Kecanduan: Tuladha Dari Kera, Raksasa Dan Keong

Masih mengenai kecanduan dan masih mengenai kera. Dua zat adiktif yang banyak disantap insan merupakan alkohol dan candu (opium). Sekarang lebih banyak lagi jenisnya, namun jaman dahulu alkohol dan candu lah yang umum.

Kontribusi simpanse dalam mabok MIRAS sanggup dibaca pada Sepuluh tahapan orang mabok miras. Di situ disebutkan bahwa posisi kera ada pada tahap ke empat. Perlambangnya “Catur Wanara Rukem” (Catur: empat; Wanara: Kera; Rukem: masakan atau buah-buahan). Pengertiannya sehabis mengakhiri sloki ke empat maka sikap insan digambarkan seumpama simpanse berebut buah-buahan. Pasti gempar tentunya.

Kecanduan OPIUM digambarkan dalam tiga tahap, Sumbangsih simpanse ada pada posisi pertama dari tiga tahap: “Wanara, Diyu dan Kul” (Wanara: Kera; Diyu: Raksasa; Kul: Keong):


TAHAPAN WANARA, DIYU DAN KUL

(1) “WANARA” (kera) digambarkan selaku makhluk yang banyak akalnya. Cari opium tidak gampang, liku-likunya panjang alasannya merupakan jalurnya niscaya illegal. Harganya pun tidak murah. Orang kecanduan akan menggunakan secara tetap dan dosisnya makin usang makin meningkat. Sejalan dengan meningkatnya dosis, keperluan duit untuk beli candu akan meningkat pula. Harus banyak tips dan seni administrasi untuk mendapat uang. Mulai dari menipu, mencuri bahkan merampok. Korbannya tidak hanya orang luar, keluarga sendiri pun  bisa kena. Dibutuhkan nalar "kera" dalam hal ini.

Setelah candu diperoleh dan insan mulai mengisap maka tumbuhlah sifat  (2) “DIYU” (raksasa) selaku citra makhluk angkara yang maunya mendapatkan semua yang dimaui. Alhasil semua tercapai dalam kedamaian maboknya: :Kamukten dan kaswargan” walau sekedar dalam dunia maya.

Akhirnya insan betul-betul mabok, maka kini ia menjadi (3) “KUL” (keong) yang tidur meringkuk dalam rumah keongnya. Samasekali tidak berdaya, tidak dapat menjalankan apa-apa lagi.

Wanara, Diyu dan Kul tiga hal yang tidak ada keuntungannya samasekali. Diri sendiri rusak, demikian pula di masyarakat, ia tanpa guna. Pemerintah berusaha keras untuk menangani hal ini. Menghilangkan sumber kecanduan dan memulihkan orang kecanduan. Tetapi orang yang kecanduan sendiri juga mesti punya tekad untuk berhenti, alasannya merupakan kecanduan menghancurkan jasmani dan rohani.


LIDING DONGENG

Kita balik lagi ke simpanse dalam keadaan lain. manusia  jangan hingga kalah sama kera. Charles Darwin konon mengatakan: “An American monkey, after getting drunk on brandy, woud never touch it again, and thus is much wiser than most man”. Monyet Amerika sehabis satu kali mabok brandy tak akan mau lagi menjamah brandy. Jadi: simpanse lebih bijak ketimbang pada biasanya manusia”

Teman saya Tony mengomentari: “Iya mas, itu kan simpanse Amerika, disebut Amerikan monkey. Kera mas Iwan kan simpanse Jawa, sebutannya Wanara”. Ya lain dong. (IwMM)

Related : Kecanduan: Tuladha Dari Kera, Raksasa Dan Keong

0 Komentar untuk "Kecanduan: Tuladha Dari Kera, Raksasa Dan Keong"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)