Membalik / memindah / memindahkan posisi wesel kebanyakan sanggup dilaksanakan dengan tiga cara :
(I) Pertama,
Cara manual dengan menggunakan tenaga insan dan dioperasikan setempat. Wesel yang dioperasikan secara manual, pada batang pembalik diberi pemberat sekitar 45 kg yang berupa menyerupai pentolan. Maksud pemberat yakni untuk menekan batang pemindah wesel, agar pengecap wesel melekat pada rel utama dan tidak tergantung kearah mana wesel diposisikan. Sehingga pada ketika kereta api melewatinya, pengecap wesel tersebut tidak sanggup bergerak.
Selain itu sinyal penanda wesel (berbentuk eblek berwarna putih menyerupai bendera) yang terdapat pada ujung atas tiang pemindah wesel, berfungsi untuk menolong sang masinis agar sanggup menyaksikan dan mengenali ke arah mana kereta api akan berbelok. Sehingga sanggup mengendalikan kecepatan dan proses pengeremannya.
Masih cara memindahkan posisi wesel dengan cara manual, pada foto wesel disamping kanan mengobrol bagaimana posisi batang pentolan yang sedang dalam kondisi tertidur. Namun sungguh disayangkan tiang sinyal yang sanggup berfungsi menolong persepsi masinis dari kejauhan sepertinya sudah hilang. Entah ini apakah ulah manusia, oknum atau memang mungkin sengaja ditiadakan alasannya yakni dianggap tidak perlu.
Sementara posisi batang pentolan yang sedang bangun & membentuk sudut kemiringan sekitar 45 derajat, mengobrol bahwa pentolan dengan berat sekitar 45 kg tersebut sudah melakukan fungsi pemberatnya dengan baik untuk mengunci posisi pengecap wesel agar tidak bergeser pada ketika kereta api lewat.
Keuntungan:
* posisi pengecap wesel sanggup pribadi dilihat secara kasat mata dari dekat.
Kerugian:
* lebih menyantap waktu, alasannya yakni mesti ada orang yang tiba untuk memindahkannya.
(II) Kedua,
Dengan menggunakan kawat dan dioperasikan dari jarak jauh. Model menyerupai ini pastinya akan lebih meminimalisir waktu dibandingkan dengan cara pertama. Karena sanggup dikendalikan secara terpusat dari dalam rumah sinyal ataupun stasiun. Beberapa stasiun di pulau Jawa masih banyak yang menggunakan versi kawat hingga sekarang, meskipun kelak sebuah ketika akan habis tergantikan oleh metode elektrifikasi.
Sinyal penanda wesel (seperti eblek, berupa belah ketupat warna putih & bulat warna hijau, melekat saling berlawanan) yang berada persis disamping pengecap wesel juga berfungsi bagi masinis untuk mengenali kemana arah kereta. Jika dari arah munculnya kereta api masinis yang dari kejauhan menyaksikan posisinya berwarna putih, maka sanggup ditentukan KA akan memasuki spur lurus. Sedangkan kalau dari posisi yang serupa tetapi masinis menyaksikan ebleknya berwarna hijau, maka KA niscaya akan memasuki spur belok (bisa kiri ataupun kanan) dan masinis mesti mengurangi kecepatannya.
Tuas pada foto disamping ialah alat yang digunakan untuk memindahkan wesel yang ada di sekeliling emplasemen stasiun dan / atau wesel yang lokasinya agak jauh dari stasiun dengan lewat perantaranya yakni kawat. Tidak cuma itu, kawat ini juga berperan penting dalam menggerakkan sinyal mekanik yang mengobrol kondusif atau tidaknya rel yang hendak dilintasi kereta api. Pemindahan posisi tuas ini juga mesti sejalan antara wesel dengan sinyal masuk / keluar stasiun. Sehingga kereta api yang lewat akan berlangsung sesuai dengan hukum yang ada.
Keuntungan:
* pemindahan wesel sanggup dilaksanakan dari satu daerah yakni stasiun.
* tuas yang ada sanggup dijadikan alat fitness bagi petugas yang menggerakkan wesel.
Kerugian:
* beresiko disabotase, sanggup alasannya yakni iseng atau alasannya yakni mengandung komponen logam yang bermanfaat jual tinggi.
(III) Ketiga,
Menggunakan motor listrik dan dioperasikan dari jarak jauh
dengan mempergunakan relasi arus listrik. Alat ini sanggup dikendalikan dari stasiun lewat meja layan lokal atau dikendalikan secara terpusat dalam sebuah Daop lewat meja layan terpusat. Ciri khas dari alat pemindah wesel versi elektrik adalah, terdapat kotak (biasanya berwarna kuning) yang berada pada bab samping pengecap wesel dan ada semacam batang pipa besi yang berfungsi selaku penghubung antara alat tersebut dengan pengecap wesel. Dengan menggunakan metode elektrik ini pastinya akan lebih meminimalisir tenaga dan waktu dalam membalik wesel.
