Ini yaitu pitutur sekaligus tantangan dalam bahasa yang sederhana: jikalau takut ya jangan berani-berani sebaliknya jikalau berani jangan takut-takut. Maksudnya biar dalam menjalani kehidupan ini kita tidak ragu-ragu. Keraguan yaitu pembunuh keberhasilan.
“yen wedi aja wani-wani” bukan mengajar untuk jadi orang pengecut. Kalau memang setelah kita laksanakan analisis hasilnya membahayakan, ya jangan dilakukan. Misalnya saja kita mau menyeberangi laut. Di pelabuhan tersedia kapal kecil namun sudah sarat muatan sementara ombak besar. Kalau saya sih akan memutuskan “yen wedi aja wani-wani”.
“Yen wani aja wedi-wedi” juga bukan mengajar kita untuk “bonek”. Tentunya mesti pakai perhitungan, deduga, prayoga, watara danreringa. Kalau sudah percaya OK maka ulat mesti madhep dan ati mantep untuk GO AHEAD. Pedhe dan tidak maju mundur lagi.
Dibawah yaitu suatu cerita sebelum tidur dari eyang putri terhadap cucunya wacana induk rusa yang berani melawan harimau:
DONGENG INDUK RUSA DAN HARIMAU
Adalah seekor induk rusa sedang merumput di tepi hutan bareng anaknya. Ia dikejutkan dengan kedatangan seekor macan yang mau memangsanya. Kepada anaknya ia berpesan: “Kau jangan kelihatan takut nak, biar Emak yang menyelesaikan”. Si induk rusa secepatnya pasang kuda-kuda. Tanduk diarahkan ke harimau, mata dipelototkan dan lidahnya yang merah dijulurkan. Si macan (yang kebetulan macan tolol) menyaksikan rusa punya tanduk dengan pengecap merah menjulur menerka induk rusa yaitu hewan pemangsa yang ganas. Iapun lari terbirit-birit.
Macan dalam pelariannya ketemu kera. Setelah macan berceritera apa yang dialaminya, monyet pun tertawa ngakak: “Tolol kamu, Can. daging rusa itu enaknya hingga mak nyusss”. Harimau yang sudah kadung grogi amat sukar diyakinkan supaya “yen wani aja wedi-wedi”. Karena ditolol-tololkan oleh si kera, jadinya macan berani kembali mengunjungi rusa asal ditemani. Tidak cuma sekedar menemani, . ekor monyet mesti diikat ke lehernya, agar jikalau terjadi sesuatu maka monyet tidak ngacir duluan. Dalam hal ini perilaku macan yaitu “wani namun wedi-wedi”.
Dari jauh kelihatan seolah-olah monyet berlangsung menuntun macan dengan leher terikat. Induk rusa pun berteriak: “Hai kera, ternyata kau menepati janjimu kemarin untuk kirim makanan. Kebetulan saya sedang lapar, dan kau bawakan saya daging segar yang niscaya yummy sekali”.
Macan yang memang tiba dengan mental “wani namun wedi-wedi” mendengar kata-kata keras induk rusa dengan tampang yang disangar-sangarkan, tanpa pikir panjang lagi pribadi balik kanan, ngacir secepat-cepatnya, sambil mencaci-maki kera: “Binatang tolol, nyaris saja nyawaku melayang. Dasar monyet bego”. Sebaliknya si monyet berteriak-teriak kesakitan. Tubuhnya babak-belur terantuk, terbanting dan terseret alasannya yaitu ekornya masih terikat pada leher harimau.
LIDING DONGENG
Induk rusa dan anaknya bersukacita dapat lepas dari bahaya. Sambil membelai kepala si kecil, ia memberi pitutur: “Anakku, dalam menghadapi masalah, ada dua pilihan. Kalau takut, ya secepatnya menyelamatkan diri. Tetapi jikalau memang berani, gunakan otakmu, jangan tunjukkan ketakutanmu. Prinsipnya, yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi” demikian ia menasihati anaknya. (IwMM)
0 Komentar untuk "Yen Wedi Aja Wani-Wani Yen Wani Aja-Wedi-Wedi"