SEDIH nian hati ini dikala melihat seorang perempuan berjuang dengan nyawanya ketika proses melahirkan. Namun bagaimana perasaan Anda apabila ada perempuan yang usai melahirkan, anaknya justru dibuang. Sukar dibahasakan tentunya.
Itulah yang terjadi di Puskesmas Kauman di Jalan Soekarno Hatta, Tulungagung, pada Kamis (10/1). Malam itu heboh. Salah satu pasien melahirkan di kamar mandi puskesmas.
Yang membikin ricuh merupakan bayi yang dilahirkan coba 'dihilangkan' dengan cara membuangnya ke kloset. Namun perbuatan kejam itu gagal. Tubuh bayi tersangkut di kloset.
Untuk mengeluarkan bayi, kloset mesti dibongkar. Meski sudah diupayakan, tetapi nyawa bayi tak tertolong. Kekagetan belum rampung hingga di situ alasannya merupakan yang melahirkan alias sang ibu kandung masih tercatat selaku seorang pelajar yang masih berusia 16 tahun.
"Peristiwa berawal ketika E, ibunya yang masih berusia 16 tahun, dikirim orang tuanya ke puskesmas alasannya merupakan mengeluh sakit perut hingga nyeri pinggang. Saat itu petugas Puskesmas meminta ibu bayi untuk istirahat untuk menanti observasi," kata Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Sumaji, menyerupai dikutip Detik.com, Jumat (11/1/2019).
Namun ketika proses menunggu, tanpa sepengetahuan petugas piket, E menuju ke kamar mandi puskesmas dengan argumentasi ingin buang air besar. Saat berada di kamar mandi itulah E melahirkan. Petugas puskesmas gres mengenali setelah ibu E melaporkan insiden itu dan meminta tolong ke tenaga medis.
Ibu E merasa curiga alasannya merupakan anaknya terlalu usang berada di dalam kamar mandi. Ibu E kemudian mengtuk pintu kamar mandi dan dibukakan oleh anaknya.
"Saat ibu dari E menginformasikan petugas Puskesmas Kauman, anaknya sudah melahirkan di kamar mandi, sedangkan posisi bayi separuh badannya masuk ke kloset," ujarnya.
E sendiri membantah hamil. Untuk menutupi keadaan yang sebenarnya, E mengenakan busana besar dan jaket. Postur tubuh E juga agak gemuk.
"Sekilas memang tidak kelihatan kalau sedang hamil, alasannya merupakan posturnya agak gemuk, sedangkan ia juga pakai baju besar dan jaket. Tapi setelah dibuka oleh petugas kelihatan kalau perutnya besar, tetapi ia tetap membantah kalau hamil," kata Kepala Puskesmas Kauman, Tulungagung, Aris Setiawan.
Saat itu pasien sempat mengaku tidak menstruasi, tetapi tetap membantah jikalau hamil. Dia beralibi tidak tiba bulan karena mengonsumsi obat untuk sakit kalenjar getah bening yang diderita.
"Karena pasien tidak mengaku kalau hamil, kami tidak mungkin menyidik lebih dalam menyangkut kandungan, kemudian pasien kami laksanakan observasi," ujar Aris.
Aris sendiri mendapatkan fakta dari masalah tersebut. Fakta yang dinilai tidak masuk akal dalam proses persalinan wajar pada umumnya.
Aris Setiawan menyampaikan beberapa fakta tersebut di antaranya merupakan terputusnya tali pusar ketika bayi ditemukan. Padahal untuk memutus tali pusar dibutuhkan benda tajam karena kondisinya yang kuat.
"Kalau cuma ditarik terlebih keadaan pasien masih lemas nampaknya tidak mungkin, alasannya merupakan tali pusar itu kuat, jadi mesti pakai alat. Kami masih belum tahu apakah ia bawa alat untuk memotong atau digigit," kata Aris Setiawan, Jumat (11/1/2019).
