Batara Candra merupakan ilahi rembulan. Bulan yang lembut, menebar keindahan dan romantisme serta memberi penerangan tapi tidak panas. Bila kita baca pupuh pangkur bait ke 25 mulai baris ke 5 s/d bait ke 27 baris ke 4 sanggup lihat bahwa bathara Candra merupakan ilahi yang paling menyenangkan.
Maafnya menyanggupi seluruh bumi (apura sêrananira, amênuhi ring sabumi). Supaya seluruh negara merasa tenteram (mrih eca isining praja) maka Bathara Candra bicara senantiasa menyejukkan (ing pangrèhe wêwangi lan mêmanis sawuwuse bagus arum) dan santun (saulat parikrama). Belum cukup dengan itu, masih dilengkapi dengan suka tertawa dan tersenyum (guyu-guyu èsême winor ing tanduk). Pokoknya yang serba bagus dan wangi. Merupakan citra sifat susila anor raga sekaligus suka amemangun karyenak tyasing sesama (menyenangkan hati semua orang).
Pada bait ke 27 masih diulangi lagi dengan ambêk santa sabuwana (sabar) dan kembali ke semua yang baik dan arum sehingga semua mencintainya.
SIFAT BULAN YANG UNIVERSAL
Semua orang di dunia ini kelihatannya menatap bulan dengan cara pandang yang sama. Semua bangsa, pria maupun perempuan, bawah umur hingga orang tua, semua menilai rembulan merupakan lembut dan romantis.
Paling simpel melihatnya dari “lagu”. Semua bangsa, semua umur memiliki lagu yang mengisahkan rembulan. Ada Blue Moon, Moon River, Terang Bulan, Bulan pake payung, hingga lagu bawah umur padang bulan. Yang sedang jatuh cinta kian romantis, yang di rantau ingin pulang dan bawah umur ingin bermain-main
LIDING DONGENG
Laku hambeging Candra mempunyai arti Pemimpin hendaknya memiliki sifat yang teduh sehingga rakyat hidup tenang dalam ketenangan dan ketenteraman. Di malam yang gelap bulan memamerkan penerangan. Demikian pula pemimpin sebaiknya pemimpin bisa memamerkan penerangan terhadap rakyatnya yang masih dalam kegelapan atau kebodohan dan membimbingnya dengan sarat ketekunan (apura serananira, ambeg santa sabuwana.
0 Komentar untuk "Serat Rama Dan Asta Brata (8): Bathara Candra"