Gua Tsur merupakan suatu gua di kota Makkah yang terletak sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram. Gua Tsur berada di salah satu puncak Jabal Tsur, suatu gunung yang yang cukup tinggi, terjal dan berbatuan.
Struktur dan bentuk gunung ini menyusahkan para peziarah untuk mendaki hingga ke Gua Tsur. Bahkan, upaya pendakian gunung tersebut sering menghadirkan ancaman dan korban jiwa.
Gua ini memiliki dua pintu masuk yang terletak di bab depan dan bab belakangnya. Jika dilihat secara sepintas, bentuk gua ini seumpama bentuk kuali.
Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah disebutkan, sejarah Gua Tsur sungguh erat kaitannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 622 M di saat Rasulullah akan hijrah menuju Kota Madinah.
“Dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad SAW bareng teman dekat Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.”
Sejarah hijrah sendiri dimulai saat kaum kafir Quraisy Makkah sudah hingga terhadap puncak kedengkian dan kemarahan mereka menyaksikan pertumbuhan anutan Islam yang makin ramai di kelompok suku Quraisy sendiri. Bukan cuma di Mekkah, Bahkan juga sudah memiliki basis yang memiliki pengaruh di Kota Yatsrib (Madinah).
Dalam musyawarah yang berjalan alot di Darun Nadwah, para pemimpin kafir Quraisy alhasil menetapkan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Algojo yang mau menjalankan pembunuhan merupakan para perjaka terkuat yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy yang dilengkapi dengan sebilah pedang tajam.
Para perjaka tersebut disuruh menjalankan pembunuhan secara bersamaan dan bersama-sama. Hal ini berencana mudah-mudahan Bani Hasyim dan Bani Muthalib (kabilah dari mana Nabi Muhammad SAW berasal) tidak berani untuk menuntut balas, lantaran yang terlibat dalam pembunuhan tersebut merupakan semua kabilah Quraisy.
Rencana jahat kaum kafir Quraisy tersebut atas izin dan proteksi Allah, alhasil tercium oleh Rasulullah SAW. Rasulullah memperoleh izin dari Allah untuk menjalankan hijrah ke Madinah dan mempersiapkan segala sesuatu yang diinginkan bareng Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Pada malam hari yang sudah ditetapkan, para perjaka Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW dari segala penjuru. Rasulullah menyadari hal itu dan sepenuhnya bertawakal terhadap Allah. Lewat tengah malam, Rasulullah memerintahkan keponakannya, Ali bin Abi Thalib untuk tidur di wilayah perbaringan dan memakai selimut yang lazim ia gunakan. Hal ini dijalankan untuk memperdaya pandangan kaum kafir Quraiys.
Dengan hati yang mantap Rasulullah pun keluar dari rumahnya. Dengan izin Allah, tidak ada seorang pun dari perjaka yang mengepung tadi menyaksikan kepergian Nabi Muhammad SAW.
Konon, Rasulullah sempat menyiramkan pasir ke kepala para perjaka tersebut sambil membacakan ayat Al Qur'an surah Yaasin ayat 9:
“Dan kami selenggarakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak sanggup melihat.”
Kemudian Rasulullah SAW menuju rumah teman dekat terdekatnya, Sayyidina Abu Bakar kemudian keduanya keluar dari jendela belakang dan terus berjalan ke arah selatan menuju Gua Tsur.
Di dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad beserta Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.
Menurut suatu riwayat, saat Nabi Muhammad keluar menuju Gua Tsur itu, para perjaka Quraisy masih tertidur semuanya, mereka gres terbangun sehabis Rasulullah berlalu dan mendapati kepala mereka sarat dengan pasir berdebu. Mereka gres sadar bahwa mereka sudah tertidur dan tertipu.
Tidak ada yang tahu wilayah persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, kecuali Abdullah bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan pembantu mereka berjulukan Amir bin Fuhaira. Merekalah yang sungguh berjasa menolong Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.
“Abdullah bertugas mencari informasi mengenai kaum kafir Quraisy. Sehari-harinya dia berada di tengah-tengah kaum kafir Quraisy untuk mendengar perilaku dan rencana yang mau mereka laksanakan,” Demikian informasi dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah.
Malam harinya, seluruh informasi tersebut disampaikan terhadap Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sedangkan Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakar di sekeliling Gua Tsur, memerah susu dan mempersiapkan daging untuk masakan Nabi SAW dan Abu Bakar, dengan dibantu oleh Asma’ dan Aisyah.
Disamping itu, Amir bertugas meniadakan jejak Abdullah yang keluar masuk wilayah persembunyian dengan cara menggembalakan kambingnya di jalan yang dilalui Abdullah sehingga jejak Abdullah terhapus.