Fakta lain merupakan posisi bayi ketika didapatkan di dalam toilet, kedua kaki bayi dan sebagian tubuh berada di dalam lubang kloset, sedangkan bab kepala dan tangah di luar lubang. Kondisi ini mengindikasikan tidak mungkin bayi tersebut keluar dari rahim dan pribadi masuk ke dalam kloset.
"Karena kalau secara wajar bayi itu keluar niscaya kepalanya, memang ada kemungkinan tidak demikian namun kecil. Terkait ini kami tidak berani menyimpulkan, alasannya merupakan yang bersangkutan tidak pernah periksa kehamilan sebelumnya, apakah sungsang atau tidak," imbuh Aris.
Sedangkan menurut Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Tulungagung, Ipda Retno Puji, keadaan bayi ketika pertama kali didapatkan dalam keadaan bersih, hal ini disangka akhir disiram oleh ibu bayi.
"Tubuhnya sudah higienis yang ada darahnya itu di sekeliling ibu bayi, alasannya merupakan posisi bangkit dan darah terus mengucur," kata Retno di Polres Trenggalek.
Saat ini masalah ini masih dalam proses pengusutan oleh UPPA Polres Tulungagung. Sejumlah barang bukti juga diamankan untuk memperkuat proses aturan lebih lanjut. Polisi juga akan mencari ayah biologis bayi tersebut.
Remaja dan pergaulan bebas
Tanpa bermaksud mendemoralisasi atau menggeneralisasi fenomena semacam di atas, pergaulan bebas atau aktifitas bersiko memang kian gandrung di kelompok remaja.
Belum lagi pola hidup permisif dan sikap hedon agaknya kian menggejala di kelompok generasi zaman now seiring dengan pertumbuhan teknologi keterangan yang tanpa batas.
Hal tersebut kemudian menjarah nyaris semua lingkup bahkan sudah merangsek tidak saja di kota kota besar tetapi juga hingga ke kampung-kampung.
Data yang ditunjukkan oleh Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Dwi Hafsah Handayani, misalnya, cukup menghasilkan kita miris.
Hafsah menyebutkan, ada insiden di mana salah satu Sekolah Menengah Pertama di Lampung, ada 12 siswinya yang hamil. Siswi tersebut berisikan kelas VII, VIII, IX. Ingat, anak Sekolah Menengah Pertama loh ya.
Hafsah mengatakan, ia memperoleh keterangan dari penduduk bahwa di sekolah tersebut ada insiden luar biasa.
"Sekolah bilang bersih. Tapi, cek di guru BK ternyata ada muridnya yang hamil," katanya.
"Mereka ada yang sudah dinikahkan oleh orangtuanya, yang lain kami belum tahu pasti. Nanti kalau sudah ada info detailnya saya, kasih tahu," lanjut Hafsah menyerupai dalam liputan pemeriksaan Tribun Lampung.
Hafsah mengatakan, sekolah intinya memegang peranan penting dalam menyediakan edukasi ihwal kesehatan reproduksi (kespro) terhadap siswanya dan untuk menangkal pergaulan bebas.
Menurutnya, fokusnya bukan cuma pada insiden langkah-langkah asusila, tetapi upaya pencegahan. Dia menyatakan, pihaknya sudah menyelenggarakan agenda konseling kespro. Programnya bukan cuma menyediakan buku, tetapi juga mengajari guru cara mentransfer isi buku tersebut terhadap siswanya.
Fenomena di Lampung itu pastinya cuma terlihat permukaan kecil (fenomena gunung es) dari serangkaian akumulasi pola hidup rentan yang bagi banyak pihak sangatlah mengkhawatirkan. Gempuran gadget atau ponsel cerdas kian memperbesar bianglala tantangan kepengasuhan itu.
Karena itu, dalam hal pemanfaatan teknologi keterangan yang sempurna guna, bawah umur muda kita perlu kiranya untuk betul-betul mengetahui motif dirinya memiliki smartphone. Apakah alasannya merupakan didorong aliran yang rasional termasuk mutu dan efektivitas ponsel cerdas sanggup mendukung acara belajar. Atau semata-mata alasannya merupakan motif emosional belaka demi bikin puas kehendak kepribadiannya. Sumber https://www.parentnial.com/
Itulah yang terjadi di Puskesmas Kauman di Jalan Soekarno Hatta, Tulungagung, pada Kamis (10/1). Malam itu heboh. Salah satu pasien melahirkan di kamar mandi puskesmas.
