Giri Lusi, Janma Tan Kena Ingina

"Giri lusi, jalma tan kena ingina". (Giri: Gunung; Lusi: Cacing, ada yang menyampaikan rumput; Tan kena: dihentikan Ingina: dihina) Kenapa giri? Karena giri yang bukan mas Giri itu tinggi, sedangkan lusi yang bukan mbak Lucy, meskipun cuma cacing tapi letaknya di atas gunung. Makara lusi masih sanggup merayap hingga lebih tinggi ketimbang giri.

Dengan meneladani “giri lusi” maka kita dihentikan merendahkan atau mencemooh sesama manusia. Bahwa cacing pun (mengibaratkan insan yang kelihatan "ora pakra") sanggup berada di atas sana.
Satu teladan sederhana, aku pernah menyetir kendaraan beroda empat tiba-tiba ban kempes. Protapnya aku telah hapal. Pinggirkan mobil, pasang segitiga pengaman dan ganti dengan ban serep. Ternyata menurunkan ban serep saja setengah mati. Ketika mendongkrak, aku gagal. Untung ada orang yang dalam bahasa Jawa tampangnya “tidak pakra” mirip aku sebut di atas, menghampiri saya.

Awalnya aku kawatir juga, jangan-jangan ia mau merampok. Tapi dengan lembut ia berkata: “Pak, njenengan salah menaruh dongkraknya, jadi kendaraan beroda empat tidak mau naik”. Astagafirullah, bahkan orang ini menggantikan pekerjaan saya, menyelesaikan dalam tempo singkat, dan tidak mau menemukan duit meskipun aku paksa. Padahal keringatnya berleleran alasannya merupakan melakukan pekerjaan di terik matahari jam dua siang. “Tiyang gesang kedah tulung-tinulung Pak”. (orang hidup mesti tolong-menolong). Kata-kata: “Giri lusi, jalma tan kena ingina” terngiang di indera pendengaran saya.
Pernahkan kita menyepelekan orang? Ternyata siapa pun punya keistimewaan masing-masing. Masih aneka macam hal-hal yang kita “tidak bisa” tapi orang lain “bisa” dan orang yang sanggup itu tampangnya sanggup biasa-biasa saja.

Di dunia ini banyak orang yang NYOLONG PETHEK. Kalau kita tergolong orang-orang yang suka menyepelekan sesama, camkan pituturnya: Jalma tan kena ingina. Kalau kita ingin tahu reasoningnya, camkan “giri lusi”  cacing di atas gunung. Tak usah aib meneladani cacing yang bermukim  di bawah rumput. Ebiet G Ade pun menanyakan pada rumput yang bergoyang. (IwMM).


Tulisan terkait:
Serat Wulangreh: Jangan lihat penduduknya tapi makna ucapannya
Bathok bolu isi madu
Gareng: Jalma Tan Kena Ingina

Related : Giri Lusi, Janma Tan Kena Ingina

0 Komentar untuk "Giri Lusi, Janma Tan Kena Ingina"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close