Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (3) - Wanodya


 Wanita dalam arti sesungguhnya yakni perempuan maupun perempuan selaku  singkatan dari  KELENGKAPAN KSATRIA JAWA PARIPURNA: WISMA, WANODYA, TURANGGA, KUKILA, CURIGA (3) - WANODYA
Wanodya” merupakan wanita. Wanita dalam arti sesungguhnya yakni perempuan maupun perempuan selaku singkatan dari “wani ing tata” (wani: berani), kontrak pada aturan. Wanita selaku perempuan merupakan istri. Istri dalam bahasa Jawa disebut “garwa” dan garwa merupakan abreviasi dari “sigaraning nyawa”, komponen jiwa. Dalam pemahaman Jawa tidak ada komponen jiwa selain isteri.

Laki-laki dan perempuan merupakan pasangan yang saling melengkapi. Tanpa yang satu, satunya tidak akan sempurna. Ada kutub positif, ada kutub negatif, demikian pula ada komponen ying dan ada komponen yang. Ketidakseimbangan antara dua komponen memunculkan orang menjadi sakit. Wanita merupakan kawasan pria “curhat”. Wanita kawasan pria “curhat” merupakan perempuan yang ada di dalam :wisma”nya, rumahnya. Dan perempuan yang ada di dalam rumah sang ksatria, haruslah istrinya.
Dalam pemahaman pria Jawa yang tak tahu diri, istri merupakan “kanca wingking” (wingking: belakang; bab belakang rumah). Sementara ia jikalau pamit mau ke kamar kecil, menyampaikan “Badhe dateng wingking”, mau ke belakang. Lebih ahli lagi jikalau berkunjung ke tempat tinggal keluarga atau kawan bareng isteri, sang pria masuk melalui pintu depan dan isterinya melalui samping atau belakang. Jaman seumpama ini semestinya telah berlalu. Eyang-eyang dulu pun bahwasanya tidak pernah menasihati seumpama ini.
Sebagai kawan satu kasur, kapada perempuan (baca: isteri) seharusnyalah curhat lahir dan batin. Sebagai kawan satu dapur, disitulah perempuan (baca: isteri) mengorganisir ksatrianya dengan masakan bergizi, empat sehat lima tepat yang sepadan santapan gizinya. Sehingga “hero” kita selalu siap tempur dengan keadaan fisik yang prima.
Disitulah, pulang bertugas, sang ksatria kembali ke wismanya, ketemu isterinya. Menyelesaikan pertanggung-jawaban tugasnya, mendapat ide-ide baru, dan saat mendapat tugas gres ia mengerjakan tugasnya dengan lebih inovatif dan inovatif. Wanita (isteri) merupakan sumber motivasi dan inspirasi. Bila anda “wanita” jangan dibalik bahwa dengan demikian perempuan sanggup sekaligus boleh menghipnotis dan mengarahkan pria dalam mengerjakan tugasnya.
 
LIDING DONGENG
Pak bau tanah itu melanjutkan penjelasannya: “Wanita aja mbok tegesi liya kejaba garwa. Garwa iku sigaraning nyawa. Aja kleru negesi kanca wingking. Kowe weruh apa ing perangan awakmu sisih buri (wingking). Sing weruh ya bojomu, mulane diarani kanca wingking. Wong lanang aja isin rembugan karo bojo, dheweke ngerti luwih akeh tinimbang kowe”.  (IwMM)

Related : Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (3) - Wanodya

0 Komentar untuk "Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (3) - Wanodya"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)