Melanjutkan Serat Rama dan Asta Brata (6): Bathara Yama, Dewa yang ke tiga merupakan Bathara Surya, dewa matahari. Dalam Serat Rama, pupuh Pangkur bait ke 23 dibilang bahwa Sifat Bathara Surya merupakan “lakuning palamarta” (welas asih). Belas kasihannya ditunjukkan dengan menampilkan energi surya nya selaku sumber kehidupan semua makhluk yang ada di bumi ini.
BATHARA SURYA YANG PALAMARTA
Kita menyaksikan bahwa dengan kecukupan sinar matahari maka tanaman akan berkembang dengan baik, demikian pula insan yang tidak mendapat sinar matahari mudah menderita kelemahan vitamin D yang besar lengan berkuasa buruk bagi kesehatan tulangnya.
Sinar matahari juga membunuh bibit penyakit. Rumah yang didalamnya tidak mendapat sinar matahari merupakan sumber penyakit.
Sinar matahari juga membunuh bibit penyakit. Rumah yang didalamnya tidak mendapat sinar matahari merupakan sumber penyakit.
Itulah “lakuning palamarta” a la Bathara Surya. Dengan sinarnya dia menebar kebajikan (ngudanaken sabarang reh arum-arum) yang dicicipi dan menyegarkan dimana-mana (amanjingaken rerasan asreping kang den tetepi).
Hal ini sanggup dibaca pada pupuh Pangkur bait ke 23 mulai baris ke tiga, selaku berikut:
Hal ini sanggup dibaca pada pupuh Pangkur bait ke 23 mulai baris ke tiga, selaku berikut:
MENYERAP SEMANGAT BATHARA SURYA
Matahari menjalankan tugasnya dengan sabar tetapi tuntas, mulai terbit di ufuk timur hingga karam di barat dan akan kembali lagi pada keesokan harinya. Demikian pula Bathara Surya yang “tan galak” (lembut) tetapi menyelesaikan tugasnya (nutuk sakarsa).
Tidak ada keraguan samasekali (tan ana rerangunipun) dalam mengisi semangat yang diserap oleh semua orang. Pada bait ke 24 pupuh Pangkur disebutkan:
Semua orang akan menyerap kebajikan dan semangat yang diberikan Bathara Surya tanpa pilih kasih, bahkan orang buta (dumuh) pun akan mencicipi dan berkembang semangat dalam jiwanya (tyasira kena pinulih.)
Tidak ada keraguan samasekali (tan ana rerangunipun) dalam mengisi semangat yang diserap oleh semua orang. Pada bait ke 24 pupuh Pangkur disebutkan:
Semua orang akan menyerap kebajikan dan semangat yang diberikan Bathara Surya tanpa pilih kasih, bahkan orang buta (dumuh) pun akan mencicipi dan berkembang semangat dalam jiwanya (tyasira kena pinulih.)
Dalam menumbuhkan semangat, semua mendapat prioritas yang serupa (tan katengen pangisepe sarasa), seumpama disebutkan pada pupuh Pangkur bait ke 25.
Selengkapnya bait ke 24 dan 25 adalah sebagai berikut:
Selengkapnya bait ke 24 dan 25 adalah sebagai berikut:
LIDING DONGENG
Seorang pemimpin hendaknya meneladani sang Surya yang dengan sabar dan welas asih danpa pilih kasih, senantiasa menumbuhkan kehidupan dengan semangat dan kekuatan. Sifatnya yang senantiasa konsisten dan tidak pernah melenceng dari orbitnya menghasilkan rakyat tidak bingung. Energi Bathara Surya yang diserap secara merata oleh siapa pun akan menumbuhkan gairah dalam menapaki hidup dan kehidupan. Itulah Bathara Surya, sang Dewa Matahari dengan “Laku Hambeging Surya” yang perlu diteladani seorang pemimpin.
Dilanjutkan ke Serat Rama dan Asta Brata (8): Bathara Candra
0 Komentar untuk "Serat Rama Dan Asta Brata (7): Bathara Surya"