Ka Ukur

URAIAN SINGKAT TENTANG

KERETA UKUR KENDARAAN REL
D Y N W – 1

1. Pendahuluan

Dalam rangka memajukan pelayanan transportasi kereta api di Indonesia, diperlukan pinjaman fasilitas berupa lokomotif, kereta penumpang maupun gerbong yang handal. Untuk kebutuhan pengukuran dan pengujian pada sarana-sarana tersebut di atas, biar sanggup dijaga mutu dan performansinya maka digunakanlah fasilitas yang berjulukan Kereta Ukur, atau orang biasa juga menyebutnya dengan KA Ukur.

Kereta Ukur DYNW – 1 merupakan kereta ukur yang dipakai untuk pengukuran dan pengujian fasilitas material yakni lokomotif, kereta dan gerbong. Pengujian dan pengukuran yang dimaksud merupakan untuk mengenali karakteristik dan performansi dari sarana-sarana yang sudah ada, apakah sudah sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditetapkan oleh PT. Kereta Api (Persero).


2. Riwayat Singkat Kereta Ukur DYNW – 1

Kereta Ukur DYNW – 1 dibentuk di Belanda pada tahun 1923 dengan perlengkapan ukur bikinan pabril Alfred J Amsler & Co Swiss, serta Peralatan listrik dibuaat oleh Siemen dan Halske Jerman. Sementara untuk interior dan mebelair dilengkapai di Balai Yasa Manggarai.

Pada waktu Jepang menyelesaikan pendudukan di Indonesia tahun 1945, Kereta Ukur ini disimpan di Balai Yasa Manggarai Jakarta alasannya merupakan pada waktu serdadu pendudukan dari kerajaan Belanda datang, terjadi pembumihangusan semua material kereta api.

Pada tahun 1953 Kereta Ukur DYNW – 1 ini diaktifkan kembali untuk pengukuran dan pengujian lok CC 200. Kemudian di tahun 1956 Kereta Ukur tersebut juga dipakai kembali untuk pengukuran dan pengujian lok CC 200, BB 200, BB 300 dst.

Pengoperasian Kereta Ukur DYNW – 1 ini dilengkapi pula dengan alat-alat ukur portable seumpama :
- Alat pencatat pelaksanaan tes pengereman (Oscillograph Recorder)
- Alat timbang beban roda digital (Whell Load Weighing)
- Alat ukur kegaduhan ruangan (Precision Integrating Sound Level)
- Alat ukur temperature
- Alat untuk mengukur diameter roda, dll.

Setiap lokomotif, kereta dan gerbong gres sebelum dioperasikan di lintas, maka perlu dilaksanakan uji coba teknis baik statis maupun operasional. Percobaan statis dilaksanakan di emplasemen dipo atau di emplasemen stasiun di lokasi sepur yang tidak mengusik ataupun terusik oleh acara yang lain (misalnya langsiran, dll). Sedangkan uji coba operasional sanggup dilaksanakan oleh rangkaian pokok dari kereta api regular, ataupun dengan melakukan suatu kereta api dalam perjalanan hebat (PLB) dan dengan deretan kereta api hebat (KLB).


Uji coba statis pada lokomotif menciptakan data-data selaku berikut :
• Berat total dan berat adhesi lokomotif
• Distribusi beban pada roda-roda penarik dan roda-roda jalan
• Besarnya gaya tarik adhesi hingga pada batas selip
• Besarnya koefisien adhesi antara roda dan rel
• Diameter roda lokomotif


Uji coba operasional kepada lokomotif mempunyai 3 tujuan utama yakni :
1. Untuk mengenali besarnya perlawanan jalan lokomotif (Rolling resistance) pada masing-masing tingkat kecepatan.
2. Untuk mengenali gaya tarik maksimum (Maximum Tractive Effort) yang sanggup diberikan oleh lokomotif pada masing-masing kecepatan.
3. Untuk mengenali kecepatan maksimum yang diraih pada waktu lokomotif melalui suatu tanjakan dengan tonase beban trangkaian tertentu.


Pengujian dan pengukuran pada kereta penumpang dan gerbong barang menggunakan perlengkapan portable yang ada di dalam Kereta Ukur. Pengujian dan pengukuran itu antara lain menciptakan data-data selaku berikut :
• Tingkat ketentraman getaran (Ride Index)
• Performansi pengereman baik statis maupun dinamis
• Perlengkapan interior dan eksterior kereta
• Sistem kelistrikan, penerangan, AC
• Tingkat kebisingan, dll.



NB :
Sejak permulaan tahun 2009 jika anda menyaksikan keadaan fisik kereta U-25301 ini, maka warna dari kereta tersebut sudah tidak seumpama ini, melainkan berwarna coklat. Namun untuk isi dari kereta tersebut saya belum mengetahuinya lagi.
Dan perannya KA Ukur ini hasilnya akan/telah tergantikan oleh KA FUDIKA.