Yang membikin ricuh merupakan bayi yang dilahirkan coba 'dihilangkan' dengan cara membuangnya ke kloset. Namun perbuatan kejam itu gagal. Tubuh bayi tersangkut di kloset.
Untuk mengeluarkan bayi, kloset mesti dibongkar. Meski sudah diupayakan, tetapi nyawa bayi tak tertolong. Kekagetan belum rampung hingga di situ alasannya merupakan yang melahirkan alias sang ibu kandung masih tercatat selaku seorang pelajar yang masih berusia 16 tahun.
"Peristiwa berawal ketika E, ibunya yang masih berusia 16 tahun, dikirim orang tuanya ke puskesmas alasannya merupakan mengeluh sakit perut hingga nyeri pinggang. Saat itu petugas Puskesmas meminta ibu bayi untuk istirahat untuk menanti observasi," kata Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Sumaji, menyerupai dikutip Detik.com, Jumat (11/1/2019).
Namun ketika proses menunggu, tanpa sepengetahuan petugas piket, E menuju ke kamar mandi puskesmas dengan argumentasi ingin buang air besar. Saat berada di kamar mandi itulah E melahirkan. Petugas puskesmas gres mengenali setelah ibu E melaporkan insiden itu dan meminta tolong ke tenaga medis.
Ibu E merasa curiga alasannya merupakan anaknya terlalu usang berada di dalam kamar mandi. Ibu E kemudian mengtuk pintu kamar mandi dan dibukakan oleh anaknya.
"Saat ibu dari E menginformasikan petugas Puskesmas Kauman, anaknya sudah melahirkan di kamar mandi, sedangkan posisi bayi separuh badannya masuk ke kloset," ujarnya.
E sendiri membantah hamil. Untuk menutupi keadaan yang sebenarnya, E mengenakan busana besar dan jaket. Postur tubuh E juga agak gemuk.
"Sekilas memang tidak kelihatan kalau sedang hamil, alasannya merupakan posturnya agak gemuk, sedangkan ia juga pakai baju besar dan jaket. Tapi setelah dibuka oleh petugas kelihatan kalau perutnya besar, tetapi ia tetap membantah kalau hamil," kata Kepala Puskesmas Kauman, Tulungagung, Aris Setiawan.
Saat itu pasien sempat mengaku tidak menstruasi, tetapi tetap membantah jikalau hamil. Dia beralibi tidak tiba bulan karena mengonsumsi obat untuk sakit kalenjar getah bening yang diderita.
"Karena pasien tidak mengaku kalau hamil, kami tidak mungkin menyidik lebih dalam menyangkut kandungan, kemudian pasien kami laksanakan observasi," ujar Aris.
Aris sendiri mendapatkan fakta dari masalah tersebut. Fakta yang dinilai tidak masuk akal dalam proses persalinan wajar pada umumnya.
Aris Setiawan menyampaikan beberapa fakta tersebut di antaranya merupakan terputusnya tali pusar ketika bayi ditemukan. Padahal untuk memutus tali pusar dibutuhkan benda tajam karena kondisinya yang kuat.
"Kalau cuma ditarik terlebih keadaan pasien masih lemas nampaknya tidak mungkin, alasannya merupakan tali pusar itu kuat, jadi mesti pakai alat. Kami masih belum tahu apakah ia bawa alat untuk memotong atau digigit," kata Aris Setiawan, Jumat (11/1/2019).
Fakta lain merupakan posisi bayi ketika didapatkan di dalam toilet, kedua kaki bayi dan sebagian tubuh berada di dalam lubang kloset, sedangkan bab kepala dan tangah di luar lubang. Kondisi ini mengindikasikan tidak mungkin bayi tersebut keluar dari rahim dan pribadi masuk ke dalam kloset.
