Masih ada kaitannya dengan wikikeretapi (alias wikinya kereta api, hehe.. maksa dikit lah), kali ini akan dibahas segala jenis yang berhubungan dengan ungkapan “wesel”, berikut juga dilampirkan pola foto-fotonya.
Wesel, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan :
• surat pos untuk mengantarkan uang
• surat pembayaran yang sanggup diuangkan ke bank oleh pemegangnya
• konstruksi batang-batang rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) kawasan memindahkan jurusan jalan kereta api
Pada blog ini pastinya cuma akan dibahas mengenai point yang ketiga saja.
Ada empat argumentasi kenapa kereta api mesti berpindah spur :
1. Karena kereta api menuju arah yang berlainan dengan spur lurus dimana kereta api kini bergerak.
2. Karena ada kereta api pada spur lurus sehingga kereta api yang gres tiba mesti ditampung pada spur lain.
3. Karena kereta api akan berhenti untuk naik dan turun penumpang di stasiun dan tidak pada spur lurus.
4. Karena untuk mengerjakan acara langsir.
Disinilah wesel akan sungguh berperan penting dalam proses perpindahan jalur kereta api. Jika dilihat pada foto ini (dari arah gambar diambil), maka fungi wesel sendiri sanggup selaku memadukan rel yang banyak menjadi satu tujuan, (arah ini biasa disebut wesel keluar)
Atau sanggup juga kebalikannya yakni dari rel yang satu jalur menjadi bercabang banyak (arah ini biasa disebut wesel masuk).
Jalur jalan kereta api sanggup memotong jalur jalan kereta api lain pada jaringan jalan rel yang melayani beberapa arah. Perpotongan dilaksanakan pada persilangan dengan pengawalan dari stasiun setempat.
Jenis Wesel
Pada permulaannya perpindahan spur dilaksanakan dengan menggunakan wesel dimana ada empat penggalan yang bergerak, yakni dua pada pengecap wesel dan dua pada hati wesel (kalau wesel jenis ini tidak ada umpamanya di Indonesia). Wesel dengan empat penggalan yang sanggup digerakkan sangatlah ideal. Namun untuk menerapkan desain ini, terlebih pada kereta api dengan tekanan gandar yang berat dan berkecapatan tinggi, tidak mudah. Mekanisme untuk menggerakkan keempat penggalan tersebut dan menempatkan pada posisi terkunci menjadi kasus yang tidak gampang dipecahkan.
Wesel yang banyak digunakan kini cuma memiliki dua penggalan yang sanggup digerakkan. Kedua penggalan yang sanggup digerakkan tersebut diikat menjadi satu dan posisinya bergeser bareng pada dikala digerakkan. Kedua penggalan tersebut merupakan pengecap wesel kiri dan pengecap wesel kanan yang dipasang ditengah-tengah rel utama dan berfungsi mengganti arah perjalan roda.
Lidah wesel merupakan penggalan yang menyeleksi arah gerak roda. Sepasang pengecap dihubungkan dengan suatu batang besi sehingga gerak sepasang pengecap tersebut bersama-sama. Jika pengecap melekat pada rel kiri maka pada rel kanan pengecap akan memberi celah untuk roda lewat. Demikian juga sebaliknya.
Bagian lain dari wesel, yakni hati wesel merupakan penggalan tetap yang tidak sanggup digerakkan dan dibiarkan memiliki celah agar flens roda sanggup melewatinya. Bagian ini terkena hentakan roda akhir adanya celah yang ditawarkan bagi flens roda. Karena itu hati wesel biasanya dibentuk dari baja (mangan steel) agar bertahan lama. Bagian ujung dari hati wesel dibentuk lebih rendah 8 mm dari permukaan rel dan cuma menyangga penggalan sisi dari flens roda. Bidang jalan roda menginjak rel sayap tanpa menjamah ujung hati wesel. Seteleh roda berada pada penggalan hati wesel yang memiliki lebar sekitar 70 mm barulah beban roda kembali ditopang oleh hati wesel.