Pada prosedur pembalikan wesel baik dengan menggunakan kawat atau motor listrik, selaku pengganti pemberat perlu ada pengaman sehingga wesel tetap dalam posisi tepat meskipun kawat penarik tersebut putus.
Jika sebuah ketika terjadi hal-hal yang tidak diperlukan dalam rangka proses pembalikan wesel
model elektrik yang menyebabkan pergerakan wesel menjadi berlangsung tidak sempurna, umpamanya alasannya yakni motor listrik terendam banjir atau yang yang lain (biasanya sering disebut dengan ungkapan Gangguan Wesel). Maka petugas lokal mesti siap turun tangan pribadi ke lokasi dimana wesel yang berurusan tersebut berada. Hal ini pastinya akan banyak menguras waktu, alasannya yakni motor listrik yang terdapat dalam kotak pemindah wesel mesti diputar secara manual dengan menggunakan engkol. Tidak hingga disitu saja, engkol yang sudah dimasukkan ke dalam celah kotak wesel mesti diputar sebanyak 30 kali putaran atau lebih.Cukup pegal memang untuk tangan kita, meskipun beban putarannya tidak terlampau berat. Disinilah sanggup ditentukan bahwa perjalanan kereta api yang hendak melalui lintas ini akan terganggu, yakni menyebabkan molornya waktu perjalanan kereta api.
Nah, proses pembalikan wesel akan menjadi lebih kusut lagi kalau kerusakan yang dialami terdapat pada sekitar emplasemen stasiun menyerupai pada foto disamping ini. Gak kebayang aja gimana petugasnya mesti mondar-mondir ke setiap wesel yang ada untuk memutarkan engkolnya satu persatu agar pengecap wesel sanggup bergeser ke posisi yang diinginkan.
Kalau mau tau lebih terang ceritanya, silahkan tanya saja terhadap petugas setempat… :D :D
Hal yang perlu diamati selaku penumpang kereta api ketika terjadi gangguan wesel ini yakni kita mesti bersabar, alasannya yakni bagaimanapun juga lamanya waktu kita menanti tentu yakni demi KESELAMATAN kita bareng sepanjang perjalanan dengan menggunakan alat transportasi kereta api.
Sekian.
(I) Pertama,
Cara manual dengan menggunakan tenaga insan dan dioperasikan setempat. Wesel yang dioperasikan secara manual, pada batang pembalik diberi pemberat sekitar 45 kg yang berupa menyerupai pentolan. Maksud pemberat yakni untuk menekan batang pemindah wesel, agar pengecap wesel melekat pada rel utama dan tidak tergantung kearah mana wesel diposisikan. Sehingga pada ketika kereta api melewatinya, pengecap wesel tersebut tidak sanggup bergerak.Selain itu sinyal penanda wesel (berbentuk eblek berwarna putih menyerupai bendera) yang terdapat pada ujung atas tiang pemindah wesel, berfungsi untuk menolong sang masinis agar sanggup menyaksikan dan mengenali ke arah mana kereta api akan berbelok. Sehingga sanggup mengendalikan kecepatan dan proses pengeremannya.
Masih cara memindahkan posisi wesel dengan cara manual, pada foto wesel disamping kanan mengobrol bagaimana posisi batang pentolan yang sedang dalam kondisi tertidur. Namun sungguh disayangkan tiang sinyal yang sanggup berfungsi menolong persepsi masinis dari kejauhan sepertinya sudah hilang. Entah ini apakah ulah manusia, oknum atau memang mungkin sengaja ditiadakan alasannya yakni dianggap tidak perlu.
Sementara posisi batang pentolan yang sedang bangun & membentuk sudut kemiringan sekitar 45 derajat, mengobrol bahwa pentolan dengan berat sekitar 45 kg tersebut sudah melakukan fungsi pemberatnya dengan baik untuk mengunci posisi pengecap wesel agar tidak bergeser pada ketika kereta api lewat.Keuntungan:
* posisi pengecap wesel sanggup pribadi dilihat secara kasat mata dari dekat.
Kerugian:
* lebih menyantap waktu, alasannya yakni mesti ada orang yang tiba untuk memindahkannya.
(II) Kedua,
Dengan menggunakan kawat dan dioperasikan dari jarak jauh. Model menyerupai ini pastinya akan lebih meminimalisir waktu dibandingkan dengan cara pertama. Karena sanggup dikendalikan secara terpusat dari dalam rumah sinyal ataupun stasiun. Beberapa stasiun di pulau Jawa masih banyak yang menggunakan versi kawat hingga sekarang, meskipun kelak sebuah ketika akan habis tergantikan oleh metode elektrifikasi.