"Karena kalau secara wajar bayi itu keluar niscaya kepalanya, memang ada kemungkinan tidak demikian namun kecil. Terkait ini kami tidak berani menyimpulkan, alasannya merupakan yang bersangkutan tidak pernah periksa kehamilan sebelumnya, apakah sungsang atau tidak," imbuh Aris.
Sedangkan menurut Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Tulungagung, Ipda Retno Puji, keadaan bayi ketika pertama kali didapatkan dalam keadaan bersih, hal ini disangka akhir disiram oleh ibu bayi.
"Tubuhnya sudah higienis yang ada darahnya itu di sekeliling ibu bayi, alasannya merupakan posisi bangkit dan darah terus mengucur," kata Retno di Polres Trenggalek.
Saat ini masalah ini masih dalam proses pengusutan oleh UPPA Polres Tulungagung. Sejumlah barang bukti juga diamankan untuk memperkuat proses aturan lebih lanjut. Polisi juga akan mencari ayah biologis bayi tersebut.
Remaja dan pergaulan bebas
Tanpa bermaksud mendemoralisasi atau menggeneralisasi fenomena semacam di atas, pergaulan bebas atau aktifitas bersiko memang kian gandrung di kelompok remaja.
Belum lagi pola hidup permisif dan sikap hedon agaknya kian menggejala di kelompok generasi zaman now seiring dengan pertumbuhan teknologi keterangan yang tanpa batas.
Hal tersebut kemudian menjarah nyaris semua lingkup bahkan sudah merangsek tidak saja di kota kota besar tetapi juga hingga ke kampung-kampung.
Data yang ditunjukkan oleh Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Dwi Hafsah Handayani, misalnya, cukup menghasilkan kita miris.
Hafsah menyebutkan, ada insiden di mana salah satu Sekolah Menengah Pertama di Lampung, ada 12 siswinya yang hamil. Siswi tersebut berisikan kelas VII, VIII, IX. Ingat, anak Sekolah Menengah Pertama loh ya.
Hafsah mengatakan, ia memperoleh keterangan dari penduduk bahwa di sekolah tersebut ada insiden luar biasa.
"Sekolah bilang bersih. Tapi, cek di guru BK ternyata ada muridnya yang hamil," katanya.
"Mereka ada yang sudah dinikahkan oleh orangtuanya, yang lain kami belum tahu pasti. Nanti kalau sudah ada info detailnya saya, kasih tahu," lanjut Hafsah menyerupai dalam liputan pemeriksaan Tribun Lampung.
Hafsah mengatakan, sekolah intinya memegang peranan penting dalam menyediakan edukasi ihwal kesehatan reproduksi (kespro) terhadap siswanya dan untuk menangkal pergaulan bebas.
Menurutnya, fokusnya bukan cuma pada insiden langkah-langkah asusila, tetapi upaya pencegahan. Dia menyatakan, pihaknya sudah menyelenggarakan agenda konseling kespro. Programnya bukan cuma menyediakan buku, tetapi juga mengajari guru cara mentransfer isi buku tersebut terhadap siswanya.
Fenomena di Lampung itu pastinya cuma terlihat permukaan kecil (fenomena gunung es) dari serangkaian akumulasi pola hidup rentan yang bagi banyak pihak sangatlah mengkhawatirkan. Gempuran gadget atau ponsel cerdas kian memperbesar bianglala tantangan kepengasuhan itu.
Karena itu, dalam hal pemanfaatan teknologi keterangan yang sempurna guna, bawah umur muda kita perlu kiranya untuk betul-betul mengetahui motif dirinya memiliki smartphone. Apakah alasannya merupakan didorong aliran yang rasional termasuk mutu dan efektivitas ponsel cerdas sanggup mendukung acara belajar. Atau semata-mata alasannya merupakan motif emosional belaka demi bikin puas kehendak kepribadiannya. Sumber https://www.parentnial.com/
0 Komentar untuk "Pelajar 16 Tahun Melahirkan Di Kamar Mandi, Bayinya Dibuang Ke Kloset"