Untuk lintas cabang yang tidak padat dan untuk menekan ongkos investasi, hati wesel juga sanggup dibentuk dari dua batang rel yang diiris menyudut dan disatukan untuk mengikuti bentuk hati wesel. Dalam suasana sulit, pengerjaan hati wesel dari rel yang ada merupakan satu pemecahan yang sungguh membantu. Walaupun efeknya merupakan timbulnya semboyan 2A, atau bahkan 2B
Jika hati dan pengecap wesel memiliki posisi yang saling berdekatan, maka akan membentuk menyerupai pola foto disamping ini.
Bagian hati wesel merupakan titik lemah dan memunculkan hentakan roda. Pada dikala roda berada diujung hati wesel, permukaan roda pada sisi tersebut tidak ditopang. Sehingga hal yang terjadi berulang-ulang dilewati roda ini akan menyebabkan “hati wesel yang terluka”. Seperti layaknya insan yang juga sanggup terluka hatinya. Oleh lantaran itu berhati-hatilah dalam bermain hati (loh, jadi gak nyambung nih…)
Maksudnya agar wesel yang dilalui roda sanggup berlangsung lebih aman, maka di samping / seberang hati wesel tersebut mesti dipasangi semacam rel paksa (ukuran pendek) yang berfungsi selaku penyangga. Dan flens roda yang melewatinya akan diapit oleh rel utama dan rel penyangga, yang hendak membuat hati wesel menjadi lebih kondusif pada dikala dilalui roda.
PERHATIAN :
Ada dikala dimana roda kereta yang lewat wesel sedikit "melayang" (floating), yakni pada dikala berpindah dari Sayap Wesel ke Hati Wesel, dimana terdapat celah yang cukup lebar pada penggalan itu. Ini terjadi pada semua jenis wesel. Jika roda di beri traksi berlebih (misal : dikala dilaksanakan pengereman) lantaran beban yang cukup berat, ada kemungkinan flens roda akan sedikit terlontar dari jalurnya dikala terjadi perpindahan, pada kecepatan yang cukup tinggi sanggup menyebabkan roda keluar dari rel. Ini menyebabkan dikala KA melalui Wesel, dilarang mengerjakan pengereman keras atau menawan dengan tenaga sarat untuk menyingkir dari hal hal yang tidak dinginkan. Untuk lebih jelasnya sanggup memperhatikan gerakan roda KA yang sedang melalui Wesel di rel rel terdekat di kawasan tinggal anda.
Dari foto disamping kanan terlihat ada 2 paket wesel biasa yang berdekatan dan sudah terbentuk dengan sempurna. Jika dibaca pergerakan kereta dari arah lokomotif tersebut berangkat, maka sanggup ditentukan bahwa pada dikala melalui wesel pertama rangkaian KA akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang sebenernya wesel terbentuk pada posisi spur lurus), kemudian pada wesel kedua KA juga akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang terbentuk memang merupakan spur belok).
Ada 5 jenis wesel yang biasanya banyak digunakan merupakan :
1. Wesel Sederhana,
yaitu yang berisikan dari satu percabangan , jalur lurus dan jalur belok. Jalur percabangan pada wesel dibentuk menikung tetapi tidak diberi peninggian, kecuali pada wesel tikungan. Karena itu kecepatan pada wesel dibatasi menjadi :
V = 2,91 x R
Dimana V [km/jam] dan R[m]
Ada tiga cara menyatakan besarnya jari-bagian spur yang berbelok pada wesel. Pertama, jari-jari merupakan as trek pada penggalan yang melengkung. Kedua, jari-jari merupakan jari-jari rel luar yang melengkung pada penggalan trek yang melengkung. Ketiga, jari-jari merupakan jari-jari rel dalam yang melengkung pada penggalan trek yang melengkung. Jari-jari spur yang berbelok pada wesel juga dipahami selaku jari-jari wesel.
