Wahai para suami, pujilah istrimu, sebelum ada oranglain yang memuji istrimu. Sehingga kebanggaan darimu sudah tak mempan lagi, bahkan mungkin tak berguna.Setan senantiasa mencari bilik sela untuk bisa merusak rumahtangga manusia. Ketika tak sukses dengan cara jelas terangan, maka cara halus pun dilancarkannya demi kesuksesan tujuannya.
Seorang suami hendaknya faham bahwa perempuan yakni makhluk "halus" yang suka disanjung dalam bentuk verbal (kata-kata). Terutama oleh orang yang sungguh memiliki arti dalam kehidupannya (anak bahkan suami).
Suami tak perlu jaim terlebih mudah-mudahan terlihat mewah dan merasa jatuh harga dirinya di saat memuji istrinya. Rasulullah dengan segala kesempurnaannya tak pernah mangkir memuji istri-istrinya. Segala kebaikan istri-istrinya selaku di-list dalam memori hebatnya. Sehingga para istrinya tak pernah merasa kehilangan kasih dan sayangnya di manapun Rasulullah berada.
Di bawah ini ada suatu dongeng yang dirangkum dari terjemahan kitab Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari yang ditulis oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani:
Ada sebelas orang perempuan berkumpul kemudian mereka berjanji dan bersepakat untuk tidak menyembunyikan sedikitpun kabar tentang suami mereka.
Maka perempuan pertama berkata, “Sesungguhnya suamiku yakni daging unta yang kurus yang berada di atas puncak gunung yang tanahnya berlumpur yang tidak gampang untuk didaki dan dagingnya juga tidak gemuk untuk diambili”.
Maksudnya yakni sang perempuan memisalkan kejelekan moral suaminya seumpama gunung terjal, yang menyibukkan untuk didaki. Demikian juga sifat arogan suaminya yang merasa di atas. Dan menyamakan suaminya yang pelit dengan daging unta yang kurus.
Daging unta tidak sama dengan daging kambing lantaran daging unta rasanya kurang enak. Oleh lantaran itu banyak orang yang tidak begitu senang dengan daging unta. Orang-orang lebih mendahulukan daging kambing kemudian daging sapi gres kemudian daging unta.
Ditambah lagi dagingnya dari unta yang kurus. Lebih parah lagi daging tersebut memiliki bau yang kurang enak. Yaitu walaupun sang istri butuh terhadap apa yang dimiliki suaminya tetapi ia tahu bahwa suaminya pelit, kalau ia meminta dari suaminya maka akan sungguh sukar sekali untuk diberi. Kalaupun diberi hanyalah sedikit lantaran pelitnya suaminya, ditambah lagi moral suaminya yang arogan lagi merasa tinggi.
Begitulah di saat keangkuhan seorang suami bergelayut dalam kehidupan suatu rumahtangga tetapi secara tak sadar dimiliki olehnya. Maka, nyaris bisa di tetapkan rumahtangganya diambang jurang kehancuran, terlebih jika ditambah pengertian qowwam sarat kedangkalan.
Hanya lantaran merasa tepat dengan kecerdasan dan tampang tampan, sehingga enggan memuji istrinya yang dapat jadi bahu-membahu anggun di mata orang. Apalagi jika istrinya berperawakan biasa biasa saja, mungkin bukan kebanggaan yg di dapatkan, bisa jadi cemoohan lantaran merasa istrinya tak sempurna.
Istrinya cerdas, baik hati, sayang keluarga, sayang anak anak, bakir memasak, bakir beres beres dan higienis bersih, bakir sosialisasi dengan tetangga, ramah, bakir cari duit juga. Tambah dewek, hihihi.
Dari hal di atas, tidak adakah hal yang pantas disanjung dari istrimu sehingga begitu kaku lisanmu untuk memuji istrimu. Sesungguhnya hatimu yang dibikin dari apa?
Mau tau apa yang terjadi?
Ketika sang istri haus akan pujian, sementara di luar sana aneka macam yang memujanya, bahkan para laki-laki yang "kuker" (kurang kerjaan) melayangkan rayuan mautnya, maka istri andapun bisa jadi klepek-klepek tanpa merasa berdosa tersebab sang suami tak pernah memujinya.
Suatu di saat ia akan berkata bye-bye kepadamu, lantaran dahaganya sudah dipenuhi pria lain yang sudah mengobati kering relung hatinya. Bahkan kebanggaan "pahlawan kesiangan" darimu sudah tak bisa lagi menjawab kekalutan hatinya.
Cukup semenit saja. Ketika lelahnya istrimu merawat anak-anakmu, dan kamu hadir untuk sekedar "menyapa" dan berterima kasih padanya atas hari hari yang sudah diberikan untuk keluargamu. Betapa bahagianya dia. Dan lantunan doa kebaikan untukmu tak pernah usai membersamaimu dalam gerak hatinya dimana pun langkah kakimu terjejak.
Jangan pernah aib memuji istrimu, sebelum usai umurmu membersamainya. Pujlah istrimu semampu yang kamu bisa. Merajut sakinah yakni suatu ikatan dalam kebersamaan tanpa ketimpangan. Saling menguatkan ikatan tanpa ada niat untuk melepaskan. Saling memberi. Saling menasehati. Bahkan saling memuji. Merajut yakni suatu nilai kebersamaan, bukan kesendirian. Sumber https://www.parentnial.com/
0 Komentar untuk "Mengapa Lidahmu Keluh Untuk Sekedar Memberi Kebanggaan Pada Pasangan"