Beberapa Hal Yang Menyebabkan Orang Mesti Hati-Hati Dalam Paribasan Jawa (2)

Pada goresan pena ke dua ini tiga pola orang yang terhadap mereka kita mesti hati-hati yakni pertama, orang yang suka menipu; kedua,  orang yang tidak membalas budi dan satu lagi yang ketiga, orang yang mau enaknya sendiri.
 
Mengapa yang ke tiga ini dimasukkan, coba saja rasakan bergaul dengan orang yang menyerupai ini. Mungkin kita tidak mengalami kerugian material, namun makan hati juga.
 
 
 
C. MENIPU
 
Pada goresan pena ke dua ini tiga pola orang yang terhadap mereka kita mesti hati BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN ORANG HARUS HATI-HATI  DALAM PARIBASAN JAWA (2)
1. AKAL BULUS
 
Akal dari seekor bulus (kura-kura) yakni memasukkan kepala kedalam tempurungnya. Terlalu sederhana untuk diketahui. Pengertian nalar bulus yakni mendustai namun kurang pintar sehingga mudah dikenali yang mau ditipu. Dengan demikian orang yang tertipu sebab “akal bulus” seseorang berarti orang yang tertipu ini ini lebih bulus dari bulus. Kenyataannya ada juga yang tertipu dengan sekedar SMS yang berbunyi “Bu pulsaku abis” atau “Ada menerima kado kendaraan beroda empat avanza” dan sejenisnya.
 
2. AKAL KOJA
 
Jaman dahulu kata “koja” digunakan untuk menyebut saudagar India. Mungkin sebab saking pintar dan luwesnya dalam transaksi jual beli mereka sanggup menjangkau laba besar. Sehingga “akal koja” diartikan orang yang pintar mendustai secara amat halus, sehingga kita tidak sadar jikalau bergotong-royong mengalami kerugian.
 
3. NJABUNG ALUS.
 
Jabung yakni semacam lak atau perekat yang keluar dari getah pohon. Njabung alus berarti merekatkan secara halus. Kata “jabung” sendiri juga memiliki arti “menipu”. Dengan demikian kata “njabung alus” secara harfiah berarti mendustai secara halus, demikian pula dalam pemahaman peribahasa: sanggup merekatkan secara halus, tidak kentara jikalau menipu.
 
 
Bisa dimasukkan dalam katagori mendustai juga. Kelihatannya menolong (misalnya bantu-bantu waktu kita punya hajat), padahal ia juga angon ulat ngumbar tangan. Ketika ada peluang mengambili barang-barang. Sering juga insiden orang menolong korban kecelakaan. Padahal sembari menolong ia juga melepas arloji, cincin dan dompet si korban. Orang desa yang kebingungan tidak tahu jalan di kota besar juga sanggup jadi korban si tukang tolong yang suka menthung ini. Pura-puranya mencarikan jalan pada kesudahannya merampok.

5. MBIDHUNG API ROWANG

Mau mBidhung (ngrusuhi, mengganggu) namun pula-pula menolong (rowang: teman; rewang: teman/membantu)

6. NGGUTUK API LAMUR

Nggutuk: memukul. Pengertiannya yakni menghasilkan celaka orang lain (nggutuk) namun akal-akalan tidak tahu (api lamur: akal-akalan rabun). Misalnya malah tanya kenapa sanggup terjadi demikian?

7. CATATAN
 
Menipu juga sanggup dijalankan oleh dua orang selaku tim yang padu, menyerupai sudah ditulis pada: Gedheg lan anthuk, dududan lan anculan.
 
 
D. TIDAK MEMBALAS BUDI
 
1. DIBECIKI MBALANG TAI
 
Gambaran orang yang diberi kebaikan (dibeciki) namun membalas dengan kejahatan (mbalang tai. Mbalang: melempar; Tai: tahi).
 
2. TULUNG KEPENTHUNG
 
Maksud kita baik-baik mau menolong, ternyata yang ditolong membalas dengan kejahatan. Contoh sederhana yakni fabel dongeng sapi yang menolong buaya. Sedemikian baiknya si sapi hingga ia menggendong si buaya yang lemah di punggungnya. Ternyata si buaya justru mau menyantap ponok si sapi. Beruntunglah ada ketemu kancil yang kemudian melepaskan sapi dari bahaya.
 
 
Diberi hati masih minta ampela. Memang bukan membalas kebaikan dengan kejahatan, namun meminta lebih. Sudah diberi kebaikan ternyata kurang menerima sehingga merambat minta lainnya lagi.
 
 
E. MAU ENAKNYA SENDIRI
 
1. AREP JAMURE EMOH WATANGE
 
Jamur yakni makanan yang enak; nyaris siapa pun suka jamur (arep jamure). Jamur pastinya mesti dicari dahulu di batang pohon (watang) khususnya yang sudah membusuk. Sehingga lebih banyak orang yang mau makan jamurnya namun tidak mau mencicipi repotnya cari jamur (Emoh watange). Kalau kita relevan dengan orang yang menyerupai ini lama-kelamaan akan makan hati.
 
2. AREP NANGKANE EMOH PULUTE
 
Orang mau makan nangka pasti mesti bertempur dahulu untuk melepaskan daging buah nangka dari pelingkupnya yang bergetah. Artinya sama dengan arep jamure emoh watange, yaitu: Orang yang mau enaknya tidak mau susahnya. Orang menyerupai ini jangan dimasukkan dalam tim sebab hakekat tim yakni kerjasama: Senang dan sulit sama-sama dirasakan. Kalau ia tidak mau watang dan pulutnya disilakan saja beli jamur dan nangka di supermarket. Kecuali kita lapang dada menjadi orang yang gupak pulute ora mangan nangkane.
 
 
Pada goresan pena ke dua ini tiga pola orang yang terhadap mereka kita mesti hati BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN ORANG HARUS HATI-HATI  DALAM PARIBASAN JAWA (2)
LIDING DONGENG
 
Bila siapa pun sopan dan baik pastinya dunia akan tenteram.
 
Tetapi di dunia ini masih ada insan lain: yang tidak sopan sekaligus tidak baik. Untuk yang menyerupai ini niscaya kita sudah berhati-hati dari awal.
 
Bagaimana dengan orang yang bagus namun kurang sopan? Pasti kita jauhi sebab insan mengedepankan perilaku yang santun.

Justru hal inilah yang memunculkan insan lengah dikala menghadapi orang yang tampaknya sopan namun bandel (Iwan MM)

Related : Beberapa Hal Yang Menyebabkan Orang Mesti Hati-Hati Dalam Paribasan Jawa (2)

0 Komentar untuk "Beberapa Hal Yang Menyebabkan Orang Mesti Hati-Hati Dalam Paribasan Jawa (2)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)