Basa Basuki: Pemahaman Dalam Serat Wulangreh


 bahwa pada jaman kini ini jarang kita peroleh lagi yang disebut  BASA BASUKI: PENGERTIAN DALAM SERAT WULANGREH
Disebutkan dalam Serat Wulangreh, pupuh Pangkur bait ke 9 bahwa pada jaman kini ini jarang kita peroleh lagi yang disebut “BASA BASUKI”. Pada biasanya orang kini ini drengki, droi, dora, iren, meren, panasten, kumingsun, openan, nora prasaja, jail, muthakil dan besiwit. Pengertian kata-kata tersebut mulai drengki hingga besiwit sanggup dibaca pada Serat Wulangreh: Watak insan ditengeri dari laku, linggih dan solah muna-muninya.
 
Lengkapnya bait ke 9 sanggup dibaca pada gambar di sebelah.
 
Dapat kita lihat bahwa BASA BASUKI adalah pitutur kepada orang-orang yang perilaku dan ucapannya tidak cocok dengan norma yang berlaku di penduduk biar menjadi baik.
 
 
PENGERTIAN “BASA” DAN “BASUKI”

 bahwa pada jaman kini ini jarang kita peroleh lagi yang disebut  BASA BASUKI: PENGERTIAN DALAM SERAT WULANGREH
Merujuk ke Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, kata “basa” menjinjing kita terhadap pengertian: Ucapan, kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama insan dan tatakrama terutama dalam berbicara.

Adapun pemahaman “basuki” yakni “selamat”. Dengan demikian “BASA BASUKI sanggup diartikan selaku “kalimat yang menjinjing keselamatan”.

Bila dikaitkan dengan Sekar Pangkur bait ke 9 di atas, maka BASA BASUKI sanggup diartikan selaku ucapan dan sikap yang menjinjing keselamatan.



ADAKAH BASA YANG TIDAK BASUKI?

Pertanyaan yang hendak muncul yakni apakah ada BASA yang TIDAK menjinjing BASUKI? Jawabannya adalah: Ada, bahkan banyak sekali. Sebagai contoh: Memaki, mengejek dan mencela yakni BUKAN BASA BASUKI. Orang yang kita maki, ejek dan cela, banyak pasti saja menjadi sakit hati. Ucapan yang kita anggap sepele, sanggup menjinjing bencana. Paling ringan terjadi percek-cokan, sanggup hingga ke perkelahian dan bahkan pembunuhan.
Dalam Pitutur Kumpulan 1: Bicara antara lain disebutkan:

a. Ilat iku sawijining pedhang kang landhep kang sanggup mateni senadyan tanpa ngetokake getih 

TERJEMAHAN: Lidah ialah pedang yang amat tajam. Bisa membunuh tanpa menumpahkan darah

b. Satru kang gedhe dhewe kuwasane: sirnakna, iya iku ilatmu

TERJEMAHAN: Musuh yang terbesar kuasanya: perhatikan, tak lain yakni lidahmu sendiri


LIDING DONGENG

Bicara sanggup melukai dan menewaskan. Leluhur kita dahulu sering mengatakan: Kata yang telah kadung diucapkan menyerupai anak panah yang telah kita lepas, tidak sanggup kita minta pulang, kembali ke gandewa. Berlakulah aturan “mulutmu macan kamu”. Oleh lantaran itu para sesepuh kita melanjutkan pituturnya dengan kata-kata: Kalau bicara yakni perak, maka membisu yakni emas.

Dilanjutkan ke Serat Wulangreh dan Ungkapan-ungkapan yang mendukung “BasaBasuki” itu perlu

Related : Basa Basuki: Pemahaman Dalam Serat Wulangreh

0 Komentar untuk "Basa Basuki: Pemahaman Dalam Serat Wulangreh"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close