Sebagian besar akseptor ujian nasional (unas) Sekolah Menengah Pertama dikala ini niscaya harap-harap cemas.
Ketika hasil ujian diumumkan 14 Juni nanti, mereka dinyatakan lulus atau tidak.
Angka ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama tahun ini diprediksi membengkak dibandingkan tahun lalu.
Unas Sekolah Menengah Pertama dan sederajat periode 2013 diikuti 3.667.241 siswa. Dari jumlah itu, ditetapkan sebanyak 16.616 siswa (0,43 persen) tidak lulus ujian.
Sedangkan unas Sekolah Menengah Pertama dan sederajat tahun ini diikuti oleh 3.902.938 siswa. Bertambahnya jumlah akseptor unas ini, menjadi salah satu faktor meningkatnya potensi ketidaklulusan tahun ini.
Prediksi kenaikan jumlah ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama juga didasari dari pertimbangan lainnya. Diantaranya yakni porsi soal ujian kategori sukar yang ditambah. Fenomena ini juga muncul pada hasil pengumuman kelulusan unas jenjang Sekolah Menengan Atas beberapa waktu lalu.
Kemendikbud memutuskan tahun ini soal kategori sukar itu sebanyak 20 persen, naik dari yang sebelumnya hanya 10 persen. Selanjutnya 10 persen soal ujian kategori gampang dan sisanya 70 persen soal ujian kategori sudang.
Faktor lain yang diperkirakan dapat meningkatkan angka ketidaklulusan unas tahun ini yakni disisipkannya butir soal ujian bertaraf interanasional. Keberadaan soal unas berstandar internasional ini sebelumnya juga diduga menjadi penyebab kenaikan persentase ketidaklulusan unas jenjang SMA.
Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, tidak mempermasalahkan kalau prediksi ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama nanti meningkat.
"Karena tujuan utama dari penyelenggaraan unas ini adalah, kami ingin mencari peta seobjektif mungkin kualitas pendidikan di tanah air," paparnya. Dia menegaskan justru menjadi janggal kalau seluruh akseptor unas Sekolah Menengah Pertama lulus semuanya.
Terkait dengan ditambahnya porsi soal unas berkategori sukar itu, Musliar menyampaikan sudah menjadi kebijakan panitia. "Keputusan itu tentu sudah melewati beberapa pertimbangan," katanya.
Peningkatan jumlah soal unas kategori sukar itu menjadi alternatif peningkatan kualitas unas. Alternatif lain yakni menambah passing grade atau nilai ambang batas minimal kelulusan.
sumber:
jpnn.com
infomalangraya.net
Ketika hasil ujian diumumkan 14 Juni nanti, mereka dinyatakan lulus atau tidak.
Angka ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama tahun ini diprediksi membengkak dibandingkan tahun lalu.
Unas Sekolah Menengah Pertama dan sederajat periode 2013 diikuti 3.667.241 siswa. Dari jumlah itu, ditetapkan sebanyak 16.616 siswa (0,43 persen) tidak lulus ujian.
Sedangkan unas Sekolah Menengah Pertama dan sederajat tahun ini diikuti oleh 3.902.938 siswa. Bertambahnya jumlah akseptor unas ini, menjadi salah satu faktor meningkatnya potensi ketidaklulusan tahun ini.
Prediksi kenaikan jumlah ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama juga didasari dari pertimbangan lainnya. Diantaranya yakni porsi soal ujian kategori sukar yang ditambah. Fenomena ini juga muncul pada hasil pengumuman kelulusan unas jenjang Sekolah Menengan Atas beberapa waktu lalu.Kemendikbud memutuskan tahun ini soal kategori sukar itu sebanyak 20 persen, naik dari yang sebelumnya hanya 10 persen. Selanjutnya 10 persen soal ujian kategori gampang dan sisanya 70 persen soal ujian kategori sudang.
Faktor lain yang diperkirakan dapat meningkatkan angka ketidaklulusan unas tahun ini yakni disisipkannya butir soal ujian bertaraf interanasional. Keberadaan soal unas berstandar internasional ini sebelumnya juga diduga menjadi penyebab kenaikan persentase ketidaklulusan unas jenjang SMA.
Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, tidak mempermasalahkan kalau prediksi ketidaklulusan unas Sekolah Menengah Pertama nanti meningkat.
"Karena tujuan utama dari penyelenggaraan unas ini adalah, kami ingin mencari peta seobjektif mungkin kualitas pendidikan di tanah air," paparnya. Dia menegaskan justru menjadi janggal kalau seluruh akseptor unas Sekolah Menengah Pertama lulus semuanya.
Terkait dengan ditambahnya porsi soal unas berkategori sukar itu, Musliar menyampaikan sudah menjadi kebijakan panitia. "Keputusan itu tentu sudah melewati beberapa pertimbangan," katanya.
Peningkatan jumlah soal unas kategori sukar itu menjadi alternatif peningkatan kualitas unas. Alternatif lain yakni menambah passing grade atau nilai ambang batas minimal kelulusan.
sumber:
jpnn.com
infomalangraya.net
0 Komentar untuk "Angka Ketidaklulusan Unas Smp Diperkirakan Bakal Naik"