Cangkriman 1: Penggunaan Sehari-Hari


Kira-kira sebulan kemudian saya di kantor Cipaganti, Bandung, menanti keberangkatan travel mau kembali ke Jakarta. Masih cukup waktu jadi saya minum kopi di sebelah. Ada pria setengah umur menyerupai saya menyapa: “Ijin join ya pak, gak ada kawasan lagi”.

Mangga pak”, pengecap telah kadung lebih praktis ngomong “mangga” ketimbang “silakan”. Bagaimanapun saya tetap ingat Yitna yuwana lena kena meskipun kemudian saya merasa bersalah alasannya orang ini ternyata orang baik-baik.

Bapak Jawa ya”, mungkin alasannya “monggo” saya tadi. “dari mana Pak?”

Jogja, Pak”, jawab saya pendek.

Saya juga Jogja. Tapi Jogja kemringet”. Kemringet yakni berkeringat. Maksud bapak yakni dia berasal dari desa di wilayah Jogja, cukup jauh dari Jogja.

Selesai berbasa-basi dia berceritera bahwa jaman dahulu permainan anak desa dan anak kota nyaris sama. Disebutkan antara lain gobag sodor, sepak sekong, benthik dan beberapa lagi. Termasuk “Cangkriman”.

Cangkriman” atau disebut pula “bedhekan”, dapat juga “badhean” yakni teka-teki atau tebakan. Anak kota dahulu juga suka cangkriman. Kalau sore “jagongan” sama teman, pas tidak bermain dengan tenaga fisik, maka kita main tebak-tebakan.

Burnaskopen?” Tiba-tiba bapak itu mulai dengan cangkrimannya.

Bubur panas kokopen”, jawab saya (dikokop: Mulut pribadi nempel bibir mangkuk, tanpa sendok). “Itu sih praktis sekali”.

Beliau ketawa keras sekali. “Hanya ngetes anak kota”, katanya. Jadilah setengah jam waktu tunggu dihabiskan untuk bernostalgia kendala “cangkriman”.

Cangkriman yakni insiden tutur dalam situasi santai. Perlu berfikir tetapi bukan pikiran yang berat. Unsur permainan dan hiburannya besar tetapi juga ada elemen pendidikannya sekaligus melatih kecerdasan dan kreativitas. Bisa dilaksanakan dimana saja dan tanpa ongkos kecuali kalau sambil makan minum di warung.

Cangkriman perlu “provokator”. Ketika seorang mulai dengan cangkrimannya: “Apa bedane balapan jaran karo balapan pit?” (Pit: Sepeda). Maka gayung pun bersambut. Mulai ada yang menjawab, ada yang salah, ada juga yang betul. Kalau tidak ada yang menjawab dengan benar maka si pemberi cangkriman akan menjawab sendiri: “Kalau balapan jaran (kuda) ada penitipan sepeda tetapi kalau balapan sepeda tidak ada penitipan kuda”. Lalu lainnya gantian menampilkan cangkriman. Perlu pencetus, tanpa dijadwalkan tetapi “gayeng”

Karena bisa menyebabkan tawa, maka para komedian khususnya yang bernuansa Jawa, menyerupai Dhagelan Mataram dan Ludruk banyak menggunakan cangkriman, terutama yang bernuansa plesetan. Kalau ditanya: “Iwak kucing karo iwak pitik yummy endi?” (daging kucing dan daging ayam yummy mana?). Hati-hati, kalau kita jawab yummy daging ayam maka akan diteruskan dengan: “Kalau begitu kau pernah makan daging kucing?”.

Memang ada cangkriman yang tidak terlampau santai, umpamanya cangkriman yang disampaikan dalam bentuk “tembang”. Bahkan ada cangrkiman sayembara, khususnya di dunia Pedhalangan. Raden Sadewa sukses memperistri Dewi Srengginiwati putri Raja Bhadawanganala alasannya bisa menebak cangkrimannya.

Demikian pula begawan Wisrawa sukses “mbatang” (menebak) cangkriman Dewi Sukesi. Begawan Wisrawa bergotong-royong ikut sayembara atasnama putranya, Prabu Danaraja dari Kerajaan Lokapala. Dari sini problem tumbuh. Dewi Sukesi tidak mau diperistri Prabu Danaraja, Dia cuma mau diperistri orang yang sukses menebak “cangkriman”nya. Bagaimanapun Begawan Wisrawa menolak, Dewi Sukesi tetap bersikeras.

Saya tidak berceritera wayang disini, singkat ceritera dari insiden "mbatang cangkriman" Dewi Sukesi tidak menjadi isteri Danapati tetapi menjadi istri Begawan Wisrawa, bapaknya Danapati, dan putra yang dilahirkan dari pasutri Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi adalah: Dasamuka, Kumbakarna, Sarpakenaka dan Gunawan Wibisana [dapat dibaca di  Sabda Pandita Ratu (2): Kisah Wisrawa dan Dewabrata] IwMM

Related : Cangkriman 1: Penggunaan Sehari-Hari

0 Komentar untuk "Cangkriman 1: Penggunaan Sehari-Hari"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)