SELAIN kesanggupan intelektual, kesiapan mental anak juga mesti diperhitungkan dalam aktivitas kegiatan menuntut ilmu di SD. Itu yang menjadi dasar pertimbangan peraturan 7 tahun masuk SD.
Banyak orang bau tanah yang protes pada Panitia Penerimaan Siswa Baru alasannya merupakan anaknya tidak bisa diterima di SD dengan argumentasi usia kurang dari 7 tahun. Karena orang bau tanah merasa anaknya telah bisa baca tulis dan berhitung. Tetapi apakah secara mental atau psikologis anak telah siap?
Pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap menyebarkan kemampuan sosial dan motorik atau gerak. Sedangkan untuk mulai menuntut ilmu di kelas 1 SD anak mesti telah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup usang dan dalam ruang yang terbatas.
Berikut ini beberapa argumentasi mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun, dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud:
1. Aspek Fisik
Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik. Untuk membisu di kelas hingga siang. Gerakan motorik anak telah lebih bagus, otot dan sarafnya juga telah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak telah lebih bisa kalau mesti menulis sendiri tanpa pinjaman orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun kadang-kadang belum siap, alasannya merupakan bawah umur usia ini masih suka bermain.
2. Aspek Psikologis
Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berfokus dengan baik pada usia di atas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kesanggupan fokus meningkat, kian bisa menyeleksi bahan mana yang mesti diamati dan yang mesti diabaikan. Rentang fokus untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.
Anak yang terlalu dini masuk SD biasanya masih berurusan utamanya di kelas satu, alasannya merupakan ia belum siap untuk menuntut ilmu berkonsentrasi. Ia masih menyebarkan keterampilan geraknya. Akibatnya ia akan sukar berkonsentrasi, walaupun secara kesanggupan intelektualnya ia telah cukup bisa menyelesaikan soal-soal yang disediakan.
3. Aspek Kognitif
Saat akan masuk ke SD anak dibutuhkan bisa membaca, menulis, berhitung sederhana. Selain itu anak juga dibutuhkan bisa mengikuti instruksi, paham dan bisa melakukan soal-soal yang diberikan.
4. Aspek Emosi
Umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik. Namun biasanya kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal. Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan memperoleh perhatian menyerupai di TK. Ia dibutuhkan lebih sanggup bangun diatas kaki sendiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya.
Jadi, duduk urusan yang mau terlihat merupakan anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tetapi di segi lain, umpamanya anak masih minta ditunggui bunda atau tidak berani pipis sendiri di toilet lazim sekolah atau mudah mengalah kepada kiprah yang diberikan atau tidak mau melakukan PR alasannya merupakan masih lebih senang bermain dan sebagainya.
Melihat aneka macam faktor tersebut, semestinya ayah bunda jangan terlalu dini menyekolahkan anak, lihat keadaan anak. Karena tiap anak berbeda. Jika ayah bunda memang masih belum percaya memasukkan anak ke SD, apabila perlu konsultasikan dengan psikolog anak apakah anak ayah bunda telah siap atau belum memasuki SD.
Alangkah baiknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Biarkan anak juga yang menentukan. Keberhasilan dan kemajuan anak juga diputuskan oleh keputusan permulaan memasukkan anak ke SD.
LUKITA PURNAMASARI Sumber https://www.parentnial.com/
Banyak orang bau tanah yang protes pada Panitia Penerimaan Siswa Baru alasannya merupakan anaknya tidak bisa diterima di SD dengan argumentasi usia kurang dari 7 tahun. Karena orang bau tanah merasa anaknya telah bisa baca tulis dan berhitung. Tetapi apakah secara mental atau psikologis anak telah siap?
Pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap menyebarkan kemampuan sosial dan motorik atau gerak. Sedangkan untuk mulai menuntut ilmu di kelas 1 SD anak mesti telah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup usang dan dalam ruang yang terbatas.
Berikut ini beberapa argumentasi mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun, dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud:
1. Aspek Fisik
Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik. Untuk membisu di kelas hingga siang. Gerakan motorik anak telah lebih bagus, otot dan sarafnya juga telah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak telah lebih bisa kalau mesti menulis sendiri tanpa pinjaman orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun kadang-kadang belum siap, alasannya merupakan bawah umur usia ini masih suka bermain.
2. Aspek Psikologis
Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berfokus dengan baik pada usia di atas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kesanggupan fokus meningkat, kian bisa menyeleksi bahan mana yang mesti diamati dan yang mesti diabaikan. Rentang fokus untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.
Anak yang terlalu dini masuk SD biasanya masih berurusan utamanya di kelas satu, alasannya merupakan ia belum siap untuk menuntut ilmu berkonsentrasi. Ia masih menyebarkan keterampilan geraknya. Akibatnya ia akan sukar berkonsentrasi, walaupun secara kesanggupan intelektualnya ia telah cukup bisa menyelesaikan soal-soal yang disediakan.
3. Aspek Kognitif
Saat akan masuk ke SD anak dibutuhkan bisa membaca, menulis, berhitung sederhana. Selain itu anak juga dibutuhkan bisa mengikuti instruksi, paham dan bisa melakukan soal-soal yang diberikan.
4. Aspek Emosi
Umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik. Namun biasanya kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal. Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan memperoleh perhatian menyerupai di TK. Ia dibutuhkan lebih sanggup bangun diatas kaki sendiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya.
Jadi, duduk urusan yang mau terlihat merupakan anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tetapi di segi lain, umpamanya anak masih minta ditunggui bunda atau tidak berani pipis sendiri di toilet lazim sekolah atau mudah mengalah kepada kiprah yang diberikan atau tidak mau melakukan PR alasannya merupakan masih lebih senang bermain dan sebagainya.
Melihat aneka macam faktor tersebut, semestinya ayah bunda jangan terlalu dini menyekolahkan anak, lihat keadaan anak. Karena tiap anak berbeda. Jika ayah bunda memang masih belum percaya memasukkan anak ke SD, apabila perlu konsultasikan dengan psikolog anak apakah anak ayah bunda telah siap atau belum memasuki SD.
Alangkah baiknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Biarkan anak juga yang menentukan. Keberhasilan dan kemajuan anak juga diputuskan oleh keputusan permulaan memasukkan anak ke SD.
LUKITA PURNAMASARI Sumber https://www.parentnial.com/
0 Komentar untuk "Perlu Dikenali Mengapa Usia Anak Masuk Sd Mesti 7 Tahun"