Bagaimana mungkin ini sanggup terjadi ya sob, seorang penegak aturan main dor sak lezat udele dewe, bukankah setiap dor peluru itu harus sanggup dipertanggungjawabkan di kepolisian. Meski tragedi penembakan tersebut terjadi sekitar sebulan lalu, namun ketegangan kembali mencuat alasannya yaitu adanya kabar akan ada agresi balas dendam.
Bersumber dari saksi, seorang warga Baturaja Gustin Moeslimi Singajuru, 41 tahun mengatakan, ketegangan itu terlihat dari semakin berkurangnya acara kepolisian di Baturaja. Tak ada apel polisi semenjak penembakan itu, pos-pos polisi terlihat sepi. Anggota polisi yang saya kenal juga lebih banyak mengenakan baju preman dan tak membawa kartu anggota.
Polisi betul-betul angkuh dan sok berkuasa, gara-gara pelanggaran kemudian lintas, polisi main tembak. Yang ditembak bukan anggota masyarakat, tapi anggota TNI. Adalah Pratu Heru tewas diterjang peluru oleh anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas Polres OKU, alasannya yaitu diduga melaksanakan pelanggaran kemudian lintas.
Atas penembakan itu, tentu saja, rekannya sesama anggota Tentara Nasional Indonesia dari Yonarmed 15, tidak terima dengan arogansi dan tindakan koboi oknum Polantas tersebut. Sebagai bentuk agresi balas dendam, diserbulah Markas Polres Baturaja, Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu), Sumatera Selatan pada hari Kamis tanggal 7 Maret 2013 pagi, dan dibakar sampai ludes. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 07.30. Tentara yang mengamuk itu juga merusak kendaraan beroda empat polisi, dua pos polisi, dan subsektor setempat. Sekitar 90 anggota Tentara Nasional Indonesia itu tiba dengan sepeda motor dan truk.
"Meski ada oknum Polisi yang arogansi, tindakan Tentara Nasional Indonesia yang begitu juga tidak dibenarkan tentunya. Dan mereka sudah diciduk oleh penegak aturan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya."
Dijual Wireless CCTV Anboqi Kamera Mungil Tanpa Kabel
Insiden penyerangan Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja, Sumatera Selatan, oleh puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia menyebabkan empat orang terluka, salah satunya Kepala Polsek Martapura AKP Riduan yang ketika ini masih kritis alasannya yaitu luka tusuk.
Kepala Polsek Martapura diduga dikeroyok oleh puluhan oknum Tentara Nasional Indonesia yang tiba memakai motor dan membawa sangkur. Peristiwa itu terjadi di luar Polres OKU. Kapolsek eksklusif dilarikan ke Palembang untuk penanganan intensif. Sementara korban lainnya masih dalam pendataan. Dua di antaranya anggota Polres OKU dan seorang lagi kabarnya petugas kebersihan.
Kabarnya, tentara berseragam loreng hijau itu hendak mempertanyakan masalah tewasnya anggota Tentara Nasional Indonesia oleh anggota Polres OKU pada 27 Januari lalu. Namun, diduga tidak mendapat tanggapan yang memuaskan, massa tentara akibatnya bertindak anarkis dan memperabukan gedung Polres. Saat ini, jajaran Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia telah diturunkan ke lokasi untuk melaksanakan penyelidikan dan pengamanan lebih lanjut.
Juga dikabarkan, 16 tahanan Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Baturaja, Sumatera Selatan, melarikan diri ketika puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia memperabukan kantor polisi tersebut, Kamis (7/3/2013).
Begitu juga sebagian besar toko, terutama di pasar bersahabat terminal lama, juga tutup. Akibatnya, banyak warga kota yang mendapat kesulitan mendapat bahan-bahan masakan dan sejumlah keperluan lain.
Warga berharap kondisi keamanan dan ketertiban di Kota Baturaja dan Kabupaten OKU secara keseluruhan normal kembali, sehingga semua acara sanggup berjalan dengan aman, lancar, dan keselamatan jiwa warga terjamin. Saat ini, satu peleton Tentara Nasional Indonesia dari Kodim 0403 diturunkan untuk mengamankan Polres OKU.
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq meminta semoga Polisi Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia membentuk tim pencari fakta bersama untuk menyelidiki masalah pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, oleh sekelompok anggota TNI. Menurut Mahfudz, pembakaran ini yaitu tindakan kriminal murni.
