Witing: Asal mulanya; Tresna: Cinta; Jalaran: Karena; Kulina: Terbiasa. Ya, apanya yang salah, asal mula cinta alasannya terbiasa. Itu kan suatu proses yang baik, meskipun “love at the first sight” juga boleh-boleh saja. Cinta tidak hanya antara pria dan perempuan, tapi dapat meliputi banyak hal. Ketika kita disuruh “belajar menggemari apa yang kita kerjakan dan jangan melaksanakan apa yang kita sukai” tujuannya supaya “karena sudah biasa menjadi suka”. Dan banyak juga orang yang dahulu tidak menggemari pekerjaannya, lama-lama malah fanatik. Demikian pula seorang yang diperintahkan ke suatu daerah, katakan Maluku. Awalnya tidak senang makan sagu. Ketika kembali ke Jawa setelah sekian tahun di sana, lama-lama kangen juga sama sagu.
Sebagai suatu proses, memang seharusnyalah demikian. Semua hal di dunia ini perlu proses, sebelum menjadi output. Masalahnya di dunia ini juga ada satu hal lagi yakni “penyimpangan”. Contoh yang paling gampang merupakan relasi antara pria dan perempuan. Andaikan keduanya belum berkeluarga lalu terjadi proses “witing tresna jalaran saka kulina” pastinya bagus. Dari saling kenal, sudah biasa lalu berkembang cinta. Masalah muncul dikala mereka berdua sudah berkeluarga, dan alasannya pekerjaan lalu terbiasa, kesannya muncul cinta. Rumah tangga dapat rusak karenanya.
Satu teladan lagi, ada pesan yang tersirat jikalau kau tidak merokok jangan memulainya. Rokok mengandung zat adiktif. Mulai satu hari satu batang lama-lama menjadi satu bungkus. Itu gres rokok. Bagaimana jikalau minuman keras dan obat-obat terlarang. Jiwa dan raga dapat rusak karenanya.
Seorang yang sudah biasa dan sudah cinta dengan hidup nyaman di desanya, akan sakit kepala begitu masuk Jakarta. Demikian pula orang Jakarta, sepekan berada di “remote area” yang tidak ada kendaraan dan jaringan internet, dapat sinting. Hal yang sebaliknya juga dapat terjadi. Setelah tiga bulan di Jakarta, orang desa tersebut menjadi sudah biasa dan suka. Demikian pula orang Jakarta yang tadinya tiap hari bermasalah dengan facebook dan twitter, lama-lama dapat menikmati hidup nyaman tanpa barang itu.
Semua ada kasatmata negatifnya. Marilah kita dudukkan “witing tresna jalaran saka kulina” pada tempat yang bantu-membantu (IwMM)
Seorang yang sudah biasa dan sudah cinta dengan hidup nyaman di desanya, akan sakit kepala begitu masuk Jakarta. Demikian pula orang Jakarta, sepekan berada di “remote area” yang tidak ada kendaraan dan jaringan internet, dapat sinting. Hal yang sebaliknya juga dapat terjadi. Setelah tiga bulan di Jakarta, orang desa tersebut menjadi sudah biasa dan suka. Demikian pula orang Jakarta yang tadinya tiap hari bermasalah dengan facebook dan twitter, lama-lama dapat menikmati hidup nyaman tanpa barang itu.
Semua ada kasatmata negatifnya. Marilah kita dudukkan “witing tresna jalaran saka kulina” pada tempat yang bantu-membantu (IwMM)
0 Komentar untuk "Witing Tresna Jalaran Saka Kulina"