Kisah Mendorong Batu

Seorang pria sedang tertidur di bawah pohon besar. Kemudian beliau berimajinasi ada cahaya terang mendatanginya. Dia berimajinasi berjumpa Tuhan. 

Tuhan berkata kepadanya bahwa ada pekerjaan yang mesti dilakukannya. Lalu Tuhan mengobrol kepadanya suatu watu besar di depan pondoknya. Tuhan menerangkan bahwa ia mesti mendorong watu itu dengan seluruh kekuatannya. 

Hal ini dilaksanakan pria itu setiap hari. Berbulan-bulan ia melakukan pekerjaan sejak matahari terbit hingga terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia capek alasannya yaitu mendorong dengan seluruh kemampuannya. 

Setiap malam pria itu kembali ke kamarnya dengan murung dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia. 

Ketika pria itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bab untuk mengacaukan pikirannya "Sekian usang kamu sudah mendorong watu itu namun watu itu tidak bergeming. Apa kamu ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." 

Lalu, ditunjukkannya pada pria itu bahwa kiprah itu sungguh tidak masuk nalar dan salah. Pikiran tersebut kemudian menghasilkan pria itu stress dan patah semangat. "Mengapa saya mesti bunuh diri menyerupai ini?" pikirnya. "Aku akan menyisakan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik." 

Dan itulah yang direncanakan, hingga suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan mengadu segala permasalahannya itu terhadap Tuhan. "Tuhan," katanya "Aku sudah bersusah payah sekian usang dan mengerjakan perintah-Mu, dengan segenap kekuatanku melaksanakan apa yang Kau inginkan. Tetapi hingga kini saya tidak sanggup menggerakkan watu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa saya gagal?' 

Tuhan berkata,"Hambaku, saat saya memintamu untuk melaksanakan perintah-Ku dan kamu menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu yaitu mendorong watu itu dengan seluruh kekuatanmu menyerupai yang sudah kamu lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kamu mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kamu tiba padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kamu sudah gagal. namun apakah benar?” ”Lihatlah dirimu. Lenganmu memiliki efek dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras alasannya yaitu tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. 

Sebaliknya kamu sudah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melampaui sebelumnya. Meski kamu belum memindah watu itu. Tetapi ketaatanmu yaitu menurut dan mendorong dan menimba ilmu untuk setia dan percaya akan pesan yang tersirat yang mau Kuberikan kepadamu.

" Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpinya, dan bersujud syukur alasannya yaitu ia merasa dan paham bahwa ia sudah mendapat hidayah-Nya. 


Mutiara Hikmah.

Sahabatku, terkadang, saat kita mendengar perintah Allah, yang pertama kali kita gunakan condong anggapan dan nafsu kita untuk memeriksa keinginanNya, bukan keimanan dulu yang kita utamakan. Padahal perintah itu terang kebenarannya. 

Sesungguhnya apa yang Allah harapkan yaitu hal-hal yang sungguh sederhana biar menuruti dan taat kepadaNya. Dan yakinlah itu yaitu keperluan kita. Allah tidak perlu ibadah kita. Demi Allah, saat semua makhluk berpaling dari Nya, maka tidak akan meminimalisir sedikitpun kebesaran dan kemulyaan Allah. Dan sebaliknya saat semua makhluk beribadah terhadap Nya, tidak akan memperbesar sedikitpun kebesaran dan kemuliaan Allah Tuhan kita. Dengan kata lain, taatlah terhadap segala perintah Allah, dan yakinlah bahwa perintah itu yaitu keperluan kita. Semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya.

Semoga Bermanfaat.
Sumber: Blog Cerita-Cerita Motivasi 

Related : Kisah Mendorong Batu

0 Komentar untuk "Kisah Mendorong Batu"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)