Kisah Kejujuran Iblis Terhadap Rasulullah Saw (Bag. 2)

Bismillahirrahmanirrahim.
Artikel ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya wacana  Kisah Kejujuran Iblis terhadap Rasulullah SAW (Bag. 2)
Artikel ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya wacana "Kejujuran Iblis terhadap Rasulullah SAW" (bagian 1).  Sebaiknya anda membaca postingan sebelumnya mudah-mudahan isi postingan ini lebih sanggup di pahami, selanjutnya akan lebih membangkitkan jiwa kita dan Insya Allah akan sanggup mengembangkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.

Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan,

"Segala puji cuma bagi Allah yang sudah membahagiakan umatku dan memicu engkau menderita hingga Hari Kiamat."

Kemudian Iblis membantah,

"Haihaata-haihaata (tidak mungkin-tidak mungkin).  Bagaimana mungkin umatmu akan senang sementara saya masih hidup dan tidak mati hingga Hari Kiamat..?  Bagaimana umatmu senang sementara saya masuk dalam diri mereka lewat ajaran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku..?  Demi Tuhan yang sudah bikin saya dan memberi saya waktu untuk menanti hingga hari mereka di bangkitkan, akan saya sesatkan mereka semua."


Ingat Qur'an Surat al-A'raf "Seperti mereka sudah menyesatkanku, saya akan menghalang-halangi mereka dari jalan Allah yang lurus" (QS al-A'raf [7] : 16).  Lalu Iblis melanjutkan dengan mengatakan, "Aku akan kunjungi mereka dari semua jurusan muka-belakang, kanan-kiri dan orang yang bersyukur tidak sanggup dihadiri setan."
Dalam QS al-A'raf [7] : 17 Allah berfirman, "Kemudian saya akan kunjungi mereka dari wajah dan dari belakang mereka, dan engkau tidak akan mendapati pada biasanya mereka bersyukur (taat)."

Dan siapa pun tidak terkecuali, yang kolot atau yang pandai, buta abjad atau tidak, kafir atau beriman, kecuali baga para hamba yang mukhlis (ikhlas), menyerupai yan tertulis dalam Al-Qur'an, "Kecuali hamba-hamba Engkau yang mhklis di antara mereka." (QS al-Hijr [15] : 40)


Iblis melanjutkan pembicaraan ini dan berkata kepada Rasulullah SAW :

"Apakah engkau belum pernah mendengar kisah seorang Abid (orang yang tekun beribadah) dari Bani Israil yang gemar beribadah itu.  Akulah yang menggelincirkannya dengan aneka macam cara dan jurus.  Abid itu sungguh tekun beribadah, tetapi beliau orang yang kelemahan harta, maka beliau niscaya mengharapkan duit untuk kehidupannya."  Lalu sang Iblis bercerita : Di ujung desa dimana Abid itu tinggal terdapat sekelompok orang yang senantiasa menyembah pohon.  Melihat kondisi itu Abid tidak mau tinggal diam, namun beliau ingin berdakwa dengan caranya sendiri.  Lalu Abid itu mengambil kampak kesayangannya dan mengunjungi pohon kawasan ritual penyembahan tersebut dilaksanakan.  Dengan semangat yang berapi-api, Abid pun berangkat dengan tergesa-gesa.  Tetapi di tengah perjalanan Abid berjumpa dengan Iblis yang kemudian membujuknya :

Iblis : "Apa perlunya engkau ke sana..? Buang buang waktu saja..! Bukankah lebih baik engkau beribadah..?"

Abid : "Aku mau menumbangkan kemusyrikan.  Kalau pohon itu tidak ditumbangkan, maka banyak orang yang terus mendatanginya dan meminta sesuatu padanya, sehingga mereka tidak lagi menyembah dan meminta terhadap Allah Yang Maha Esa."

Iblis : "Kalau engkau tumbangkan pohon itu, maka orang-orang itu niscaya akan mencari pohon lain yang sanggup disembah dan engkau akan kerumitan mengikuti mereka.  Biarkan saja mereka dan tetaplah engkau beribadah."

Abid : "Tidak ada seorang pun yang sanggup membatasi keinginanku ini."

Iblis : "Sudahlah Abid lebih baik engkau beribadah saja."

Abid : "Bukankah yang mau saya jalankan ini merupakan cuilan dari ibadah..? Kalau engkau tetap menghalangiku, ayo kini kita bertarung dan siapakah di antara kita yang menang..!

Lalu keduanya pun bertarung dan jadinya pertandingan itu dimenangkan oleh sang Abid.  Tubuh iblis diinjak oleh kaki Abid.  Ketika Abid hendak mengayunkan kampaknya pada badan Iblis yang sudah diinjaknya itu, Iblis pun meminta ampun dan berjanji tidak akan membatasi dakwahnya, bahkan berjanji akan membantunya.  Setelah Abid mendapatkan maaf dari Iblis, kemudian Iblis dilepaskan dari injakan kakinya, kemudian Iblis itu mulai merayunya kembali.

Iblis : "Jadi engkau ingin beribadah..? Baiklah, saya akan membantumu.  Engkau tidak pernah melakukan ibadah dengan berinfak bukan..? Bukankah sedekah itu cuilan dari ibadah..?"

Abid : "Ya..!, cepat apa yang mau engkau jalankan untuk membatu saya..?"

