Serat Rama Dan Asta Brata (11): Bathara Baruna

Dalam goresan pena Serat Wulangreh: Den ajembar, dem amot musuh den mengku, sanggup dibaca bahwa insan perlu meneladani sifat samodera yang dapat dan bisa memuat seluruhnya baik sampah maupun bukan sekaligus menyimpan harta karun yang tak ternilai besarnya. Demikian pula dibilang oleh Sri Pakubuwana IV dalam Serat Wulangreh, pupuh Pocung bait ke 12 selaku berikut:
 
12. dèn ajêmbar dèn amot musuh dèn mêngku | dèn pindha sagara | tyase ngêmot ala bêcik | mapan ana pêpancène sowang-sowang ||
 
Pengertiannya kurang lebih selaku berikut: JEMBAR merupakan luas. Di dunia ini yang terluas merupakan samodera. AMOT sama dengan MOMOT yakni memuat tetapi tidak sekedar memuat, mesti memuat dengan aman. Dewasa ini yang banyak terjadi merupakan “ora amot nanging tetep dimomot”. Kalau yang dimaksud kendaraan, maka yang terjadi merupakan riskan celaka. Tulisan ini merupakan lanjutan dari Serat Rama dan Asta Brata (10): Bathara Kuwera
 
 
BATHARA BARUNA: SAISINING RAT KAWENGKU
 
 sanggup dibaca bahwa insan perlu meneladani sifat samodera yang dapat dan bisa memuat SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (11): BATHARA BARUNA
Penguasa “samodera” merupakan Bathara Baruna yang dalam Serat Rama anggitan Yasadipura I tertera pada pupuh Pangkur bait ke 33 dan 34.
 
Dikatakan pada bait ke 33 bahwa Bathara Baruna menguasai semua ilmu (guna-guna kagunan kabeh ginelung), bisa mengikat semua yang ada di jagad ini (angapusa isining rat). Bathara Baruna mau dan bisa memuat semuanya, bukannya tanpa dilandasi kewaspadaan. Kewaspadaan Bathara Baruna amat tinggi (putus wiweka kaeksi). Merujuk ke Serat Wedhatama: Den awas, den emut, den memet yen arsa momot, maka kesanggupan MOMOT Bathara Baruna dilandasi AWAS, EMUT dan MEMET.
 
Selanjutnya ditegaskan lagi pada bait ke 34 bahwa Bathara Baruna bisa memuat apa saja di dalam jagad ini (saisining rat kawengku) tanpa bimbang (tempuhing fasilitas datan kegah-keguh). Semua ditampung, yang bagus maupun yang buruk (kesthi kang ala arja).

Lengkapnya bait ke 33 dan 34 selaku berikut:
 sanggup dibaca bahwa insan perlu meneladani sifat samodera yang dapat dan bisa memuat SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (11): BATHARA BARUNA
 
LIDING DONGENG
 sanggup dibaca bahwa insan perlu meneladani sifat samodera yang dapat dan bisa memuat SERAT RAMA DAN ASTA BRATA (11): BATHARA BARUNA
Dalam Asta Brata kita kenal Laku Hambeging Samodra atau Laku Hambeging Baruna. Seorang pemimpin mesti mengetahui dan meneladani sifat sifat samodra terutama dalam hal daya tampung yang tinggi kepada apa saja yang dikirim dari daratan. Kiriman dari daratan tidak selamanya yummy dan mengenakkan.
Pemimpin mesti bisa memuat seluruhnya baik “good news” maupun “bad news”. Aspirasi penduduk bisa bermacam-macam, gejolak di penduduk juga bisa beraneka-ragam baik jenis maupun kadarnya. Seorang pemimpin mesti bisa mengatasi, mesti bisa mengambil keputusan dengan bijak.
Kata kuncinya merupakan SAISINING RAT KAWENGKU, KESTHI KANG ALA ARJA menurut bait ke 34 pupuh Pangkur dalam Serat Rama, dengan dilandasi JEMBAR, AMOT dan MOMOT, tanpa meninggalkan AWAS, EMUT dan MEMET sesuai pesan dalam Serat Wulangreh dan Serat Wedhatama di atas (IwMM).

Dilanjutkan ke Serat Rama dan Asta Brata (12): Bathara Brama

Related : Serat Rama Dan Asta Brata (11): Bathara Baruna

0 Komentar untuk "Serat Rama Dan Asta Brata (11): Bathara Baruna"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)