Tamba Teka Lara Lunga


Obat tiba penyakit pergi. Mungkin ini prospek orang yang mencari pengobatan. Sakit memang tidak enak. Perilaku orang sakit lazimnya dikerjakan sendiri dulu. Entah kerokan, atau sekedar gosokan minyak kayu putih, minum jamu yang beliau tahu atau upaya berdikari lainnya. Kalau diobati sendiri satu dua hari tidak berhasil, barulah ia mencari seseorang yang dipandang bisa menampilkan solusi. Bisa ke penyembuh tradisional, mungkin menemui Bidan di Desa. ke Puskesmas Pembantu, atau eksklusif ke dokter terdekat, bisa di Puskesmas atau Dokter Praktek Swasta. Bahkan ada yang eksklusif ke Dokter Spesialis, apabila perlu eksklusif ke luar negeri.

Semuanya dengan prospek amat tinggi yakni “tamba teka lara lunga”. Inilah salah satu penyebab banyaknya orang minta suntik. Bahkan mau suntik dua, pantat kiri dan pantat kanan sekaligus. Ada seorang pasien yang begitu dramatis menceriterakan: “Begitu jarum masuk, terasa obat mengalir ke seluruh badan, tak usang lalu saya berkeringat. Adem panas dan ngelu saya eksklusif hilang”. Itulah sebabnya apabila cuma diberi resep, merasa belum diobati. Apalagi saat nebus obat di apotik, telah mahal harganya, sakitnya tidak eksklusif hilang.

“Tamba teka lara lunga” yakni prospek “sembuh seketika”. Mana ada orang sakit sembuh seketika. Yang bisa hilang saat itu juga hanyalah “gejalanya” sedang sakitnya ya nunggu nanti beberapa-hari lagi. Sakit Flu saja butuh beberapa hari untuk sembuh. Bahkan ada yang minimum 6 bulan hingga setahun menyerupai Kusta dan Tuberkulosis paru. Demikian pula tolong-menolong ada yang perlu dikelola seumur hidup, menyerupai kencing bagus dan darah tinggi.

Harapan “Tamba teka lara lunga” menjadi ketidakpuasan saat yang terjadi "Tamba teka lara ora lunga-lunga". Kalau tidak diiimbangi dengan klarifikasi terhadap pasien bahwa insyaallah penyakitnya akan sembuh kira-kira sekian hari, sekian bulan, atau perlu kendali secara bersiklus dan sebagainya akan menyesatkan dan kasihan si sakit. Kalau ia punya duit ia akan pergi ke daerah lain dan ke daerah lain lagi. Bahayanya ia akan ganti-ganti obat, dan apabila obatnya "antibiotika" ancamannya yakni resistensi obat yang mesti dibayar lebih mahal, baik harga obat maupun waktu pengobatannya.

Entah sejak kapan mindset “tamba teka lara lunga” ini ada. Mungkin pada jaman masih banyak orang sakit “panas tis” (panas dan atis atau panas dan dingin) alias malaria dan disuntik kina dan antipirin. Atau pada jaman suntik masih menjadi “icon” pengobatan terbaru dan orang dengan ganjalan pegel linu disuntik obat anti sakit (analgetika).

Tidak semua penyakit perlu suntik. Bila terjadi “tamba teka lara ora lunga-lunga” itu hal yang wajar. Penyakit perlu waktu untuk penyembuhannya. Oleh alasannya itu kita lebih baik mempertahankan kesehatan dengan membudayakan “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” sehingga “ora mertamba nanging lelara ora teka”,  tidak berobat tapi penyakit tidak datang. Kalau ditimpa sakit memang kita mesti berobat, tapi mesti sadar bahwa tidak mungkin ... “ewes ewes ewes penyakit beres” (IwMM)

Related : Tamba Teka Lara Lunga

0 Komentar untuk "Tamba Teka Lara Lunga"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)