Iblis : "Setiap bangun dari tidur, coba engkau lihat apa yang ada di bawah bantalmu.  Engkau akan mendapatkan duit satu Dinar, dan dengan duit itu engkau sanggup menyedekahkannya selaku ibadah."

Abid : "Awas.. kalau engkau bohong..!"

Abid pun kemudian tidur.  Ketika bangun beliau tidak lupa mengangkat bantalnya untuk menandakan perkataan sang Iblis.  Dan benar di bawah bantal beliau mendapatkan duit satu Dinar.  Abid pun tersenyum gembira menyaksikan kenyataan itu.

Keesokan harinya di saat beliau bangun tidur, Abid mengulangi kembali mengangkat bantalnya, dan beliau kembali mendapati duit satu Dinar di bawah bantalnya.  Sehingga pada hari-hari selanjutnya beliau merasa tidak perlu ragu lagi.

Namun untuk hari ke tiga, duit Dinar yang dijanjikan itu tidak ada.  Abid pun murka dan beliau secepatnya mengambil kampaknya untuk menebang pohon yang dijadikan sesembahan banyak orang.  Di tengah perjalanan, Abid berjumpa lagi dengan Iblis dan menyatakan akan kebohongannya itu.  Tanpa basa-basi Abid kemudian mengajak Iblis untuk bertarung lagi.

Untuk kedua kalinya Abid dan Iblis bertarung.  Keduanya bertarung dengan sepenuh kekuatan.  Namun pada pertandingan kali ini Iblis yang menang.

Tahukah engkau mengapa Abid kini kalah..? Sebab beliau tidak lagi nrimo terhadap Allah.  Dia sudah mengalihkan niatnya pada duit satu Dinar.  Sehingga kekuatan yang dimilikinya tidak menyerupai dulu.  Keikhlasannya sudah ternoda dan beliau tidak merasakannya, sehingga Allah mencabut kekuatannya itu.

Kemudia pembicaraan antara Rasulullah SAW dengan Iblis dilanjutkan

Rasulullah SAW : "Siapakah orang yang mukhlis itu menurutmu..?


Iblis : "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, barang siapa cinta Dirham dan Dinar, maka beliau tidak tergolong orang yang nrimo untuk Allah.  Jika saya menyaksikan orang yang membenci Dirham dan Dinar, serta membenci puji dan pujaan, maka saya tahu bahwa beliau merupakan orang yang nrimo lantaran Allah, oleh lantaran itu saya lewati dia.  Sesungguhnya orang yang cinta harta, kebanggaan dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, beliau lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu.  Tak tahukah engkau bahwa cinta harta tergolong salah satu dosa besar..? "Wahai.. Muhammad, tak tahukah engkau bahwa mengasihi kedudukan dan angkuh tergolong dosa besar..?" "Wahai.. Muhammad, tidak tahukah engkau, akulah yang memalingkan niat para pemimpin dari uamtmu..? mula-mula mereka menimbang-nimbang umat (amanah), namun usang kelamaan mereka cuma menimbang-nimbang diri sendiri dan keluarganya, hingga jadinya mereka menjadi rakus dan semua milik rakyat dikuasai, dan itu semua merupakan kepandaianku."  "Wahai Muhammad, tidak tahukah engkau, bahwa saya punya tujuh puluh ribu anak.  Setiap anak dari mereka mempunyai tujuh puluh ribu setan.  Di antara mereka sudah saya tugaskan untuk memukau hati golongan ulama, orang-orang pandai, sebagian lagi saya tugaskan untuk memukau hati anak muda, sebagian lagi memukau hati orang tua, dan sebagian lagi memukau hati orang-orang yang lemah.  Adapun bawah umur muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara bawah umur kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya.  Sebagian sudah saya tugaskan untuk memukau hati orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia (zuhud) (orang-orang zuhudpun tetap digoda setan dengan kezuhudannya).  "Setan itu masuk ke dalam dan luar diri mereka, dari sebuah kondisi ke kondisi yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain.  Mereka menghipnotis insan dengan banyak sebab.  Setan mengambil keikhlasan mereka dan memicu mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas."  "Apakah engkau tidak tahu kisah seorang pendeta yang beribadah secara nrimo selama tujuh puluh tahun, sehingga orang yang sakit menjadi sehat berkat dakwahnya.  Kemudian saya tidak pernah meninggalkannya hingga ia berzina, membunuh, berbohong, ingkar dan jadinya bertekuk lutut dan besujud kepadaku.  Dialah yang disebut Allah dalam Al-Qur'an, "Bujukan orang-orang munafik itu merupakan menyerupai (bujukan) setan di saat mereka berkata pada manusia, "Kafirlah engkau..!" Maka tatkala insan itu kafir beliau berkata, bahwasanya saya berlepas dari diri kau lantaran bahwasanya saya takut terhadap Allah Tuhan semesta alam." (QS al-Hasyr [59] : 16)


Demikianlah Artikel ini kami posting untuk dijadikan materi bacaan mudah-mudahan sanggup memperbesar ketaqwaan kita terhadap Allah SWT

Alhamdulillah.

Sumber: kisahkisahislami.blog
Dikutip dari buku  "Kejujuran Iblis terhadap Rasulullah SAW" Oleh : Dra. Hj. Durrah Baraja, SH., M. Hum

Related : Kisah Kejujuran Iblis Terhadap Rasulullah Saw (Bag. 2)

0 Komentar untuk "Kisah Kejujuran Iblis Terhadap Rasulullah Saw (Bag. 2)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close