Ngeri! Komnas Pa Ungkap 93,7 Persen Siswi Smp & Sma Di Depok Tak Perawan

Ilustrasi program sosialisasi upaya pencegahan ancaman Narkoba di Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, Rabu, 18 Oktober 2017 (Foto: limo.depok.go.id)

DEPOK - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengungkapkan hasil survei yang dilaksanakan sejak lima tahun kemudian bahwa sebanyak 93,7 persen siswi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas di Kota Depok mengaku telah tidak perawan. 

Hal itu diungkapkan terkait pernyataan anggota Komisi III dewan perwakilan rakyat RI dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid yang menyatakan, 70 persen siswi Sekolah Menengah Pertama di Kota Depok telah tidak perawan.   


"Kami telah umumkan survei lima tahun kemudian bahwa sebanyak 93,7 persen siswi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas di Kota Depok mengaku telah tidak perawan. Kaprikornus apa yang diungkapkan Bu Nur Azizah itu mendekati kebenaran," ujar Ketua Komnas PA, Ariet Merdeka Sirait dengan sejumlah wartawan di Kota Depok seumpama dilansir Republika, Rabu (23/12).


Menurut Arist, dari angka 93,7 persen tersebut, sebanyak 61,2 persen di antaranya mengaku memutuskan pengguguran atau menggugurkan kandungan. 


"Survei di beberapa daerah dengan sampling sekira 4.700 siswi Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Kaprikornus jikalau diturunkan persentase itu atau yang dilansir di Kota Depok itu dibenarkan dengan angka itu," tegasnya.


Dia mengutarakan, angka persentase yang dibilang Nur Azizah yakni 70 peren itu seumpama dengan data Komnas PA. 


"Hanya memang jumlah samplingnya berbeda. Dari data kami, bahkan 97 persen lebih itu mengaku pernah nonton pornografi. Kaprikornus sikap seks sampaumur di Kota Depok itu sesuai angka-angka itu. Makanya perlu diantisipasi. Hasil survei tersebut sungguh miris dan menyeramkan bagi masa depan anak," terperinci Arist.


Untuk itu, lanjut Arist, pihaknya senantiasa mengkritik klaim Kota Depok selaku Kota Layak Anak dengan beragam penghargaan yang dicapai pemkot (Pemkot) Depok. 


"Faktanya Kota Depok tidak layak anak, namun senantiasa dibantah. Apalah gunanya mengatakan, Depok Kota Layak Anak, Kota Ramah Anak dan sebagainya namun sikap penyimpangan seks anak dan korban kekerasan anak masih banyak terjadi," tuturnya.


Arist menegaskan, dengan temuan tersebut, maka problem kekerasan kepada anak di Kota Depok bukan lagi pada level darurat tetapi telah masuk klasifikasi abnormal. 


"Kami berharap Pemkot Depok tekun mengelola dan memperhatikan masa depan anak-anak, jangan cuma mengejar-ngejar penghargaan saja. Jangan ada lagi kekerasan kepada anak, jangan ada lagi bawah umur jadi pengemis dan anak jalanan. Cegah pergaulan seks bebas di golongan anak-anak," harapnya.


Diutarakan Arist, langkah yang mesti secepatnya dilaksanakan untuk menghambat lonjakan problem tersebut yakni dengan mengerjakan penyuluhan yang berakar pada keperluan masyarakat.


"Penyuluhan dilaksanakan di pendidikan, lingkungan sekolah dan lewat fasilitas teknologi. Tak ketinggalan pentingnya tugas orang bau tanah dan keluarga terdekat," ucapnya. 


Sebelumnya, aggota dewan perwakilan rakyat di Komisi VIII dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid mengungapkan 70 persen siswi Sekolah Menengah Pertama di Kota Depok telah tidak lagi perawan. 


"Ini sungguh mengenaskan bagi para orang tua," kata Nur Azizah dalam program Diseminasi  Pembatalan Pemberangkatan Haji Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2020 di Kota Depok, Selasa (22/12).


Menurut Nur Azizah, banyaknya problem sampaumur putri di Kota Depok telah tidak perawan mesti secepatnya terselesaikan sebab hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab angka perceraian cukup tinggi di Kota Depok.


"Orangtua memiliki peranan yang sungguh penting untuk menangani bawah umur terjerumus pergaulan seks bebas. Ini mesti secepatnya di atasi mudah-mudahan generasi muda Kota Depok berakhlak mulia," tutur anggota dewan perwakilan rakyat RI dari tempat penyeleksian (dapil) Kota Depok dan Kota Bekasi ini.


Dia menekankan bahwa pendidikan agama yang berefek sanggup menangani sampaumur di Kota Depok terlibat dalam pergaulan seks bebas. 


"Ini jadi pekerjaan rumah Pemkot Depok untuk lebih ketat memantau lingkungan dan juga perlu pengawasan orangtua kepada putra dan putrinya dalam penggunaan gadget dan dikala berselancar di dunia maya," pungkas Nur Azizah yang juga istri mantan wali kota Depok, Nur Mahmudi Ismail. 


Sumber https://www.parentnial.com/

Related : Ngeri! Komnas Pa Ungkap 93,7 Persen Siswi Smp & Sma Di Depok Tak Perawan

0 Komentar untuk "Ngeri! Komnas Pa Ungkap 93,7 Persen Siswi Smp & Sma Di Depok Tak Perawan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)