Anakku Sayang,... Bercita-Citalah.


Anakku, izinkan Ayahbunda menuturkan suatu kisah Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, bahagia beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku yakni jiwa yang memiliki banyak cita-cita". 
Dia pernah bercita-cita menjadi amir, ia sudah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga sudah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku yakni surga, dan saya berharap mendapatkannya."

Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar biasanya memiliki impian tinggi. Anakku, bukan cuma itu, mereka berupaya merealisasikan apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan biasanya mereka bisa menjangkau impian yang sudah mereka canangkan.
Bukan cuma kisah Umar bin Abdul Aziz yang mau bunda ceritakan. Ada kisah lain, tentang empat perjaka dengan impian mereka. Suatu kali, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mushab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan ra. berkumpul di pelataran ka'bah. Mushab yang bicara pertama kali dengan mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan menyampaikan cita-citanya, meminta Mushab apalagi dahulu menyodorkan cita-citanya.

Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan kawasan Irak, saya ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang lalu hari berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya menerima apa yang ia cita-citakan.

Urwah bin Jubair lalu menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah lalu dipahami selaku salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.

Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan anakku, Abdul Malik bin Marwan lalu menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dipahami selaku khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.

Terakhir, Abdullah bin Umar memastikan cita-citanya. Tahukah anakku, apa impian Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!

Anakku sayang, ambillah hikmah terbaik dari kisah itu. Apa yang menjadi impian mereka? Cita-cita yang tinggi dan besar. Apakah engkau mengetahui, bagaimana mereka bisa meraih impian itu? Mereka mencapainya dengan usaha dan pengorbanan yang betul-betul diiringi dengan mental yang luar biasa. Bukan diraih dengan menumbuhkan keminderan, kekalahan bahkan keputusasaan. Kekuatan tekad yang mereka miliki dibarengi dengan perjuangan juga doa terhadap Allah SWT menghasilkan mereka bisa meraih apa yang mereka inginkan.

Perhatikan apa yang sejarah tulis mengenai usaha Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, "Sebelum menjadi khalifah, tali celananya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, saat ia menjadi khalifah, ia sungguh kurus. Bahkan jikalau saya mengkalkulasikan jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, niscaya saya bisa menghitungnya." Bukan cuma itu, Umar bin Abdul Aziz juga dipahami selaku pemimpin yang menolak suap dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah SWT memperkenankan Umar bin Abdul Aziz menerima keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan sarat kesungguhan, usaha dan pengorbanan untuk menngapai impian yang lain, surga!

Karena itu, anakku, bercita-citalah! Pancangkan cita-citamu setinggi mungkin. Iringi ia dengan kesungguhan, usaha dan pengorbanan untuk menngapainya. Semoga Allah SWT merahmatimu dengan memperkenankan impian itu terwujud.

Bercita-citalah! Bukan cuma untuk duniamu, namun juga untuk akheratmu. Rasulullah bersabda, "Dan jikalau kalian meminta terhadap Allah, maka mintalah nirwana firdaus, lantaran ia yakni nirwana yang paling tinggi." Anakku, tahukah engkau apa impian seorang Rabiah bin Kaab? Cita-citanya adalah, menemani Rasulullah di surga!

-satu episode dalam Menikmati Peran Ibu-
Kisah inspirasi ini ditulis oleh Cahaya Afiati dalam situs eramuslim.com


Hikmah Yang sanggup diambil  dari kisah inspirasi diatas : 

  1. Milikilah cita-cita, kamu tak pernah tahu bagaimana Tuhanmu kan mengabulkan cita-citamu.
  2. Ikhtiar mengejar-ngejar cita-cita, dan tawakkal kepadaNya
  3. Jangan berputus asa dalam mengejar-ngejar cita-citamu

Semoga Bermanfaat.




Related : Anakku Sayang,... Bercita-Citalah.

0 Komentar untuk "Anakku Sayang,... Bercita-Citalah."

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)