Setelah kaum kafir Quraisy mengenali bahwa yang mereka incar sudah sukses meloloskan diri, mereka kemudian mengerahkan semua kekuatan untuk mengejar-ngejar dan mencari Nabi Muhammad SAW hingga dapat.
Semua wilayah di aneka macam arah mereka sisir dan selidiki satu per satu tanpa mengenal lelah. Di antara pasukan Quraisy ada segemobolan perjaka yang tiba mendekati Gua Tsur. Mereka menghunuskan pedang sambil mondar-mandir mencari dengan sarat selidik ke segenap penjuru.
Tidak jauh dari gua itu mereka berjumpa dengan seorang penggembala, kemudian mereka bertanya, “Apakah Muhammad berada dalam gua itu?”
Jawab penggembala, “Mungkin saja mereka dalam gua itu, namun saya tidak menyaksikan ada orang yang menuju ke sana.”
Mendengar balasan gembala itu, Abu Bakar sempat berkeringat. Ia khawatir, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Abu Bakar menahan nafas, tidak bergerak, dan cuma menyerahkan nasibnya terhadap Allah SWT.
Datanglah para perjaka Quraisy dari tiap marga dengan menjinjing tongkat, pentung, cemeti dan pedang. Sebagian mereka menyaksikan gua, mereka menyaksikan ada dua sarang merpati di luar verbal gua, diapun kembali terhadap kawan-kawannya.
Kawan-kawannya yang berada di bawah bertanya: "Bagaimana kerja keras kamu? Apa yang kau lihat disana?"
"Aku menyaksikan ada dua merpati liar, Tidak mungkin ada seseorang didalamnya". jawabnya.
Mendengar percakapan mereka. Mengertilah Abu Bakar bahwa Allah sudah melindunginya dari kejaran kafir Quraiys.
Sebagian diantara mereka ada yang berkata: " Bagaimana jikalau kita masuk saja ke dalam gua itu."
Salah seorang dari mereka membantah, "Apa tujuanmu masuk gua! Mau cari mati kalian? Disana ada laba-laba yang usianya lebih bau tanah dari lahirnya Muhammad!"
Berikut merupakan penampakan video Gua Tsur yang memiliki tinggi 5000 feet atau sekitar 1400 meter dari atas permukaan laut.
Sumber https://www.kabarmakkah.com
Struktur dan bentuk gunung ini menyusahkan para peziarah untuk mendaki hingga ke Gua Tsur. Bahkan, upaya pendakian gunung tersebut sering menghadirkan ancaman dan korban jiwa.
Gua ini memiliki dua pintu masuk yang terletak di bab depan dan bab belakangnya. Jika dilihat secara sepintas, bentuk gua ini seumpama bentuk kuali.
Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah disebutkan, sejarah Gua Tsur sungguh erat kaitannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 622 M di saat Rasulullah akan hijrah menuju Kota Madinah.
“Dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad SAW bareng teman dekat Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.”
Sejarah hijrah sendiri dimulai saat kaum kafir Quraisy Makkah sudah hingga terhadap puncak kedengkian dan kemarahan mereka menyaksikan pertumbuhan anutan Islam yang makin ramai di kelompok suku Quraisy sendiri. Bukan cuma di Mekkah, Bahkan juga sudah memiliki basis yang memiliki pengaruh di Kota Yatsrib (Madinah).
Dalam musyawarah yang berjalan alot di Darun Nadwah, para pemimpin kafir Quraisy alhasil menetapkan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Algojo yang mau menjalankan pembunuhan merupakan para perjaka terkuat yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy yang dilengkapi dengan sebilah pedang tajam.
Para perjaka tersebut disuruh menjalankan pembunuhan secara bersamaan dan bersama-sama. Hal ini berencana mudah-mudahan Bani Hasyim dan Bani Muthalib (kabilah dari mana Nabi Muhammad SAW berasal) tidak berani untuk menuntut balas, lantaran yang terlibat dalam pembunuhan tersebut merupakan semua kabilah Quraisy.
Rencana jahat kaum kafir Quraisy tersebut atas izin dan proteksi Allah, alhasil tercium oleh Rasulullah SAW. Rasulullah memperoleh izin dari Allah untuk menjalankan hijrah ke Madinah dan mempersiapkan segala sesuatu yang diinginkan bareng Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Pada malam hari yang sudah ditetapkan, para perjaka Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW dari segala penjuru. Rasulullah menyadari hal itu dan sepenuhnya bertawakal terhadap Allah. Lewat tengah malam, Rasulullah memerintahkan keponakannya, Ali bin Abi Thalib untuk tidur di wilayah perbaringan dan memakai selimut yang lazim ia gunakan. Hal ini dijalankan untuk memperdaya pandangan kaum kafir Quraiys.
