Berangkat menjalankan perjalanan di pagi buta mungkin merupakan sebuah hal yang paling memberatkan untuk dilaksanakan. Bagaimana tidak, KA Malang Ekspres yang pertama kali berangkat dari stasiun Malang merupakan pukul 5.15 pagi, matahari-pun masih belum nongol, ditambah lagi udara di kota Malang yang cukup dingin.
Namun jikalau telah ada niat, nampaknya juga tidak akan menjadi duduk kendala sih :)
Berikut foto2 perjalanan dan stasiun yang dilewati maupun disinggahi sepanjang Malang sampai Surabaya :
Blimbing, dengan langit yang masih agak gelap, maklum kepagian. Ditambah settingan kamera yang masih belum pas, dapatlah foto apa adanya.
Singosari, yang telah mulai agak terang.
Lawang, berhenti normal tetapi KA sempat tertahan cukup lama, tetapi tidak bersilang.
Sengon, lanjut berlangsung tanpa BLB.
Sukorejo, masih ada sisa alat untuk mengisi air pada lokomotif uap di zaman dahulu.
Wonokerto, sempat bersilang dengan KA Penataran menuju Blitar, tetapi KA Malang Ekspres berlangsung langsung.
Bangil, merupakan stasiun yang mempunyai rel cabang dan selaku konferensi dari arah Jember/Banyuwangi dan Malang.
Porong, stasiun yang tinggal menanti waktu operasionalnya yang nasibnya sungguh bergantung dengan meluapnya lumpur Lapindo.
Tanggulangin, merupakan daerah pengrajin yang bahan-bahannya yang dibikin kulit, menyerupai jaket, tas, sepatu dan lain-lain. Namun dikala ini menjadi sepi jawaban dari kendala lumpur Lapindo.
Hingga menuju stasiun Surabaya Gubeng, dan disinilah berakhirnya perjalanan dengan menggunakan KA Malang Ekspres dari stasiun Malang.
Namun jikalau telah ada niat, nampaknya juga tidak akan menjadi duduk kendala sih :)
Berikut foto2 perjalanan dan stasiun yang dilewati maupun disinggahi sepanjang Malang sampai Surabaya :
Blimbing, dengan langit yang masih agak gelap, maklum kepagian. Ditambah settingan kamera yang masih belum pas, dapatlah foto apa adanya.
Singosari, yang telah mulai agak terang.
Lawang, berhenti normal tetapi KA sempat tertahan cukup lama, tetapi tidak bersilang.
Sengon, lanjut berlangsung tanpa BLB.
Sukorejo, masih ada sisa alat untuk mengisi air pada lokomotif uap di zaman dahulu.
Wonokerto, sempat bersilang dengan KA Penataran menuju Blitar, tetapi KA Malang Ekspres berlangsung langsung.
Bangil, merupakan stasiun yang mempunyai rel cabang dan selaku konferensi dari arah Jember/Banyuwangi dan Malang.
Porong, stasiun yang tinggal menanti waktu operasionalnya yang nasibnya sungguh bergantung dengan meluapnya lumpur Lapindo.
Tanggulangin, merupakan daerah pengrajin yang bahan-bahannya yang dibikin kulit, menyerupai jaket, tas, sepatu dan lain-lain. Namun dikala ini menjadi sepi jawaban dari kendala lumpur Lapindo.
Hingga menuju stasiun Surabaya Gubeng, dan disinilah berakhirnya perjalanan dengan menggunakan KA Malang Ekspres dari stasiun Malang.
0 Komentar untuk "Malang - Surabaya, Inside The Train"