Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (5) - Kukila



Episode ke 5 dari 6 tulisan: Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga

1
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (1) - Pendahuluan
2
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (2) - Wisma
3
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (3) - Wanodya
4
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (4) - Turangga
5
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (5) - Kukila
6
Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (6) - Curiga

 Orang bau tanah kita jaman dahulu cukup bakir dalam mengerti pentingnya situasi santai KELENGKAPAN KSATRIA JAWA PARIPURNA: WISMA, WANODYA, TURANGGA, KUKILA, CURIGA (5) - KUKILA
“Kukila” merupakan burung, selaku “klangenan” atau hobby, untuk relaksasi. Orang bau tanah kita jaman dahulu cukup bakir dalam mengerti pentingnya situasi santai. Seorang tidak dapat didera terus dengan tugas. Ada saatnya istirahat memulihkan “balung sungsum”.
Burung khusus yang menjadi piaraan ksatria Jawa merupakan “perkutut”. Perkutut dipiara di rumah. Pengertiannya, rumah disamping fungsi yang sudah disebut pada episode ke dua, merupakan wilayah seorang ksatria bersantai. Saat melakukan tugas, tidak ada kata bersantai-santai. “Fesbuk’an di saat kiprah pastinya tidak betul. Istirahat ditangani waktu ishoma, snack sore dan tidur malam, namun itu bukan berleha-leha.
Jaman kini burung sudah diganti perlengkapan audio(visual). Bersantai banyak alternatifnya. Pijat refleksi, karaoke, golf, renang, membaca bacaan ringan, dan masih banyak lagi. Semua baik, sepanjang ditangani “for the sake of relaxation” bukan untuk kepentingan lain dan sesuai kemanpuan kita. Kalau memang merasa tenteram dengan golf, bisa dan tidak untuk pamer atau yang lainnya, apa salahnya. Kalau cuma bisa cangkrukan dengan teman-teman sekampung sambil “omong klobot” (baca posting omomg klobot) dan merasa terhibur serta tidak iri hati dengan yang dapat melakukan lebih, itu juga baik.
Kukila juga melambangkan seni dan keindahan. Hobby juga bernuansa seni. Mendengarkan musik, menyanyi, melukis, dan lain-lain. Ilmu (lihat “turangga” pada episode ke tiga) pada hakekatnya juga seni. Ilmu tanpa seni akan menjadi kering. Dengan mengerti seni dan keindahan, otak kanan dan otak kiri akan seimbang. Sang ksatria akan kian luwes dalam pelaksanaan tugasnya.
 
LIDING DONGENG:
Memang cuma terhadap ibu aku ia menggunakan krama inggil. Saya yang kala itu masih mahasiswa, mungkin dianggapnya masih bocah wingi sore. Mengenai “kukila ia menerangkan demikian”: “Wong urip kudu nyambutgawe, nanging ya kudu duwe klangenan) biar uripe imbang. Biyen durung ana listrik ya ngingu manuk sing swarane apik, bisa nentremake pikiran. Manungsa yen pikirane tentrem, uripe luwih ayem, swasanane adhem, bisa mikir luwih premati”. (IwMM)

Related : Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (5) - Kukila

0 Komentar untuk "Kelengkapan Ksatria Jawa Paripurna: Wisma, Wanodya, Turangga, Kukila, Curiga (5) - Kukila"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)