Dengan hati yang mantap Rasulullah pun keluar dari rumahnya. Dengan izin Allah, tidak ada seorang pun dari perjaka yang mengepung tadi menyaksikan kepergian Nabi Muhammad SAW.
Konon, Rasulullah sempat menyiramkan pasir ke kepala para perjaka tersebut sambil membacakan ayat Al Qur'an surah Yaasin ayat 9:
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَ مِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Dan kami selenggarakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak sanggup melihat.”
Kemudian Rasulullah SAW menuju rumah teman dekat terdekatnya, Sayyidina Abu Bakar kemudian keduanya keluar dari jendela belakang dan terus berjalan ke arah selatan menuju Gua Tsur.
Di dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad beserta Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.
Menurut suatu riwayat, saat Nabi Muhammad keluar menuju Gua Tsur itu, para perjaka Quraisy masih tertidur semuanya, mereka gres terbangun sehabis Rasulullah berlalu dan mendapati kepala mereka sarat dengan pasir berdebu. Mereka gres sadar bahwa mereka sudah tertidur dan tertipu.
Tidak ada yang tahu wilayah persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, kecuali Abdullah bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan pembantu mereka berjulukan Amir bin Fuhaira. Merekalah yang sungguh berjasa menolong Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.
“Abdullah bertugas mencari informasi mengenai kaum kafir Quraisy. Sehari-harinya dia berada di tengah-tengah kaum kafir Quraisy untuk mendengar perilaku dan rencana yang mau mereka laksanakan,” Demikian informasi dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah.
Malam harinya, seluruh informasi tersebut disampaikan terhadap Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sedangkan Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakar di sekeliling Gua Tsur, memerah susu dan mempersiapkan daging untuk masakan Nabi SAW dan Abu Bakar, dengan dibantu oleh Asma’ dan Aisyah.
Disamping itu, Amir bertugas meniadakan jejak Abdullah yang keluar masuk wilayah persembunyian dengan cara menggembalakan kambingnya di jalan yang dilalui Abdullah sehingga jejak Abdullah terhapus.
Setelah kaum kafir Quraisy mengenali bahwa yang mereka incar sudah sukses meloloskan diri, mereka kemudian mengerahkan semua kekuatan untuk mengejar-ngejar dan mencari Nabi Muhammad SAW hingga dapat.
Semua wilayah di aneka macam arah mereka sisir dan selidiki satu per satu tanpa mengenal lelah. Di antara pasukan Quraisy ada segemobolan perjaka yang tiba mendekati Gua Tsur. Mereka menghunuskan pedang sambil mondar-mandir mencari dengan sarat selidik ke segenap penjuru.
Tidak jauh dari gua itu mereka berjumpa dengan seorang penggembala, kemudian mereka bertanya, “Apakah Muhammad berada dalam gua itu?”
Jawab penggembala, “Mungkin saja mereka dalam gua itu, namun saya tidak menyaksikan ada orang yang menuju ke sana.”
Mendengar balasan gembala itu, Abu Bakar sempat berkeringat. Ia khawatir, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Abu Bakar menahan nafas, tidak bergerak, dan cuma menyerahkan nasibnya terhadap Allah SWT.
Datanglah para perjaka Quraisy dari tiap marga dengan menjinjing tongkat, pentung, cemeti dan pedang. Sebagian mereka menyaksikan gua, mereka menyaksikan ada dua sarang merpati di luar verbal gua, diapun kembali terhadap kawan-kawannya.
Kawan-kawannya yang berada di bawah bertanya: "Bagaimana kerja keras kamu? Apa yang kau lihat disana?"
"Aku menyaksikan ada dua merpati liar, Tidak mungkin ada seseorang didalamnya". jawabnya.
Mendengar percakapan mereka. Mengertilah Abu Bakar bahwa Allah sudah melindunginya dari kejaran kafir Quraiys.
Sebagian diantara mereka ada yang berkata: " Bagaimana jikalau kita masuk saja ke dalam gua itu."
Salah seorang dari mereka membantah, "Apa tujuanmu masuk gua! Mau cari mati kalian? Disana ada laba-laba yang usianya lebih bau tanah dari lahirnya Muhammad!"
Berikut merupakan penampakan video Gua Tsur yang memiliki tinggi 5000 feet atau sekitar 1400 meter dari atas permukaan laut.
Sumber https://www.kabarmakkah.com
0 Komentar untuk "Video: Gua Tsur Dan Dongeng Rasulullah Bareng Bubuk Bakar Bersembunyi Di Dalamnya"