Serat Sabda Tama: Jaman Kalabendu

 
Dalam Serat Sabdatama, R Ngabehi Ranggawarsita tergerak untuk memamerkan pitutur dalam menanggapi “Jaman Kalabendu”. (Kala: Jaman, masa; Bendu: marah; jika dibilang “antuk bebenduning Pangeran”, artinya mendapat amarah atau eksekusi dari Allah. Mengapa Tuhan marah? Tentunya alasannya perbuatan insan di dunia sudah melebihi batas, terlampau banyak melanggar hukum-hukum Allah).
 
Dalam "Sarine Basa Jawa", Padmasukatja, 1967 disebutkan "Kalabendu" selaku jaman dimana kesusilaan insan sudah rusak. Ada dampak "Bathara Kala disitu".

Kembali ke Ranggawarsita, Niat memamerkan pitutur ini sanggup dibaca pada bait pertama pupuh Gambuh selaku berikut:
 
1. Rasaning tyas kayungyun; Angayomi lukitaning kalbu; Gambir wana kalawan damai ing ati; Kabekta kudu pitutur; Sumingkiring reh tyas mirong

Terjemahannya kurang lebih:

1. Rasanya hati ini tergerak; Melahirkan perasaan jiwa; Dengan hati yang hening; Karena tergerak mesti memberi pitutur; biar sanggup menyingkirkan sikap yang tidak cocok norma.

Kapan sih jaman Kala Bendu itu? Ini lahan bagi yang suka meramal. Daripada salah, saya tidak ikut-ikut menulis wacana ini. Jaman edan itulah masanya Kala Bendu. Jaman edan sudah ada sejak era Ranggawarsita (abad ke 18) apakan kini masih edan? Sumangga.

Hanya saja R Ngabehi Ranggawarsita memberi pitutur terhadap kita semua, semestinya bagaimana kita menanggapi jaman Kala Bendu ini. Pada bait ke dua dan ke tiga pupuh Gambuh disebutkan:

2. Den samya amituhu; Ing sajroning Jaman Kala Bendu; Yogya samya nyenyuda hardaning ati; Kang anuntun mring pakewuh; Uwohing panggawe awon

3. Ngajapa tyas rahayu; Ngayomana sasameng tumuwuh; Wahanane ngendhakke angkara klindhih; Ngendhangken pakarti dudu; Dinulu luwar tibeng doh

Terjemahannya kurang lebih:

2. Semuanya agar menurut; Didalam jaman Kala Bendu; Seyogyanya meminimalisir gejolak nafsu; yang menenteng terhadap kesusahan; buah dari perbuatan tidak baik

3. Tumbuhkanlah kesucian hati; mengayomi sesama yang hidup; Dengan cara meredam hawa nafsu; Menghindarkan diri dari perbuatan tidak baik;  Sehingga terbuang jauh

Jadi keyword Ki Pujangga dalam menanggapi jaman Kala Bendu adalah:
  1. Meredam hawa nafsu untuk menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Supaya kita terlepas dari kesulitan dan jauh dari bebendu Allah.
  2. Berpikiran higienis dan berbuat baik terhadap sesama manusia

Godaannya yaitu “amenangi jaman edan, nora edan ora keduman” yang sanggup dibaca pada “aji mumpung” yang sanggup dipirsani pada posting setelah ini (IwMM)

Related : Serat Sabda Tama: Jaman Kalabendu

0 Komentar untuk "Serat Sabda Tama: Jaman Kalabendu"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)