya kakaruh, pawong kawan lawan, wong utama kang linewih, kang sembada berbudi tindak raharjo.
 
(2) Kaya iku Sang Naga pantes tiniru, duk binuru marang, nenggih ri Sang Endra Paksi, dumadakan Sang Naga kapanggih lawan.
 
(3) Mitranipun, Batara Sramba lingipun, heh Naga ta sira, angapa lumayu gendring, turing Naga amba punika Bathara.
 
(4) Binabujung mring sang garudha pukulun, saking jrih kalintang, tan wande kula binukti, turing Naga pan sarwi ajulalatan.
 
(5) Wuwusipun, Bathara sramba sireksu, heh ta Naga iya, sira apa arsa urip, iya ingsun kang tutulung marang sira.
 
(6) Aturipun, Sang Naga inggih kalangkung, kawularsa gesang, nuhun pitulung sayekti ing Bathara dadya manggiha raharjo
 
(7) Angling arum, Sang Bathara sramba wau, enggal kumalunga, sira aneng jongga mami, sigra nembah Naga mulet ing Bathara.
 
(8) Praptanipun, Sang Endra paksi andulu, yen Naga wus ana, Sang Bathara sarireki, dadya ilang krodanira Sang Garuda.
 
(9) Ajrihipun, maring Bathara Srambeku, dadya arsa nembah, wirang mring Naga tan sipi, tan nembaha ajrih maring Sang Bathara.
 
(10) Bok kasiku, keneng ila-ilanipun, dadya Sang Garudha, ngabekti saking wiyati, wusnya atur sembah Garuda gya kesah.
 
 
TERJEMAHAN (BEBAS): NAGA DIKEJAR GARUDA
 
 
Alkisah seekor naga dalam perjalanannya kepergok musuh bebuyutannya yakni burung garuda (Sang Endra Paksi). Terbirit- birit ia melarikan diri. Beruntunglah ia ketemu sahabatnya yakni Batara Sramba.
 
Melihat Naga yang terengah-engah dan ketakutan, Batara Sramba menyapa: “Hai Naga, mengapa kau lari lintang pukang menyerupai itu?”
 
Duh pukulun, saya diburu-buru Sang Garuda,” jawab Nada dengan mata belingsatan
 
Batara Sramba yang bagus menjawab dengan halus: “ Hai Naga, kau masih ingin hidup apa tidak? Kalau belum mau mati ya saya akan menolongmu”
 
Hati Naga bahagia sekali, terbata-bata ia matur terhadap Batara Sramba: “Saya sangat masih ingin hidup. Saya mohon derma Batara supaya selamat”.
 
Batara Sramba dengan lembut berkata: “Kalau begitu Naga, mendekatlah, dan secepatnya kalungkan dirimu di leherku. Selebihnya urusanku”. Naga pun menyembah kemudian mengalungkan badannya di leher Batara Sramba.
 
Ketika Garuda datang, lemaslah ia alasannya merupakan menyaksikan Naga tenteram bergulung di leher Batara Sramba. Ia menjadi serba salah. Mau menyembah ia aib terhadap Naga. Mau tidak menyembah, ia takut terhadap Batara Sramba, bisa-bisa kuwalat. Maka ia secepatnya melayang ke angkasa dan menyembah dari ketinggian, kemudian pergi jauh-jauh.
 
 
LIDING DONGENG
 
Disebutkan pada bait pertama dan kedua: Beruntunglah orang yang punya teman dekat orang yang utama, linuwih, sembada dan berbudi tindak raharja. Contohnya merupakan cerita Sang Naga waktu dikejar sang Endra Paksi. Batara Sramba pastinya punya kedudukan yang lebih tinggi dari Naga, tapi ia tidak segan membantu Naga yang dalam kesusahan. (IwMM)
 

Related : Manusia Mesti Punya Kawan (2): Dongeng Garuda, Naga Dan Batara Sramba

0 Komentar untuk "Manusia Mesti Punya Kawan (2): Dongeng Garuda, Naga Dan Batara Sramba"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)