Sinyal penanda wesel (seperti eblek, berupa belah ketupat warna putih & bulat warna hijau, melekat saling berlawanan) yang berada persis disamping pengecap wesel juga berfungsi bagi masinis untuk mengenali kemana arah kereta. Jika dari arah munculnya kereta api masinis yang dari kejauhan menyaksikan posisinya berwarna putih, maka sanggup ditentukan KA akan memasuki spur lurus. Sedangkan kalau dari posisi yang serupa tetapi masinis menyaksikan ebleknya berwarna hijau, maka KA niscaya akan memasuki spur belok (bisa kiri ataupun kanan) dan masinis mesti mengurangi kecepatannya.
Tuas pada foto disamping ialah alat yang digunakan untuk memindahkan wesel yang ada di sekeliling emplasemen stasiun dan / atau wesel yang lokasinya agak jauh dari stasiun dengan lewat perantaranya yakni kawat. Tidak cuma itu, kawat ini juga berperan penting dalam menggerakkan sinyal mekanik yang mengobrol kondusif atau tidaknya rel yang hendak dilintasi kereta api. Pemindahan posisi tuas ini juga mesti sejalan antara wesel dengan sinyal masuk / keluar stasiun. Sehingga kereta api yang lewat akan berlangsung sesuai dengan hukum yang ada.Keuntungan:
* pemindahan wesel sanggup dilaksanakan dari satu daerah yakni stasiun.
* tuas yang ada sanggup dijadikan alat fitness bagi petugas yang menggerakkan wesel.
Kerugian:
* beresiko disabotase, sanggup alasannya yakni iseng atau alasannya yakni mengandung komponen logam yang bermanfaat jual tinggi.
(III) Ketiga,
Menggunakan motor listrik dan dioperasikan dari jarak jauh
dengan mempergunakan relasi arus listrik. Alat ini sanggup dikendalikan dari stasiun lewat meja layan lokal atau dikendalikan secara terpusat dalam sebuah Daop lewat meja layan terpusat. Ciri khas dari alat pemindah wesel versi elektrik adalah, terdapat kotak (biasanya berwarna kuning) yang berada pada bab samping pengecap wesel dan ada semacam batang pipa besi yang berfungsi selaku penghubung antara alat tersebut dengan pengecap wesel. Dengan menggunakan metode elektrik ini pastinya akan lebih meminimalisir tenaga dan waktu dalam membalik wesel.Pada prosedur pembalikan wesel baik dengan menggunakan kawat atau motor listrik, selaku pengganti pemberat perlu ada pengaman sehingga wesel tetap dalam posisi tepat meskipun kawat penarik tersebut putus.
Jika sebuah ketika terjadi hal-hal yang tidak diperlukan dalam rangka proses pembalikan weselmodel elektrik yang menyebabkan pergerakan wesel menjadi berlangsung tidak sempurna, umpamanya alasannya yakni motor listrik terendam banjir atau yang yang lain (biasanya sering disebut dengan ungkapan Gangguan Wesel). Maka petugas lokal mesti siap turun tangan pribadi ke lokasi dimana wesel yang berurusan tersebut berada. Hal ini pastinya akan banyak menguras waktu, alasannya yakni motor listrik yang terdapat dalam kotak pemindah wesel mesti diputar secara manual dengan menggunakan engkol. Tidak hingga disitu saja, engkol yang sudah dimasukkan ke dalam celah kotak wesel mesti diputar sebanyak 30 kali putaran atau lebih.Cukup pegal memang untuk tangan kita, meskipun beban putarannya tidak terlampau berat. Disinilah sanggup ditentukan bahwa perjalanan kereta api yang hendak melalui lintas ini akan terganggu, yakni menyebabkan molornya waktu perjalanan kereta api.
Nah, proses pembalikan wesel akan menjadi lebih kusut lagi kalau kerusakan yang dialami terdapat pada sekitar emplasemen stasiun menyerupai pada foto disamping ini. Gak kebayang aja gimana petugasnya mesti mondar-mondir ke setiap wesel yang ada untuk memutarkan engkolnya satu persatu agar pengecap wesel sanggup bergeser ke posisi yang diinginkan.Kalau mau tau lebih terang ceritanya, silahkan tanya saja terhadap petugas setempat… :D :D
Hal yang perlu diamati selaku penumpang kereta api ketika terjadi gangguan wesel ini yakni kita mesti bersabar, alasannya yakni bagaimanapun juga lamanya waktu kita menanti tentu yakni demi KESELAMATAN kita bareng sepanjang perjalanan dengan menggunakan alat transportasi kereta api.
Sekian.
0 Komentar untuk "Bagaimana Cara Membalik Wesel ?"