Serat Wulangreh: Lelima Sinembah, Sembah Lelima


Dalam Serat Wulangreh, pupuh Maskumambang, Sri Pakubuwana IV memamerkan fatwa ihwal terhadap siapa dalam hidup ini, “sembah” kita tujukan.

Hal ini sanggup kita baca pada bait ke 7 sd 9 pada gambar di bawah: Ke lima sembah tersebut ditujukan kepada: (1) Rama ibu: yakni kedua orang bau tanah kita, (2) Maratuwa lanang wadon: Mertua pria dan perempuan, (3) Sadulur tuwa: Saudara bau tanah (4) Guru dan (5) Gustinireki: yakni Allah SWT.

Sebagai catatan, perumpamaan memang sama yakni "Sembah" namun pengertiannya pasti jauh beda antara sembah terhadap insan dan sembah terhadap Tuhan.
 
Wulangreh, Maskumambang bait ke 7-9
1. KEDUA ORANG TUA
 
Hal ini terkait dengan pesan Sri Pakubuwana IV untuk berbakti terhadap orang bau tanah (Serat Wulangreh: Anak muda berbaktilah terhadap orang tua). Mengapa “hormat” ditujukan terhadap bapak dan ibu, dalam hal ini karena: (1) Ayah dan ibu merupakan karena kita bisa hidup di dunia ini (2) Dalam kehidupan di dunia kita bisa berilmu dan tahu hal-hal baik maupun buruk tak lain lewat kedua orang bau tanah kita sesuai kehendak Allah yang maha kuasa. Mengenai hal ini sanggup dibaca pada pupuh Maskumambang bait ke 10 sd 13 (baris pertama) di bawah selaku berikut:
 
Wulangreh, Maskumambang bait ke 10-13
 

Wulangreh, Maskumambang bait 14-18

2. MERTUA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Pada bait ke 13 baris ke 2 sd 4  dan pd bait ke 14 baris pertama  disebutkan: (13) ......  mila maratuwa | lanang wadon dèn bêktèni | awèh rasa ingkang positif || kemudian dilanjutkan: (14) sajatine rasa kang mêncarkên wiji | .....”. Pengertiannya: Kedua mertua (laki-laki dan perempuan) wajib dihormati karena lewat mereka kita menemukan kenikmatan (aweh rasa dan sajatine rasa) berikutnya memberi kesempatan kita untuk menemukan keturunan (mencarken wiji).


3. SAUDARA TUA
 
Saudara bau tanah merupakan pengganti orang bau tanah yang perlu kita ikuti pituturnya jikalau orang bau tanah kita telah meninggal. Hal ini sanggup dibaca pada bait ke 14 baris ke 2 sd 4, bait ke 15 dan bait ke 16 baris pertama di atas


4. GURU

Kita hormat pada guru karena lewat guru kita menemukan isyarat kesempurnaan  hidup hingga mati (atuduh sampurnaning urip tumeka antaka), sanggup pepadhang hati yang gelap dan  isyarat jalan menuju kemuliaan hidup (madhangaken petenging ati dan ambenerken marga mulya).

Berat beban orang yang durhaka terhadap guru. Oleh alasannya itu kita mesti berusaha supaya selalu dicintai guru kita dan jangan hingga menyusut kecintaan kita terhadap guru. (minta asih siyang ratri dan ywa nganti suda sihira). Mengenai hal ini sanggup dibaca selengkapnya pada bait ke 16 (baris ke 3) dan bait ke 17-18 di atas.


5. ALLAH SWT

Wulangreh, Maskumambang, bait ke 19

Sembah terhadap Allah SWT merupakan ibadah kita. Dalam Serat Wulangreh pupuh Maskumambang bait ke 19 pada gambar di sebelah, disebutkan bahwa sembah cuma ditujukan terhadap Allah SWT yang menguasai hidup dan mati kita maupun rejeki kita di dunia ini, selaku berikut:

Demikian pula bila kita rujuk kembali ke butir 1 di atas , maka kedua orang bau tanah kita pun menurunkan kita tidak lain cuma atas kehendak Allah SWT semata.

Menyembah Tuhan bermakna mengerjakan perintah Allah dan mematuhi laranganNya. Dalam pupuh Asmaradana bait ke 1 sd 3, disebutkan biar kita mengerjakan Shalat 5 waktu. Siapa meninggalkan Shalat akan jadi “gabug” (gabug: bulir padi yang kosong). Demikian pula kita dihentikan meninggalkan Rukun Islam yang lima.

Mengenai Rukun Islam ini pesan Sri Pakubuwana IV sederhana namun lugas: (1) Laksanakan semampunya namun dihentikan ditinggalkan (mapan ta sakuwasane; nanging aja tan linakyan) dan (2) Barang siapa tidak mengerjakan akan mendapat eksekusi Allah (Sapa tan nglakonana; tan wurung nemu bebendu).
 
Lengkapnya pupuh Asmaradana bait ke 1 sd 3 tersebut selaku berikut:

PB IV, Wulangreh, Asmaradana bait 1-3
PENUTUP
 
Demikianlah “Sembah Lelima” menurut Serat Wulangreh. Kepada kedua orang bau tanah yang menjadi karena hidup kita di dunia; Kepada kedua mertua pria dan wanita yang memberi kenikmatan dan keturunan; Kepada kerabat bau tanah selaku ganti orang tua; Kepada guru yang memberi pelita guna kesempurnaan hidup dan terhadap Allah SWT yang menguasai hidup mati dan rejeki kita dengan menjalankan Rukun Islam yang lima, yaitu: Syahadat, Shalat lima waktu, Puasa, Zakat dan Haji dengan peringatan: Laksanakan sekuatnya (sakuwasane); Tetapi jangan hingga tidak mengerjakan (aja tan linakyan) dan siapa tidak mengerjakan akan mendapat azab (sapat tan nglakonana; tan wurung nemu bebendu)  (IwMM)

Related : Serat Wulangreh: Lelima Sinembah, Sembah Lelima

0 Komentar untuk "Serat Wulangreh: Lelima Sinembah, Sembah Lelima"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)