Cara penulisan wesel merupakan :
WS 1900 1:12
Pada penulisan tersebut artinya wesel sederhana dengan jari-jari 1900 m dan sudut 1:12
Sudut wesel dijumlah selaku tangen α atau 2 x sin (α/2) dan pada penulisannya dinyatakan selaku perbandingan 1:n. Wesel sederhana yang banyak digunakan di Indonesia merupakan wesel dengan sudut 1:10 atau 1:12.
Jika wesel dilalui kereta api dari arah pengecap wesel menuju ke hati wesel, arah tersebut dinamakan arah tampang (facing direction), alias posisi KA masuk wesel. Jika wesel dipandang dari arah hati wesel menghadap ke pengecap wesel, maka arah tersebut dinamakan arah buntut (trailing direction), alias posisi KA keluar wesel. Kereta api yang berlangsung dari arah buntut lebih kondusif dibandingkan ketimbang arah muka.
Sebuah wesel dinamakan wesel tampang jikalau wesel tsb dipasang sedemikian rupa sehingga cuma kereta api dari arah tampang yang lewat wesel tsb. Dinamakan wesel buntut, jikalau wesel tsb dipasang sedemikian rupa sehingga cuma kereta api dari arah buntut yang lewat wesel tsb. Pada lintas dengan spur tunggal, kereta api yang melalui wesel kebanyakan dari kedua arah.
Wesel sederhana dinamakan wesel kanan jikalau spur belok terletak di sebelah kanan spur lurus. Wesel sederhana dinamakan wesel kiri jikalau spur belok terletak di sebelah kiri spur lurus. Penentuan kanan dan kiri dipandang dari arah muka.
2. Wesel Ganda,
Yaitu yang merupakan dua wesel sederhana dirangkai satu sama lain. Wesel ganda satu sisi terbentuk dengan letak kedua percabangan ada pada sisi yang serupa (misal: kedua wesel tsb terdapat pada sisi kiri, atau sebaliknya pada sisi kanan) . Sementara pada wesel ganda dua sisi, letak kedua percabangan ada pada sisi yang berlainan (cabangnya sanggup belok ke kiri terlebih dahulu, atau sebaliknya kanan terlebih dahulu, yang terperinci posisi antar wesel ini sungguh dekat)
Wesel ganda dipasang jikalau lahan yang tersedia tidak cukup untuk memasang dua wesel sederhana. Dari sisi investasi dan ongkos perawatan pemasangan wesel ganda akan menjadi beban dan semestinya dihindari. Sehingga tidak didapatkan wesel versi menyerupai ini di Indonesia, lantaran itu tidak ada pola fotonya.
3. Wesel Tikungan,
Lengkungan spur belok pada wesel tikungan niscaya lebih besar dari lengkungan spur utama. Berkaitan dengan peninggian pada jalan berbelok, penggunaan wesel pada tikungan menghasilkan kasus peninggian menjadi lebih sulit. Alternatif pemakaian wesel tikungan sanggup dibenarkan jikalau pemasangan wesel sederhana pada spur lurus lantaran keadaan tertentu menjadi lebih mahal.
Wesel tikungan dengan spur belok yang dibentuk pada sisi dalam tikungan spur utama dinamakan wesel tikungan dalam. Wesel tikungan sanggup juga dibentuk menikung pada arah yang bertentangan dengan tikungan spur utama dan dinamakan wesel tikungan luar.
Ini merupakan pola versi wesel tikungan ke kiri yang sedikit “agak maksa”, terdapat pada stasiun Kuripan. Sementara pola wesel tikungan pada arah yang bertentangan (masih agak maksa juga) terdapat pada foto utama paling atas, yang terdapat di kota solo. Atau orang biasa menyebutnya selaku segitiga pembalik, lantaran sanggup digunakan untuk memutar 1 set rangkaian kereta api.
Kenapa disebut agak maksa? Karena antara rel yang terdapat sepanjang pengecap wesel sampai hati wesel masih belum sepenuhnya berupa lengkungan.
