KENTHUS TAKUT ULAR
Alkisah seekor “Kenthus” (Kenthus, Kintel, merupakan sejenis katak yang sanggup menggembungkan tubuhnya hingga besar) kepergok seekor ular. Ia tidak sempat melarikan diri, satu-satunya yang sanggup dia jalankan adalah menggelembungkan tubuhnya selaku reaksi menjaga diri.
Alkisah seekor “Kenthus” (Kenthus, Kintel, merupakan sejenis katak yang sanggup menggembungkan tubuhnya hingga besar) kepergok seekor ular. Ia tidak sempat melarikan diri, satu-satunya yang sanggup dia jalankan adalah menggelembungkan tubuhnya selaku reaksi menjaga diri.
Ular pun mengajukan pertanyaan terhadap si Kenthus: “Ada apa sih Kenthus, setiap ketemu saya, kau senantiasa tidak pernah ramah, bahkan menggelembungkan tubuhmu. Aku ini kan tidak pernah mengusik kamu. Kesukaanku Katak, bukan Kenthus seumpama kamu”.
Dengan takut-takut si Kenthus menjawab: “Syukur lah Ular, apabila saya bukan mangsamu dan kau tidak senang mengkonsumsi aku. Aku membesarkan tubuh ini kan sekedar jaga-jaga siapa tahu kau tiba-tiba menyerang aku. Dengan tubuhku yang gembung ini, kamu akan kesusahan memasukkan diriku ke dalam perutmu”.
ANGSA BENCI ULAR
Pada waktu lainnya di wilayah lainnya pula, ganti si Ular yang kepergok Angsa. Kali ini si Ular Lareangon atau ular Kisik yang terbirit-birit melarikan diri dan pada karenanya sukses menyelinap dengan selamat di sela-sela tumpukan kerikil bata. Si Ular mengatakan dari wilayah persembunyiannya dengan terbata-bata:
Pada waktu lainnya di wilayah lainnya pula, ganti si Ular yang kepergok Angsa. Kali ini si Ular Lareangon atau ular Kisik yang terbirit-birit melarikan diri dan pada karenanya sukses menyelinap dengan selamat di sela-sela tumpukan kerikil bata. Si Ular mengatakan dari wilayah persembunyiannya dengan terbata-bata:
“Hai Angsa, salahku apa sehingga engkau begitu benci terhadap bangsaku. Kalau saya memang jenis makananmu, masih sanggup saya memahaminya". Tetapi nyatanya kau tidak pernah memakanku, Kau menyakiti saya setengah mati seumpama orang kalap saja. Kau lempar saya kesana kemari, kau tonjok hingga badanku hancur dan mati, barulah kau puas, kemudian pergi begitu saja meninggalkan mayatku yang merana. Itulah yang menghasilkan saya heran setengah mati”.
Angsa pun menjawab dengan ketus: “Ular, kau tidak usah heran dan tidak perlu tanya apa dosa-dosamu. Kepadaku memang kau tidak memiliki salah-apa-apa. Tapi bagaimana terhadap Katak? Mereka sedang duduk tenang-tenang dan sudah cukup puas apabila sanggup menangkap nyamuk, tiba-tiba kau sergap dari belakang. Kamu telan paksa hingga mulutmu kelihatan seumpama sobek. Setelah masuk, perutmu jadi gembung kekenyangan, kau puas kemudian tidur. Apa kau tidak merasa berdosa? Aku ini cuma sekedar membalaskan atas sikap kejammu terhadap katak”.
LIDING DONGENG
LIDING DONGENG
(1) Kisah Ular dengan Kenthus: Orang yang sudah diketahui bahwa perilakunya tidak baik, meskipun di saat itu tidak berbuat jahat tetap dicurigai.
(2) Kisah Ular dengan Angsa: Tidak ada orang yang suka terhadap orang jahat. Bahkan orang yang tidak pernah mencicipi kejahatannya pun tidak suka. Contoh ekstrimnya dalam dongeng ini, si Angsa hingga tega membunuh si Ular.
0 Komentar untuk "Kisah Ular, Kenthus Dan Angsa: Semua Menyingkiri Ular"