*voaislam
Bersumber dari saksi, seorang warga Baturaja Gustin Moeslimi Singajuru, 41 tahun mengatakan, ketegangan itu terlihat dari semakin berkurangnya acara kepolisian di Baturaja. Tak ada apel polisi semenjak penembakan itu, pos-pos polisi terlihat sepi. Anggota polisi yang saya kenal juga lebih banyak mengenakan baju preman dan tak membawa kartu anggota.
Polisi betul-betul angkuh dan sok berkuasa, gara-gara pelanggaran kemudian lintas, polisi main tembak. Yang ditembak bukan anggota masyarakat, tapi anggota TNI. Adalah Pratu Heru tewas diterjang peluru oleh anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas Polres OKU, alasannya yaitu diduga melaksanakan pelanggaran kemudian lintas.
"Meski ada oknum Polisi yang arogansi, tindakan Tentara Nasional Indonesia yang begitu juga tidak dibenarkan tentunya. Dan mereka sudah diciduk oleh penegak aturan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya."
Dijual Wireless CCTV Anboqi Kamera Mungil Tanpa Kabel
Titik Permasalahan Tentara Nasional Indonesia Bakar Kantor Polisi OKU
Menengok ke belakang, ada 28 Januari lalu, seorang anggota Tentara Nasional Indonesia Yon Armed Martapura, Prajurit Satu Heru Oktavianus (23) tewas tertembak oleh anggota kepolisian kemudian lintas Kepolisian Sektor Baturaja, Brigadir BW. Penembakan yang terjadi tengah malam itu dipicu oleh cekcok mulut. Menyusul tragedi itu, Brigadir BW telah ditangkap.Cekcok Mulut harus diladeni dengan Cekcok mulut, bukan main DOR seharusnya
Insiden penyerangan Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja, Sumatera Selatan, oleh puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia menyebabkan empat orang terluka, salah satunya Kepala Polsek Martapura AKP Riduan yang ketika ini masih kritis alasannya yaitu luka tusuk.
Kepala Polsek Martapura diduga dikeroyok oleh puluhan oknum Tentara Nasional Indonesia yang tiba memakai motor dan membawa sangkur. Peristiwa itu terjadi di luar Polres OKU. Kapolsek eksklusif dilarikan ke Palembang untuk penanganan intensif. Sementara korban lainnya masih dalam pendataan. Dua di antaranya anggota Polres OKU dan seorang lagi kabarnya petugas kebersihan.
Kabarnya, tentara berseragam loreng hijau itu hendak mempertanyakan masalah tewasnya anggota Tentara Nasional Indonesia oleh anggota Polres OKU pada 27 Januari lalu. Namun, diduga tidak mendapat tanggapan yang memuaskan, massa tentara akibatnya bertindak anarkis dan memperabukan gedung Polres. Saat ini, jajaran Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia telah diturunkan ke lokasi untuk melaksanakan penyelidikan dan pengamanan lebih lanjut.
Juga dikabarkan, 16 tahanan Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Baturaja, Sumatera Selatan, melarikan diri ketika puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia memperabukan kantor polisi tersebut, Kamis (7/3/2013).
Kabar Terakhir
Kabar terakhir, kondisi kawasan Baturaja di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan cukup mencekam. Saat ini banyak mahasiswa takut ke kampus alasannya yaitu khawatir menjadi target amukan oknum anggota TNI.Begitu juga sebagian besar toko, terutama di pasar bersahabat terminal lama, juga tutup. Akibatnya, banyak warga kota yang mendapat kesulitan mendapat bahan-bahan masakan dan sejumlah keperluan lain.
Warga berharap kondisi keamanan dan ketertiban di Kota Baturaja dan Kabupaten OKU secara keseluruhan normal kembali, sehingga semua acara sanggup berjalan dengan aman, lancar, dan keselamatan jiwa warga terjamin. Saat ini, satu peleton Tentara Nasional Indonesia dari Kodim 0403 diturunkan untuk mengamankan Polres OKU.
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq meminta semoga Polisi Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia membentuk tim pencari fakta bersama untuk menyelidiki masalah pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, oleh sekelompok anggota TNI. Menurut Mahfudz, pembakaran ini yaitu tindakan kriminal murni.
*voaislam
0 Komentar untuk "Polisi Main Dor Seenaknya Pantas Saja Tni Marah"