Tulisan ini merupakan lanjutan posting PERBUATAN DAN PERILAKU YANG MENJADI MAKANAN BATHARA KALA.
Flu Burung (FB) atau Avian Influenza (AI) merupakan penyakit yang disebabkan Virus Influenza H5N1. Bapak-ibu niscaya telah bersahabat dengan penyakit yang satu ini. Pada mulanya cuma ditularkan dari unggas ke unggas, lantaran virus bermutasi, kesannya sanggup ditularkan dari unggas ke manusia.
Sampai di sekarang ini mutasi virus masih berhenti di situ. Profesional kesehatan (kesehatan insan maupun kesehatan hewan) terus melakukan penelitian dan pengawasan, selaku langkah-langkah kewaspadaan dini. Karena begitu virus H5N1 melanjutkan mutasinya, sehingga sanggup menular dari insan ke manusia, maka potensi terjadinya pandemi Flu Burung yang hendak melanda seluruh dunia dalam waktu amat cepat menjadi amat besar.
Bapak-Ibu sanggup merujuk ke pandemi Influenza H1N1 (masyarakat awam lebih bersahabat dengan nama Flu Babi) pada tahun 2009-2010.
FLU BURUNG DI INDONESIA
Flu Burung pada unggas pertama kali dilaporkan sekitar 11 tahun yang lalu, pada tahun 2003. Adapun permasalahan pertama Flu Burung pada Manusia di Indonesia, dilaporkan kurang lebih dua tahun kemudian, pada bulan Juni 2005. Penularan masih terbatas dari unggas ke manusia. Sampai kini pun belum terjadi penularan dari insan ke manusia. Walau demikian kita tetap melakukan pengawasan ketat dengan melakukan survailans dan upaya-upaya pencegahan.
Upaya pencegahan Flu Burung pada insan pada dasarnya dengan menyingkir dari sebanyak mungkin kontak dekat dengan unggas dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Misalnya Membudayakan basuh tangan dengan sabun sehabis kontak dengan unggas; Ayam mesti dikandangkan, sangkar ayam mesti senantiasa dibersihkan dan lokasi sangkar dilarang jadi satu dengan rumah kita.
Di Indonesia, selama 9 tahun, dari tahun 2005 s/d 2013, sejumlah 58 Kabupaten/Kota di 15 Provinsi, dengan jumlah permasalahan konfirmasi (positif) segalanya 192 kasus. Angka selesai hidup cukup tinggi, yakni 83 persen. Memang angka selesai hidup Flu Burung di Dunia masih tinggi.
BATHARA KALA, TERNAK AYAM DAN FLU BURUNG
Bathara Kala merupakan anak Bathara Guru dan Dewi Uma. Amat ditakuti lantaran dianggap selaku Dewa pemangsa Manusia. Disisi lain, Flu Burung angka kematiannya (masih) amat tinggi.
Menjadi terlalu mengada-ada apabila saya katakan: “Jangan sering membelai-belai ayam lantaran anda akan menjadi mangsa Bathara Kala”. Kita hidup pada kurun 21 sementara legenda Bathara Kala telah ada sejak jaman dahulu kala. Pada masa itu Flu Burung masih terlalu jauh dari mimpi kita.
Lalu ... apakah ada kaitan antara Bathara Kala dan Flu Burung? Memang ada, walau secara tidak langsung. Perlu dipahami mangsa Bathara Kala itu banyak sekali. Tidak cuma anak Ontang-anting (anak satu-satunya), Kedhana-Kedhini (dua bersaudara yang satu laki-laki, satunya perempuan, orang menggulingkan dandang (penanak nasi) dan lain-lain, namun masih banyak lagi, diantaranya merupakan perilaku-perilaku tidak sehat tergolong yang terkait dengan sangkar ayam.
Pada masa ayam ras belum dikenal, rakyat di desa bahkan di kota telah bersahabat dengan ternak ayam setempat (saat itu namanya belum merosot menjadi ayam kampung atau ayam bukan ras alias buras). Bisa dibuatkan sangkar sanggup tidak. Kandang sanggup dibentuk seadanya di belakang rumah. Pagi dilepas (diumbar) sore pulang sendiri. Bisa diberi makan, sanggup disuruh cari makan sendiri.
Intinya, cara beternak ayam seumpama ini tidak cocok dengan upaya-upaya untuk menangkal penularan Flu Burung (dari ayam ke ayam maupun dari ayam ke manusia) meskipun dahulu belum ada Flu Burung (tetapi penyakit menular antar ayam pasti telah ada: Misalnya tetelo).
BATHARA KALA DAN KANDANG AYAM
Bathara Kala ternyata tidak memangsa orang yang membelai-belai ayam, namun lebih ke hulu lagi: Orang yang mengandangkan ternak ayamnya secara tidak betul.
Adalah Ki Padmasusastra, Ngabehi Wirapustaka di Surakarta yang pada tahun 1898 menulis dalam Serat Bauwarna: Bahwa yang menjadi mangsa Bathara Kala merupakan orang yang mengandangkan sato-iwen (unggas) di rumah atau orang yang mengumbar ternak unggasnya di halaman rumah.
LIDING DONGENG
Bila pada jaman dulu: “Jangan mengandangkan (ternak) unggas di rumah, nanti jadi makanan Bathara Kala”, tanpa reasoning. Maka pada kurun ke 21 ini kita masih tetap sanggup menyampaikan dan justru mesti mengatakan: “Jauhkan sangkar (ternak) unggas dari rumah, atau anda akan jadi makanan Bathara Kala”. Dengan reasoning bahwa pada kurun ke 21 ini salah satu penjelmaan Bathara Kala merupakan Virus H5N1, penyebab Flu Burung, dengan angka selesai hidup amat tinggi.
TULISAN TENTANG BATHARA KALA SELENGKAPNYA
6 Abad ke 21: Makanan Bathara Kala dan Flu Burung
0 Komentar untuk "Abad Ke 21: Mangsa Bathara Kala Dan Flu Burung (Avian Influenza)"