4. Wesel Persilangan,
Foto disamping menyediakan suatu wesel persilangan di stasiun Jatinegara. Wesel persilangan membutuhkan ongkos pemeliharaan yang tinggi, dan resiko gangguan pada kelangsungan perjalanan kereta api lebih besar dibanding pada wesel sederhana. Sehingga sungguh jarang pada emplasemen stasiun digunakan wesel dengan versi menyerupai ini. Biasanya versi ini digunakan pada stasiun yang sudah mentok, menyerupai pada stasiun Tanjung Priok dan Surabaya Kota. Disini wesel akan sungguh berperan dalam memudahkan proses langsiran lokomotif, lantaran cukup meninggalkan rangkaian pada emplasemen stasiun tsb, dan lokomotif siap kembali pulang dengan melalui wesel persilangan ini.
5. Wesel Persilangan Ganda,
Wesel persilangan ganda atau yang lazim kita disebut dengan Wesel Inggris, memungkinkan pada dua spur yang berpotongan untuk mengerjakan perpindahan jalur ke semua kemungkinan arah. Foto disamping menyediakan Wesel Inggris. Wesel jenis ini membutuhkan ongkos pemeliharaan yang cukup tinggi, dan KA yang lewat riskan anjlok. Karena itu biasanya didekat wesel ini ada bertuliskan kata “AWAS WESEL INGGRIS”. Bahkan insan yang lewat di atas wesel inipun sanggup “anjlok” alias kesandung.
Sementara foto disamping kanan ini menyediakan alternatif penyusunan wesel sederhana yang sedemikian rupa dengan fungsi yang serupa menyerupai pada Wesel Inggris, tetapi menyingkir dari penggunaan Wesel Inggris. Mungkin sanggup disebut “semi wesel inggris”. Dari posisi gambar diambil sepertinya rel yang terbentuk dikala itu cuma sanggup dilewati KA dari rel yang sebelah kiri, kemudian masuk “semi wesel inggris” dan pribadi berbelok ke kanan (atau sebaliknya). Sehingga lokomotif di didepannya mesti menunggu.
Ada kalanya wesel inggris sanggup turun pangkat dari fungsinya sehari-hari jikalau kondisinya menyerupai ini. Dimana dari keempat arah yang ada, salah satunya sudah buntu tertutup oleh tanah & rumput (ujung kanan). Nah, kalo udah menyerupai ini maka tak ubahnya wesel inggris cuma berfungsi selaku wesel sederhana yang memiliki dua opsi cabang (hanya terdapat 3 arah). Kecuali kalau PPKA ingin mempergunakan rel buntu tsb menjadi spur badug, yang sanggup dimanfaatkan secara sengaja untuk “meng-anjlokkan” KA yang berlangsung lantaran tidak diharapkan.
Persilangan Spur
Persilangan spur merupakan perpotongan trek pada bidang yang sama. Berbeda dengan wesel, pada persilangan spur tidak terdapat pengecap wesel dan yang ada cuma hati wesel. Kaprikornus persilangan dua jalur jalan kereta api ini dilalui tanpa adanya wesel menyerupai pada umumnya.
Jika suatu dikala lantaran keadaan (atau dikondisikan) suatu lintasan rel menjadi sepi dari lalu-lalang kereta api, maka tunggulah berkurangnya tugas dari si wesel tersebut. Sehingga usang kelamaan maka wesel akan menjadi mati, bahkan hal yang terburuk merupakan jikalau jaringan rel tsb akan/telah mati. Dan foto ini merupakan menggambarkan tugas wesel dan sinyal mekanik yang sudah mati, tetapi masih mujur lintasan relnya tidak mati.
Silahkan klik pada gambar untuk memunculkan imbas “mak erot” :D :D
Demikian sedikit klarifikasi mengenai wesel beserta fungsi-fungsinya, mohon maaf jikalau ada kesalahan tulis atau kata-katanya sulit dimengerti. Maklum saja yang nulis soalnya bukan spesialis wesel.
Terima kasih
Spoorwegen
Didukung oleh bukunya Darmawan “Teknologi Jalan Rel”
0 Komentar untuk "Kupas Wesel"